Nakita.id - Beberapa waktu lalu artis Cynthia Lamusu mengunggah anaknya yang terkena retinopati.
Dialah Atharva Bimasena Saputra atau yang akrab dipanggil Bima.
Kelainan mata yang diderita Bima ini tidak main-main.
Kalau dibiarkan atau tidak diatasi dengan tepat dan cepat, dapat menyebabkan kebutaan alias kehilangan penglihatan.
Biasanya, gangguan mata ini terjadi pada bayi yang lahir awal bulan, alias prematur.
Baca Juga : Berisiko Alami Kebutaan, Anak Cynthia Lamusu Harus Pakai Kacamata Sejak Kecil
Seperti dilansir nakita.id., Retinopati Prematuritas (ROP) adalah gangguan pada mata yang mengakibatkan pertumbuhan pembuluh darah selaput jala (retina) tidak sempurna.
Nah, bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1.500 g atau lahir di usia kehamilan kurang dari 32 minggu alias bayi prematur, berisiko mengalami ROP.
Jika ROP yang dialami bayi masih dalam tahap ringan akan mengalami perbaikan secara spontan.
Namun pada kondisi ROP berat dapat menyebabkan lepasnya retina si bayi, sehingga bayi akan mengalami kebutaan permanen.
Pun tidak menutup kemungkinan bayi mengalami gangguan kognitif dan pendengaran.
Walau dampak ROP menyeramkan, apabila ROP bisa terdeteksi sedini mungkin, maka bayi-bayi prematur akan selamat dari dampak buruk ROP.
Baca Juga : Awas! Kebutaan Mendadak dan Permanen Bisa Disebabkan Karena Alkohol
“Maka dari itu, semua bayi prematur tanpa kecuali harus menjalani skirining dini ROP, jika tidak ingin mengalami dampak negatif ROP di kemudian hari," ujar pakar kesehatan mata anak Prof. dr. Rita Sita Sitorus, SpM (K), PhD,
ROP yang tidak tertanggulangi sejak dini, tambah Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo), bukan hanya akan menyiksa anak, tetapi juga keluarga dan negara.
Pasalnya, biaya yang dibutuhkan untuknya hingga dewasa jauh lebih besar daripada orang buta dewasa.
Menurut Prof. Rita, ROP bukan gangguan langka pada mata, juga bukan hal baru di dunia kedokteran mata.
Hanya saja di Indonesia banyak yang belum paham bagaimana mendeteksinya. Buktinya, pasien ROP yang dirujuk ke RSCM, 60%-nya adalah stadium lanjut.
Adapun penanganan ROP yang dianjurkan adalah laser.
Baca Juga : Masukkan Pengawet dalam Botol Minuman, Bocah Ini Mengalami Kebutaan Permanen
Selain laser, ada juga cryotherapy, tetapi cryotherapy tidak lagi rutin digunakan pada ablasio retina bayi prematur, karena berefek samping inflamasi dan lid swelling.
Cara lainnya adalah Scleral buckling dan/atau bedah vitrectomy.
Tapi cara ini biasanya digunakan untuk menangani kasus ROP berat, stadium 4-5.
Cara Deteksi Dini ROP
Bayi prematur yang mengalami ROP tidak akan terdeteksi dengan mata telanjang.
Baca Juga : Berbagai Penyebab Glaukoma yang Sebabkan Kebutaan Permanen, Catat!
Adapun cara deteksi dini ROP dengan melakukan skrining menggunakan alat oftalmoskop indirek.
Klasifikasi ROP ditetapkan oleh International Classification of Retinopathy of Prematurity (ICROP).
Sistem ini menggunakan beberapa parameter untuk mendeskripsikan ROP, yaitu lokasi dari penyakit (zona 1, 2, dan 3), perluasan melingkar dari penyakit (jam 1--12), keparahan penyakit (stadium 1--5), serta ada tidaknya “plus disease”.
Oleh karena alat oftalmoskop indirek sangat mahal, maka tidak semua fasilitas kesehatan memilikinya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR