Nakita.id - Minggu (5/8/2018) lalu, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya diguncang gempa hebat, berkekuatan 7 SR sekitar pukul 18.46 WITA.
Gempa yang mengguncang Lombok dirasakan di sejumlah daerah, termasuk Bali dan sekitarnya.
Gempa yang awalnya berpotensi tsunami ternyata di luar prediksi.
Untungnya, tidak ada tanda-tanda kenaikan air laut, meski banyak bangunan yang rusak parah dan juga rata dengan tanah.
Gempa yang kebetulan bebarengan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 menyita perhatian para selebritis, petinggi negara juga para atlet pejuang Asian Games 2018.
Baca Juga : Belum Reda Air Matanya, Korban Gempa Lombok Ikut Turun Tangan untuk Korban Gempa Tsunami Palu
Mereka berbondong-bondong memberi bantuan dan menyumbangkan bonusnya demi membantu kelangsungan hidup masyarakat Lombok.
Kini, Lombok kian pulih.
Sarana prasarana mulai dibangun, ekonomi kembali berjalan lancar bahkan anak-anak sudah mulai sekolah, meski beberapa masih harus bersekolah di sekolah darurat.
Walaupun sudah mulai pulih, gempa tersebut tentunya masih menjadi momok yang menakutkan bagi Lombok.
Terlebih, hingga beberapa hari pascagempa pertama, gempa susulan terus datang hingga ratusan kali.
Baca Juga : Kabar Puluhan Bayi di Palu Siap Diadopsi Terbukti Hoaks, Polda Sulsel: Sedang Diselidiki
Belum selesai masyarakat Indonesia berdoa untuk Lombok, Jumat (28/9/2018), Sulawesi Tengah, khususnya Donggala, Palu dan Sigi, diguncang gempa bumi berkekuatan dahsyat.
Gempa berkekuatan 7,4 SR disusul tsunami meluluh-lantakkan Palu dan sekitarnya.
Hingga kini, lebih 1.500 jiwa dinyatakan meninggal dunia, bahkan lebih 5.000 nyawa diduga masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan dan juga tanah.
Hal ini sudah pasti menjadi ketakutan juga kekhawatiran masyarakat luas.
Belum lagi, keluhan para korban tentang kurangnya distribusi bantuan, yang sebenarnya sudah dilakukan secara maksimal oleh pemerintah.
Sudah menjadi hal yang wajar apabila masyarakat masih menilai kurangnya kinerja pemerintah, mengingat berbagai keterbatasan, termasuk akses jalan yang sempat terputus.
Baca Juga : Dapat Donasi 1 M, Ibu ini Pilih Kembalikan Semua Uang Setelah Anaknya Meninggal Dunia
Tetapi belakangan ini, melalui akun media sosialnya, Presiden Jokowi sudah menginformasikan bahwa perekonomian sudah tumbuh dan kembali berjalan seperti biasa.
Kantor pemerintahan juga sudah mulai buka dan melayani penduduk sekitar.
Banyak warga yang memilih pindah dan meninggalkan Palu untuk menghindari trauma dan juga kembali ke keluarga atau kampung asal, lantaran kehilangan rumah juga keluarganya.
Tetapi, banyak pula yang masih bertahan di tenda pengungsian sembari menunggu Palu kembali pulih.
Mendengar kesedihan tersebut, masyarakat Lombok yang juga sempat merasakan hal yang sama tak tinggal diam.
Mereka menunjukkan kepeduliannya untuk masyarakat Palu dan sekitarnya.
Baca Juga : Tak Terjangkau Bantuan Pasca Bencana, Nurrani 'Istri Iqbaal' Ungkap Kondisinya Sambil Menangis
Korban gempa Lombok asal Sembalun, Lombok Timur, NTB sengaja turun dari tempat tinggalnya, di lereng Gunung Rinjani pada Minggu (7/10/2018).
Mereka meramaikan car free day (CFD) di Jalan Udayana, Mataram.
Bermodalkan kotak donasi, mereka menggalang donasi untuk membantu korban bencana Palu.
Yang menarik, warga juga membawa hasil buminya berupa sayur dan buah-buahan yang dibagikan kepada pengunjung CFD yang turut berdonasi bagi korban gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya.
"Silakan dicicipi stroberinya. Semua donasi yang terkumpul akan kami kirim untuk korban gempa dan tsunami Palu," begitu ujar Edi Yuwono, salah seorang relawan Komunitas Muslim Family Land.
Gempa bumi yang meluluhlantakkan rumah dan merenggut mata pencaharian sebagian warga di Lombok beberapa waktu lalu, tak menyurutkan niat warga korban gempa di Sembalun, Lombok Timur untuk berbagi kepada korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi.
Satu mobil pick up berisi sayuran, bawang dan buah stroberi yang merupakan sumber penghasilan terbesar warga Sembalun ikut dibawa serta.
Baca Juga : Bukan Untuk Foya-foya, Jonatan Christie Bangun Masjid dan Sekolah Darurat di Lombok
Hasil bumi ini dikumpulkan dari warga dan dikemas, untuk kemudian dibagikan dalam rangka penggalangan dana bagi korban gempa dan tsunami di Palu.
"Biarpun kita kena bencana di sana tapi Alhamdulillah, masyarakat kita di Sembalun bisa mengeluarkan dana untuk korban di Sulawesi," kata Wilnawadi.
Wilnawadi warga yang juga korban gempa mengatakan, rumahnya rusak akibat gempa berkekuatan 7.0 mengguncang Lombok.
Saat ini, dia dan keluarganya masih tinggal di hunian sementara (Huntara) yang terbuat dari triplek dan seng.
Baca Juga : Warga Donggala Sedih Masih Kekurangan Bantuan, Bupati Sampai Menangis!
Meski begitu, Wilnawadi merasa terpanggil untuk ikut membantu korban gempa dan tsunami di Palu.
Menurut dia, penggalangan dana ini merupakan bentuk solidaritas masyarakat Sembalun untuk ikut meringankan beban saudara-saudara di Palu.
"Alhamdulillah mulai dari tiga hari lalu kita dapat dana Rp 37 juta untuk kita donasikan," kata Wilnawadi.
(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Korban Gempa Lombok Donasikan Stroberi untuk Korban Tsunami Palu)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR