Nakita.id - Membuat anak-anak suka matematika adalah tantangan bagi banyak orangtua.
Matematika adalah keterampilan yang membutuhkan banyak kekuatan otak untuk dikuasai.
Sebuah studi Universitas Chicago dan Universitas Barat, 2012 bahkan menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, menghadapi matematika mirip dengan menghadapi sakit fisik.
Baca Juga : Benarkah Hormon Tiroid Ibu Hamil Tentukan Kemampuan Matematika Anak?
Orangtua juga cenderung tanpa sengaja memberi sugesti pada anak bahwa patokan kecerdasan adalah matematika.
Sugesti itulah yang akan membuat anak semakin berpikir bahwa 'matematika itu sulit'.
Akibatnya, anak akan menjalani hidup mereka dengan keyakinan bahwa, matematika adalah monster mengerikan yang harus mereka hadapi dalam kehidupan akademis mereka.
Namun, menjadi terampil, atau setidaknya kompeten dalam matematika, diperlukan untuk bertahan hidup dalam kehidupan modern.
Kenapa matematika begitu penting ya, Moms?
Matematika diperlukan untuk mengatur keuangan pribadi, proyek konstruksi, serta melakukan pekerjaan sehari-hari seperti memasak dan berbelanja.
Kemajuan bidang teknik, teknologi, keuangan dan karir lainnya membutuhkan keterampilan matematika di atas rata-rata.
Baca Juga : 4 Cara Membuat Bibir Merah Alami dalam Waktu Semalaman, Coba Yuk!
Bahkan karir non-matematika mengharuskan karyawan memiliki keterampilan analitik dan penalaran yang tajam.
Keterampilan tersebut biasanya diperoleh saat otak dilatih daengan soal matematika.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pelatihan matematika awal pada anak-anak memberi manfaat besar.
Matematika menciptakan perubahan pada otak anak-anak sehingga anak-anak menjadi mahir dalam pemecahan masalah.
Sebuah studi 2007 yang diterbitkan dalam jurnal Developmental Psychology mengungkapkan bahwa keterampilan matematika di taman kanak-kanak adalah prediktor kuat dari prestasi anak di kemudian hari, daripada keterampilan membaca atau kemampuan untuk memperhatikan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Intan Khasanah Tegar Lawan Kanker Getah Bening, Kondisi Melemah Karena Kemoterapi 23 Kali
Guru pertama anak-anak adalah orangtua, oleh karenanya orangtua memainkan peran penting dalam sikap anak-anak terhadap matematika.
Menurut Susan C. Levine, seorang profesor psikologi dan pengembangan manusia komparatif di University of Chicago, orangtua yang terlibat dalam mengajarkan matematika padaa anak akan menanamkan keterampilan matematika yang lebih baik pada anak.
Sebenarnya rahasia untuk pendidikan matematika yang sukses adalah dengan membuat matematika lebih menyenangkan.
Sehingga anak-anak bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang mempelajari sesuatu yang akan membantu mereka di kemudian hari.
Misalnya, cari tahu permainan atau kegiatan apa yang disukai anak, dan integrasikan matematika ke dalamnya.
Baca Juga : Mertua Kenang Mirdad Meninggal, Nana dan Naysilla Mirdad Ikut Ungkap Isi Hati
Jika anak suka memasak, kita bisa menyuruh anak untuk mengukur bahan-bahan, seperti jumlah kepingan cokelat.
Salah satu cara untuk mengintegrasikan masalah pengurangan, misalnya, adalah bertanya kepada anak, "Kita perlu meletakkan lima telur, kita sudah menempatkan dua telur, berapa banyak telur lagi yang kita butuhkan?"
Saat jalan jalan kita juga dapat memainkan permainan matematika.
Untuk anak-anak yang lebih tua, ketika anak bertanya "Apakah kita sudah sampai?"
Tanyakan masalah matematika seperti "Jika GPS mengatakan kita akan tiba pukul 5:30 dan sekarang adalah pukul 5:13, berapa menit lagi sebelum kita mencapai tujuan?"
Baca Juga : Tak Disangka! Ini yang Dirasakan Tubuh Saat Alami Stres
Atau "Jika kita bepergian 60 mil per jam, dan tujuan kita adalah 120 mil, berapa lama sebelum kita mencapai tujuan?”
Jika anak suka pelajaran olahraga, ajari dia tentang angka-angka yang digunakan dalam olahraga seperti skor, persentase kemenangan, dan sebagainya.
Source | : | raise smart kids |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR