Nakita.id - Hampir 90% dari penyebab semua kematian anak adalah dampak dari anggota keluarga atau kerabat dekat.
Penyebab itu mungkin tidak berakibat pada kematian langsung, tetapi anak-anak yang menjadi korban pelecehan memiliki risiko 25% lebih tinggi menderita berbagai masalah kesehatan dan mental.
Anak-anak yang menderita pelecehan emosional rentan terhadap kehamilan remaja, perilaku nakal, putus sekolah, dan penyalahgunaan zat berbahaya.
Baca Juga : Punya 27 Lantai dan 600 Karyawan, Ini Tampak Rumah Termahal di Dunia!
Terkadang pelecehan verbal juga bisa menjadi pelecehan emosional. Dalam banyak kasus, pelecehan emosional adalah merupakan bentuk penganiayaan emosional yang konstan atau penelantaran yang dirasakan Si Kecil.
Baik oleh Moms atau orang lain yang dekat dengannya.
Pelecehan emosional atau psikologis dapat menyebabkan kerusakan serius pada perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan psikologis anak.
Baca Juga : Picu Kanker Hingga Fungsi Otak Menurun, Ini Produk Pembersih Rumah yang Perlu Dihindari
Moms, pasangan, atau pengasuh mungkin bisa saja melakukan pelecehan emosional tanpa disadari.
Berikut beberapa situasi yang dapat membuat Si Kecil menderita pelecehan emosional:
1. Mengabaikan Si Kecil
Moms mungkin mengabaikan anak ketika seringnya tidak hadir bersamanya, sehingga ia mulai merasa kesepian.
Atau dalam beberapa situasi, mungkin Moms ada di dekat Si Kecil secara fisik, tetapi mungkin tidak memerhatikannya.
Situasi lain di mana Si Kecil mungkin merasa diabaikan adalah ketika Moms menghindari kontak mata saat berbicara dengannya atau sering memanggilnya bukan dengan namanya.
Baca Juga : 3 Zodiak Paling Beruntung di Bulan Oktober 2018! Ada Zodiak Moms?
2. Menolak kebutuhan Si Kecil
Menolak kebutuhan anak bisa berarti sesuatu yang sederhana, seperti mengejek Si Kecil di hadapan orang lain ketika terjadi insiden kecil pada saat itu.
Namun, tahukah Moms kalau hal ini dapat memiliki konsekuensi serius dan bertahan dalam jangka waktu lama.
Bisa juga Moms mungkin secara teratur menolak untuk menanggapi kebutuhan fisik sederhana Si Kecil.
Misalnya, dengan tidak menyentuh atau memeluknya.
3. Menjaga Si Kecil terisolasi
Ini berarti Moms mencegah anak berhubungan dengan teman-temannya.
Hal ini juga bisa berarti situasi di mana Moms mencegah Si Kecil melakukan interaksi sosial rutin dengan anggota keluarga atau orang dewasa lainnya.
Hal ini bisa menjadi bentuk pelecehan emosional bagi anak jika terlalu sering dilakukan.
Baca Juga : Kosmetik Online Shop Senilai Ratusan Juta Disita BPOM, Ini Daftarnya!
4. Memanfaatkan Si Kecil dengan memanipulasinya
Jika Si Kecil menderita bentuk pelecehan emosional yang eksploitatif, seseorang mungkin mengajari atau mendorongnya untuk melakukan kegiatan yang tak pantas atau bahkan melanggar hukum.
Dalam beberapa kasus, ia mungkin juga dipaksa melakukan hal yang sama, kadang tanpa sepengetahuan Moms.
Bentuk pelecehan emosional yang eksploitatif dapat melibatkan perilaku dari orangtua atau pengasuh yang antisosial atau merusak diri sendiri.
Contohnya dengan memaksa Si Kecil berbohong atau mencuri.
Baca Juga : Dibelikan Handphone Berharga Fantastis, Nia Ramadhani Kesenengan Sampai Peluk Sang Mertua!
5. Serangan verbal dan penyalahgunaan
Bentuk verbal dari pelecehan emosional anak juga dapat memiliki efek yang sangat kuat dan tahan lama.
Serangan verbal dapat melibatkan ejekan, dipermalukan, meremehkan anak secara teratur.
Itu dia Moms, bentuk pelecehan emosional yang bisa melukai perkembangan psikologis Si Kecil yang dapat berdampak psikis dan fisik hingga dewasa.(*)
Source | : | momjunction.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR