Nakita.id - Kabar duka datang dari komedian senior Indro Warkop.
Istri Indro, Nita Octobijanthy yang selama ini tengah berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya kini telah menghembuskan napas terakhirnya.
Nita meninggal dunia di usia 59 tahun pada Selasa (9/10/2018) malam pukul 20.22 WIB.
Baca Juga : Gaya Hidup Aaliyah Massaid, Putri Adjie Massaid dan Reza Artamevia Bak Sosialita Muda
Melansir dari Kompas.com, kabar duka ini dibenarkan oleh Andri, manajer Indro saat dihubungi oleh wartawan.
""Iya (meninggal) 20.22 tadi," kata Andri, seperti dikutip dari Kompas.com.
Saat ini pihak keluarga sedang mengurus jenazah Nita di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Sekarang jenazah lagi diurus ya. Ini saya lagi urus," ungkapnya.
Sebelumnya, Nita tengah menjalani perawatan intensif karena penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.
Berkaca dari kasus meninggalnya istri Indro tersebut, ada baiknya kita lebih wasapada dan mengenai gejalanya.
Kebanyakan kasus kanker paru disebabkan akan efek dari merokok atau terlalu sering menghirup asap rokok.
Namun, bukan hanya rokok saja yang bisa meningkatkan risiko kanker paru seperti yang diderita istri Indro Warkop.
Meski tak merokok, seseorang tetap bisa berpontensi untuk terjangkit penyakit mematikan ini.
Selain itu, makanan yang kita konsumsi juga memiliki peran penting yang bisa memicu timbulnya penyakit tersebut.
Beberapa makanan yang kerap kita konsumsi ini ternyata juga bisa jadi salah satu pemicunya dan meningkatkan risiko kanker paru, Moms.
Lalu, makanan apa saja yang bisa meningkatkan risiko kanker paru?
Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh
Melansir dari Sajian Sedap, dalam Journal of Clinical Oncology menemukan hubungan asupan lemak jenuh dengan peningkatan risiko kanker paru.
Bahkan, mereka yang mengkonsumsi makanan lemak jenuh memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker paru-paru daripada mereka yang tidak.
Penelitian ini pun semakin diperkuat karena sudah dilakukan lebih dari 10 kali.
Subjek penelitiannya mencapai 1,4 juta orang dengan jumlah pasien kanker paru mencapai 18.000 jiwa.
Karbohidrat Olahan
Sebuah studi yang diterbitkan pada Maret 2016 oleh Cancer Epidemioly, Biomarkers and Prevention menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi gula memiliki risiko mengidap kanker paru lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
Terlebih, makanan karbohidrat olahan ini memiliki kandungan gula yang sangat tinggi.
Maka dari itu, kita disarankan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan buah-buahan dan sayuran.
Semuanya tak mengandung gula tambahan, tinggi serat, juga dapat membantu menurunkan kolestrol.
Baca Juga : Lama Tak Terdengar Kabarnya, Begini Penampilan Reza Artamevia Sekarang
Daging Panggang
Daging pangang sering dikaitkan dengan risiko mengidap kanker pankreas dan kanker paru-paru.
“Memanggang dapat melepaskan hidrokarbon poliksklik yang dapat masuk ke dalam daging sehingga menyebabkan siapa saja yang mengonsumsinya berisiko terjangkit kanker,” jelas dr. Rohs, seorang ahli onkologi toraks di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.
Jika ingin memakan dagingnya, pastikan daging dipanggang sampai matang, jangan sampai gosong.
Sebaiknya, memakan daging panggang juga harus dalam jumlah sewajarnya.
Sebuah studi tahun 2008 oleh Lembaga Keamanan Pangan Universitas Kansas juga menemukan bahwa menambah rempah daun seperti rosemary pada daging burger ternyata dapat mengurangi zat penyebab kanker sebanyak 30%.
Makanan dan Minuman Mengandung Arsenik
Tak banyak yang tahu bahwa beberapa makanan mengandung zat arsenik juga dapat memicu kanker meski dalam jumlah yang tak mematikan.
Contohnya seperti beras, jus apel, seafood, hingga unggas mengandung arsenik dalam jumlah kecil.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa siapapun yang terpapar dengan zat arsenik atau mengonsumsi zat ini dalam jumlah banyak, bisa berisiko mengidap kanker paru-paru.
Hal ini terbukti dari penelitian dengan 950 orang Bangladesh yang mengonsumsi air minum dengan kandungan arsenik yang lebih tinggi.
Sebagian besar dari 950 orang ini sudah mengalami gangguan fungsi paru-paru dibandingkan mereka yang tak terpapar.
Kerusakan karena terpapar arsenik ini setara dengan beberapa dekade menghisap rokok.
Meski begitu, kita tetap bisa mengonsumsi makanan yang mengandung jumlah arsenik rendah.
Baca Juga : Ibu Ini Bagikan Trik Menghemat Listrik, Bisa Pangkas Tagihan Hingga Rp 600 Ribu Per Bulan!
Walaupun begitu tetap saja tak harus dalam jumlah yang wajar dan tak boleh terlalu sering.
Menurut dr.Rohs, paparan pasif sendiri tak mempengaruhi peningkatan signifikan pada risiko kanker paru-paru.
Source | : | Kompas.com,Instagram,Health,Sajian Sedap |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR