Fenomena ini terjadi karena adanya pantulan sinar matahari yang menerobos awan yang mengandung kristal es atau lebih dikenal sebagai awan sirus.
"Jadi matahari tidak bertambah dan tetap satu.
Hanya saja awan sirus tadi yang memantulkan cahaya sehingga matahari tersebut terlihat kembar," kata Addini, Jumat (12/10/2018).
Ia mengatakan bahwa fenomena seperti ini kerap terjadi, terutama di negara dengan suhu udara yang cukup dingin.
Fenomena tersebut dinamakan Sun Dog di mana matahari terlihat berjumlah lebih dari satu.
"Secara ilmiah pembentukan Sun Dog sendiri berawal dari cahaya matahari yang bersinar pada kumpulan lempeng es kristal heksagonal, yang tersusun secara harizontal di langit sehingga mengakibatkan cahaya dibelokan dengan sudut minimun 22 derajat," terang Addini.
Baca Juga : Berita Hoax Kesehatan: Sakit, Antibiotik Menjadi Salah Satu Obatnya
"Makanya bentuknya tidak utuh bulat, hanya mengeluarkan cahaya saja, dan kejadian di Kepri (Kepulauan Riau) ada kemungkinan saat itu posisi matahari sedang dibawa, makanya terlihat lebih jelas," lanjutnya.
Fenomena Sun Dog ini ternyata tidak hanya mengejutkan masyarakat Indonesia, kenyataannya fenomena matahari lebih dari satu tersebut juga pernah mengejutkan masyarakat Stockholm, Swedia.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Kompas.com,tribunnews.com,History Channel |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR