Nakita.id - Moms, meskipun gairah seksual tidak sepenuhnya menentukan keberhasilan Moms untuk hamil, namun gairah seksual diketahui dapat memaksimalkan proses pembuahan (konsepsi).
Apalagi bila Moms dan Dads sedang berencana untuk memiliki anak.
Hubungan intim yang bergairah dan menyenangkan mungkin akan memberi peluang besar untuk keberhasilan konsepsi.
Tapi bagaimana bila gairah seksual menurun dan Moms sulit untuk mendapat peluang memiliki anak?
Baca Juga : Diet Keto Dapat Memengaruhi Gairah Seksual? Ini Penjelasannya!
Secara teknis tidak ada tingkat "normal" ketika berhubungan dengan dorongan seksual atau gairah seksual.
Tetapi jika Moms atau Dads telah melihat penurunan yang signifikan dari tingkat keinginan atau kemampuan yang biasa, hal itu juga dapat menjadi indikasi kondisi berikut ini:
1. Penyakit tiroid
Hypothyroidism, tiroid yang kurang aktif, terkait dengan berbagai gejala yang mungkin termasuk disfungsi seksual.
Karena gangguan dalam produksi hormon, beberapa perempuan mungkin menemukan lubrikasi vagina mereka menurun yang dapat menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan.
Baca Juga : Lakukan 6 Kebiasaan Ini Tiap Pagi Saat Perut Kosong dan Rasakan Manfaatnya!
Meskipun kondisinya kurang memengaruhi laki-laki daripada perempuan, tetapi masih bisa menyebabkan masalah yang sama seperti ejakulasi dini atau tertunda.
Tentu saja, jika keseimbangan hormonal tidak pulih dengan pemberian obat, pengurangan energi dan keseluruhan rasa kesejahteraan dapat terjadi di antara gejala-gejala lain - semua yang memainkan peran penting dalam gairah seks.
2. Menopause
"Selama transisi menopause, efek fisik dari penurunan kadar estrogen - termasuk hot flash, keringat malam, dan kekeringan vagina - dapat merusak motivasi dan dorongan seksual," menurut American Menopause Society.
Baca Juga : Reaksi Tubuh Setelah 10 Menit Sampai 1 Jam Mengonsumsi Minuman Soda!
Terlepas dari timbulnya menopause, penurunan testosteron dianggap sebagai gejala penuaan yang menyertainya.
Perlu diingat tidak semua orang kehilangan hasrat seksual di usia tua, terutama karena penurunan alami mungkin tidak menyebabkan gejala yang nyata.
Namun kekurangan hormon testosteron dapat menyebabkan berkurangnya dorongan seks baik untuk laki-laki maupun perempuan.
3. Stres dan kelelahan
Menjadi khawatir dan bekerja terlalu keras dapat berakhir dengan laki-laki dan perempuan merasa terlalu lelah untuk berhubungan seks, bahkan jika mereka memiliki dorongan untuk itu.
Tetapi dalam beberapa kasus, kelelahan juga dapat menurunkan libido.
Baca Juga : Catat, Kista Ovarium Jenis Ini Dapat Jadi Penyebab Susah Hamil
"Banyak perempuan puas dengan hubungan mereka dan menikmati seks setelah itu dilakukan tetapi terlalu lelah dan stres untuk merasakan hasrat seksual," jelas Laurie Mintz, seorang profesor psikologi di University of Florida.
Dan karena arteri dapat menyempit sebagai respons terhadap stres, ini bisa menyebabkan gejala disfungsi ereksi pada laki-laki.
4. Obat-obatan tertentu
Diketahui beberapa obat-obatan dapat memengaruhi keinginan serta kemampuan, terutama jika seseorang mengonsumsi beberapa obat.
Antidepresan, pil KB, antihistamin, obat anti kejang, dan obat nyeri opioid dapat menyebabkan efek samping yang berkaitan dengan dorongan seks bagi sebagian orang, menurut Prevention.
Ini termasuk gangguan dalam produksi hormon, menginduksi kesulitan dalam mencapai orgasme, dan memengaruhi suasana hati.
Baca Juga : Sering Dianggap Berbahaya, 9 Tanda Kehamilan Trimester Pertama Ini Normal Terjadi
Untuk mengatasinya, seseorang dapat berbicara dengan dokter tentang dampaknya dan mencari tahu apakah ada alternatif yang memungkinkan.
Kadang-kadang, intervensi seperti berolahraga dapat membantu meningkatkan suasana hati serta libido.
5. Kurang terkena cahaya
Apakah Moms mendapatkan cukup sinar matahari belakangan ini?
Pada 2016, peneliti Italia menemukan terapi cahaya mampu membantu memulihkan kepuasan seksual yang lebih baik pada laki-laki yang menghadapi masalah terkait dorongan seksual mereka.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Ejakulasi Di Luar Juga Bisa Sebabkan Kehamilan!
"Peningkatan kadar testosteron menjelaskan kepuasan seksual yang dilaporkan lebih besar," kata Andrea Fagiolini, seorang profesor di University of Siena di Italia.
"Di belahan bumi Utara, produksi testosteron tubuh secara alami menurun dari November hingga April, dan kemudian naik terus melalui musim semi dan musim panas dengan puncak pada bulan Oktober."
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR