Nakita.id - Suku di Indonesia memamg beragam ya termasuk berbagai tradisi yang dimiliki juga banyak macamnya.
Namun ada pula suku di Indonesia yang memiliki tradisi aneh bahkan menyeramkan seperti masyarakat Naulu yang memiliki tradisi penggal kepala untuk mas kawin.
Lokasinya yang jauh dari pusat kota membuat masyarakat Naulu masih hidup secara tradisional.
Baca Juga : Tampilan Rumah Uya Kuya yang Dikomentari Nagita Slavina Bak Kerajaan
Tidak seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, kebanyakan penduduk suku ini memiliki kepercayaan yang diwariskan secara turun temurun.
Untuk bertahan hidup, penduduk suku Naulu akan berladang dan berburu.
Masyarakat yang mendiami Pulau Seram, Maluku, ini memiliki tradisi yang mengerikan bagi sebagian besar orang.
Baca Juga : Seorang Laki-Laki Bunuh Diri Setelah Melihat Kekasihnya Dilecehkan Lelaki Lain di Depannya
Bagi mereka, berburu kepala manusia merupakan persembahan kepada nenek moyang.
Tradisi inilah yang membuat suku Naulu dianggap sebagai suku terbelakang.
Mereka percaya bahwa tradisi ini wajib untuk dilakukan agar terhindar dari bahaya atau musibah.
Baca Juga : Uya Kuya Beberkan Awal Mula Nikita Mirzani Cabut Gugatan Cerainya Kepada Dipo Latief
Selain itu, tradisi ini dianggap sebagai sebuah kebanggaan dan simbol kekuasaan.
Kepala manusia memiliki arti penting bagi suku ini.
Maka tidak heran bila kepala manusia juga dijadikan sebagai mas kawin ketika seseorang dalam suku Naulu akan menikah.
Baca Juga : Gisel Hadiri Pernikahan Pengasuh Gempi, Koneng Malah Khawatir, Ada Apa?
Pada zaman dahulu, raja suku Naulu menggunakan cara ini untuk memilih seorang menantu laki-laki.
Sebagai bukti kejantanan, sang pria harus membawa kepala manusia sebagai mas kawin.
Persembahan kepala juga dilakukan saat penduduk mengadakan sebuah ritual Pataheri, ritual yang dilakukan sebagai perayaan atas dewasanya seorang anak laki-laki.
Baca Juga : Terungkap! Ruben Onsu Tahu Orang yang Menerornya: 'Oh Dia'
Bagi remaja yang berhasil memenggal kepala seseorang, mereka akan mengenakan ikat kepala merah sebagai simbol kedewasaan.
Tradisi ini sempat dinyatakan hilang pada awal tahun 1900-an.
Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa tradisi ini masih dilakukan hingga tahun 1940-an.
Baca Juga : Ini yang Terjadi Jika Memakan 'Bagian Bersih' dari Roti Berjamur
Setelah bertahun-tahun, tradisi ini tidak lagi terdengar.
Hingga akhirnya, pada 2005, ditemukan dua mayat tanpa kepala di kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
Kedua mayat tersebut diidentifikasi bernama Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane, yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan karena bagian tubuhnya telah dipotong-potong.
Seperti dikutip dari Tribun Jambi pada Rabu (17/10), hasil penyelidikan menunjukkan bahwa keduanya dibunuh oleh Suku Naulu sebagai persembahan kepada leluhur.
Pelakunya merupakan warga dengan marga Sounawe, yang melakukan ritual ini untuk memperbaiki rumah adat mereka.
Kejadian ini membuat para pelaku mendapat hukuman yang cukup berat.
Baca Juga : Perempuan ini Tidak Bisa Melakukan Hubungan Intim dengan Suaminya Selama 6 Tahun, Kok Bisa?
Ketiga pelaku, Patti Sounawe, Nusy Sounawe, dan Sekeranane Soumorry dijatuhi hukuman mati.
Sedangkan tiga pelaku lainnya, Saniayu Sounawe, Tohonu Somory, dan Sumon Sounawe dipenjara seumur hidup.
Sejak kejadian ini, lembaga hukum berusaha untuk melakukan sosialisasi kepada semua pihak tentang adanya hukuman tegas bagi tindakan pembunuhan.
Kini, tradisi penggal kepala telah dihapus dan tidak terdengar lagi adanya korban yang menjadi persembahan.
(Artikel ini pernah terbit di Intisari.grid.id dnegan judul"Suku di Indonesia Ini Pernah Miliki Tradisi penggal Kepala Manusia untuk Mas Kawin")
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | intisari |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR