Ketika seseorang tidak peduli dengan orang lain, kebohongan tidak menjadi masalah.
Kurangnya empati pada dasarnya berarti kurangnya hati nurani, yang merupakan konsep yang sulit untuk dipahami oleh banyak orang.
"Ketika mereka berbohong, hal itu tidak menyakiti mereka dengan cara yang sama kebohongan itu akan menyakiti kita," kata Orloff.
Baca Juga : Pasangan Jujur atau Berbohong? Kenali Lewat 6 Bahasa Tubuh Ini
"Begitu banyak orang mempunyai hubungan dengan pembohong patologis, atau tidak dapat mengerti mengapa mereka berbohong, karena mereka mencoba menyesuaikan orang-orang ini ke dalam standar yang disebut empati."
Namun pada akhirnya pembohong patologis tidak dapat menyesuaikan diri, bahkan mereka tidak sadar bahwa dirinya sedang melakukan kebohongan.
Mereka percaya bahwa dirinya mengatakan yang sebenarnya, padahal tidak.
Hal yang terpenting bagi pembohong patologis bukanlah fakta, namun kekuasaan atas orang lain.
Melansir laman Psychology Today via Kompas, seringkali orang berbohong karena mereka mencoba mengendalikan situasi dan menggunakan pengaruh.
Kebohongan ini dilakukan untuk mendapatkan balasan atau reaksi yang mereka inginkan.
Source | : | Kompas.com,Business Insider |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR