Nakita.id - Dextromethorphan yaitu obat bebas atau obat Over the Counter (OCT) yang berfungsi sebagai penekan batuk (suppressants), terutama untuk mengobati batuk kering.
Dextromethorphan ini mempengaruhi sinyal di otak yang memicu refleks batuk.
Dextromethorphan tidak akan mengobati batuk yang disebabkan oleh merokok, asma, atau emfisema.
Baca Juga : Mudah, Begini Cara Menghilangkan Batuk Hanya dalam Satu Hari
Dextromethorphan ini digunakan untuk menekan batuk yang disesbabkan oleh tindakan pembersihan tenggorokan akibat menghirup partikel asing, mikroba, iritasi, cairan, dan lendir.
Namun, batuk berkepanjangan bisa menjadi tanda kondisi medis yang serius.
Pasien dengan batuk yang berlangsung lebih dari 7 hari atau disertai dengan demam, ruam, sakit tenggorokan, atau sakit kepala yang langgeng harus mendapat perawatan medis.
Orangtua harus menghubungi dokter sesegera mungkin jika anak mereka memiliki gejala-gejala ini.
Baca Juga : 4 Tanda Ibu Hamil Anak Kembar, Begini Cara Mengetahui yang Tepat
Informasi penting
Jangan berikan dextromethorphan kepada anak dibawah usia 4 tahun. Selalu tanyakan kepada dokter sebelum memberikan obat batuk atau pilek pada seorang anak.
Dextromethorphan mungkin berbahaya bagi janin. Pun Dextromethorphan dapat masuk ke ASI dan dapat membahayakan bayi yang sedang menyusui.
Cara pemakaian dan dosis
Gunakan dextromethorphan persis seperti yang diarahkan pada label atau kemasan, atau seperti yang telah diresepkan oleh dokter.
Jangan gunakan obat dalam jumlah yang lebih besar, atau gunakan lebih lama dari yang direkomendasikan.
Obat batuk biasanya diminum hanya untuk waktu yang singkat sampai gejala hilang.
Ukur bentuk cair dextromethorphan dengan sendok atau cangkir pengukur dosis khusus, bukan sendok makan biasa.
Baca Juga : Buah Durian Bisa Cegah Infertilitas dan Bantu Konsepsi, Ini Alasannya!
Efek samping
Dextromethorphan jarang menyebabkan efek samping, tetapi pada sebagian orang dapat menyebabkan pusing, kantuk, dan sakit perut.
Meskipun dextromethorphan sangat aman, tapi obat ini menyebabkan masalah ketika diminum dalam dosis yang terlalu besar.
Pada overdosis, dextromethorphan dapat menyebabkan pusing yang ekstrem, pernapasan dangkal, dan koma.
Interaksi
Dextromethorphan tidak memiliki interaksi yang signifikan secara klinis dengan obat-obatan yang mungkin diberikan kepada anak-anak.
Namun, dexstrometorfan tidak boleh digunakan dalam kombinasi dengan analgesik narkotik seperti meperidine atau kodein, karena dextromethorphan akan meningkatkan efek samping analgesik (penahan rasa sakit).
Baca Juga : Noda Kuning Bekas Deodoran Lenyap, 3 Bahan Alami Ini Patut Dicoba!
Perhatian
Perilaku remaja harus diamati, karena beberapa obat batuk yang dijual bebas sudah menjadi obat penyalahgunaan.
Meskipun produk ini tidak adiktif, mereka beracun ketika disalahgunakan.
Dalam mengonsumsi obat batuk perlu juga diperhatikan:
1. Lihatlah bahan-bahannya
Periksa labelnya. Apakah berupa suppressants atau ekspektoran.
Apakah keduanya? Pastikan kita mendapatkan apa yang dibutuhkan.
Ekspektoran, membantu mengencerkan lendir, membuat lendir lebih mudah dikeluarkan.
Suppressants, membantu menekan batuk kering. Bahan aktif yang terdaftar biasanya dextromethorphan (DM). Penekan batuk lainnya termasuk minyak kayu putih, dan mentol.
Produk batuk kombinasi, biasanya memiliki lebih dari satu bahan aktif, misalnya guaifenesin dan dextromethorphan.
Obat batuk ini juga bisa mengandung bahan untuk membantu melapisi dan menenangkan tenggorokan.
Baca Juga : Riset: Anak Bungsu Paling Cerdas Dibanding Saudara Lain, Ini Alasannya
2. Jangan gunakan obat selama lebih dari 7 hari
Temui dokter jika batuk tidak membaik setelah seminggu.
3. Selalu ukur dosis yang tepat
Beberapa orang bisa terlalu santai untuk mengonsumsi obat batuk OTC, kadang-kadang hingga mimum langsung dari botolnya.
Itu tindakan berbahaya sebab obat-obatan yang aman pun, bila diminum dalam dosis tinggi bisa sangat berbahaya.
Mengosumsi obat batuk berdosis tinggi dapat menyebabkan masalah serius, termasuk kerusakan otak, kejang, atau kematian.
Baca Juga : Obat Demam pada Anak, Ibuprofen atau Parasetamol?
4. Hati-hati dengan obat kombinasi
Banyak obat batuk OTC memiliki banyak bahan, yaitu gabungan ekspektoran dan suppressants bersama dengan dekongestan, antihistamin, atau obat penghilang rasa sakit.
Pilih produk hanya dengan obat-obatan yang sesuai dengan gejala.
5. Jauhkan dari anak-anak
Jangan berikan obat batuk dan pilek untuk anak-anak di bawah usia 4 tahun. Untuk anak-anak 4 hingga 6 tahun, tanyakan kepada dokter terlebih dahulu.
Baca Juga : Hindari Kecemasan, Kenali Proses dan Tahapan Kuret Setelah Keguguran
6. Baca labelnya
Setelah memilih obat batuk yang tepat, baca labelnya dengan hati-hati, sehingga bisa memahami cara meminumnya, efek samping yang umum, dan peringatan apa pun yang perlu diwaspadai.(*)
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | web md |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR