Nakita.id - Moms, sebuah penelitian beberapa tahun lalu, pernah membahas mengenai hubungan antara penggunaan pil KB dapat menurunkan risiko kanker, termasuk kolorektal, endometrium, dan ovarium.
Namun karena penelitian ini memeriksa data selama puluhan tahun, mereka masih menggunakan bentuk pil KB atau kontrasepsi oral yang lama, alias jarang dipakai saat ini.
Baca Juga : Tsunami Palu Jadi Sorotan Dunia, Siwon dan Yesung 'SUJU' Ungkap Belasungkawa
Para peneliti memutuskan untuk mencari tahu, apakah pengurangan risiko serupa dapat dikaitkan dengan pil yang lebih baru, yang datang dalam berbagai kombinasi dan tingkat hormon.
Baca Juga : Pasca Gempa dan Tsunami Palu, Fitur Facebook Ini Bisa Mengecek Kondisi Saudara!
Makalah tersebut berjudul "Association between contemporary hormonal contraception and ovarian cancer in women of reproductive age in Denmark: prospective, nationwide cohort study" diterbitkan dalam British Medical Journal pada 26 September.
Tim peneliti melihat data pada lebih dari 1,8 juta perempuan Denmark berusia 15 hingga 49 tahun antara 1995 hingga 2014.
Mereka dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga berikut:
1. Perempuan yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi hormonal,
2.Perempuan yang saat ini menggunakannya atau yang baru menggunakan hingga satu tahun,
3. Perempuan yang sebelumnya menggunakan selama lebih dari setahun.
Hasilnya, risiko kanker ovarium ditemukan tertinggi pada kelompok pertama yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi hormonal.
Baca Juga : Sulit Menurunkan Berat Badan? Mungkin Terkena Berbagai Penyakit Ini (Bagian 1)
Sementara itu, risikonya jauh lebih rendah di antara perempuan yang karena beberapa hal, menggunakan pil kombinasi dengan estrogen dan progestin.
Efek perlindungan ini tidak diamati pada perempuan yang menggunakan kontrol kelahiran progestin saja.
Tetapi ini mungkin disebabkan oleh data yang tidak memadai, karena sebagian besar peserta menggunakan pil kombinasi (estrogen dan progestin).
Baca Juga : Hindari Pikun Saat Tua, 5 Cara Ini Bisa Mengasah Memori Otak!
"Untuk perempuan yang saat ini usia reproduksi yang menggunakan produk hormonal kontemporer, ini (penelitian) temuan meyakinkan karena terus menunjukkan penurunan risiko kanker ovarium terkait dengan kontrasepsi oral kombinasi," kata Dr Lisa Iversen, penulis pertama dari penelitian ini.
Namun, dia mencatat bahwa penelitian ini tidak dapat membangun hubungan sebab-akibat, hanya sebuah asosiasi.
Jika pil itu membantu mencegah kanker, penulis memperkirakan bahwa penggunaannya mencegah 21% kanker ovarium dalam kelompok perempuan Denmark yang berpartisipasi dalam penelitian.
Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah bahwa perempuan tidak lagi dilacak setelah mereka menginjak usia 50, yang berarti potensi diagnosis kanker setelah usia ini tidak termasuk.
Baca Juga : Kantor Instagram yang 'Instagramable' Banget Buat Selfie, Yuk Intip Moms!
Temuan itu "menegaskan kembali bahwa manfaat potensial" dari pil KB yang lebih baru, kata Dr Jennifer Wu, seorang dokter kandungan / ginekolog di Lenox Hill Hospital di New York City yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Kanker ovarium sangat berbahaya karena gejala tidak terlihat sampai tahap selanjutnya ketika gejala itu telah menyebar.
Menurut American Cancer Society, hanya sekitar 47% perempuan yang bertahan lima tahun pascadiagnosis.
Baca Juga : Tak Bisa Sembarangan, Hal Ini Harus Diperhatikan Sebelum dan Sesudah Operasi Katarak
"Kanker ovarium memiliki waktu yang tertunda untuk diagnosis dan kelangsungan hidup jangka panjang yang buruk sehingga pencegahan sangat penting.
Ketika konseling pasien pada opsi pengendalian kelahiran (pil KB), pengurangan kanker ovarium harus dipertimbangkan," Wu menjelaskan. (*)
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR