Inilah berbagai alasan laki-laki memilih perempuan yang usianya lebih tua.
Baca Juga : Dengan Iming-iming Uang Rp10 Ribu & Layang-layang, Kakek di Trenggalek Ini Lecehkan Bocah 9 Tahun!
1. Kompatibilitas seksual
Melansir dari Psychology Today, Alfred Kinsey menyimpulkan bahwa hormon laki-laki mencapai puncaknya pada usia 18 tahun sedangkan perempuan, baru di usia 30 tahun.
Sehingga hal ini berpengaruh. Karena laki-laki pada daarnya menginginkan perempuan yang dinikahinya sudah cukup subur untuk meningkatkan peluang kompatibilitas seksualnya.
2. Kedewasaan hubungan
Laki-laki selalu menginginkan pasangan yang memiliki kedewasaan dalam hidup berumah tangga.
Hal ini dikarenakan laki-laki ingin memiliki pasangan yang mampu menyelesaikan berbagai maslaah secara dewasa dan tak mudah bertengkar hanya karena masalah sepele.
Menikahi perempuan yang usianya lebih tua, bagi mereka merupakan pilihan tepat karena mereka menikah dengan perempuan yang lebih dewasa dalam hidup.
Bahkan, mereka juga menilai bahwa perempuan yang lebih tua nantinya memiiki pola asuh yang lebih baik untuk anak-anak mereka nantinya.
Kedewasaan dalam mengasuh anak inilah yang dipertimbangkan laki-laki.
Di balik dua alasan tersebut, tak banyak yang menyadari bahwa pernikahan dengan perempuan yang lebih tua juga berdampak bagi pernikahan mereka.
Dampak Menikahi Perempuan yang Lebih Tua
Menurut penelitian Max Planc Gesellschaft pada 2010 silam, pernikahan dengan pasangan yang usianya terpaut jauh memiliki tingkat hidup lama lebih rendah dibandingkan mereka yang menikah dengan pasangan sebaya.
Hal ini sudah lama diasumsikan dan dibuktikan dengan adanya berbagai penelitian selama bertahun-tahun.
Banyak yang menilai bahwa bila menikah dengan pasnagan yang usianya lebih tua, kehidupannya jauh lebih mapan lantaran perbedaan usia yang membuat mereka tetap hidup sehat dan memiliki kedewasaan dalam hidup.
“Tetapi teori-teori ini sekarang harus dipertimbangkan kembali,” ujar Sven Drefahl, peneliti dari Institut Max Planc di Jerman.
“Tampaknya alasan untuk menikah dengan usia yang terpaut jauh untuk kesehatan ini tidak jelas,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa pilihan terbaik, ketika seseorang menikah dengan pasangan yang usianya persis sama atau sebaya.
Baca Juga : Suami Shezy Ingin Cerai Sejak Setahun Nikah, Fenomena 'Ganjil' Usia Pernikahan Rentan Perceraian
Menurut penelitian Drefahl, yang diterbitkan 12 Mei di jurnal Demography , perempuan yang menikahi pasangan tujuh hingga sembilan tahun lebih muda meningkatkan risiko kematian mereka sebesar 20 persen.
Seleksi kesehatan bahwa perempuan lebih tua adalah perempuan yang lebih matang dalam hal seksual tidak berlaku dalam penelitian ini.
Kebanyakan, pernikahan mereka juga berujung pada perceraian.
Bahkan lebih dari itu, Drefahl juga meragukan perempuan yang usianya lebih tua dari pasangannya bermanfaat dari segi psikologis dan sosial.
Artinya, perempuan yang lebih tua belum tentu dewasa dalam bersikap, baik pada pasnagan maupun lingkungan.
"Rata-rata, laki-laki memiliki kontak sosial yang lebih sedikit dan lebih berkualitas daripada perempuan," kata Drefahl.
Jadi, tidak seperti manfaat istri yang lebih muda, seorang suami yang lebih muda tidak akan membantu memperpanjang umur istrinya yang lebih tua dengan merawatnya, pergi berjalan-jalan bersamanya dan menikmati hidup bersama.
Dia sudah punya teman untuk itu. Namun, lelaki yang lebih tua tidak berlaku serupa.
“Salah satu dari beberapa penjelasan yang mungkin adalah bahwa pasangan dengan suami yang lebih muda melanggar norma-norma sosial dan dengan demikian, mereka akan mendapat sanksi sosial,” tambahnya.
Ini karena menikahi dengan laki-laki yang lebih muda termasuk menyimpang dan dianggap tidak normal, sehingga wajar bila kerap ditentang dan tidak mendapat dukungan, terutama dari pihak keluarga.
Baca Juga : Baru 8 Bulan, Vicky Prasetyo Digugat Cerai, Ternyata Usia Pernikahan Mereka adalah Fase 'Rawan'!
Bahkan, pernikahan dengan laki-laki muda bisa berisiko menghasilkan pernikahan yang tidak bahagia, menegangkan, mampu memicu masalah kesehatan terutama stres, hingga akhirnya meningkatkan angka kematian.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Instagram,Science Daily,psychology today,grid.id,Tribun Medan |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR