Nakita.id - Dua komponen penting dari tubuh manusia adalah tulang dan otot, yang fungsinya untuk membentuk struktur tubuh dan menggerakan tubuh.
Serabut otot manusia rata-rata kuat dan kaku, tapi terkadang ada seorang bayi yang mengalami otot-otot floppy karena suatu kondisi yang dikenal sebagai hipotonia.
Hipotonia yang biasa disebut dengan sindrom floppy baby adalah suatu kondisi di mana otot-otot sangat lunak atau tidak keras.
Sehingga bayi dengan kondisi ini memiliki otot yang sangat longgar dan elastis, juga ada kemungkinan terjadinya disklokasi tulang karena sendi tulang lebih lembut dari biasanya.
Baca Juga : Fitri Tropica Doyan Makan Seledri Batang, Ternyata Bermanfaat untuk Cegah Kolesterol Hingga Kanker
Akibatnya bayi akan mengalami kesulitan mengisap atau mengunyah, karena mengalami keterlambatan besar pada kontraksi dan relaksasi otot-otot mereka.
Sama seperti istilahnya yaitu floppy baby, maka bayi cenderung terlihat lebih terkulai dari bayi-bayi dengan kondisi tubuh normal.
Dilansir dari laman boldsky.com, ada beberapa hal yang menjadi penyebab bayi mengalami sindrom floppy baby.
Hal ini berdasarkan penjelasan dari National Institute of Health.
Baca Juga : Ibu Hamil Boleh Makan Mi Instan, Asalkan Dimasak dengan Cara Ini
Faktor pertama adalah pembentukan otak yang tidak benar selama masa kehamilan.
Apabila ada masalah besar dengan pembentukan otak di dalam rahim selama hari-hari awal pembuahan, maka hal itu berpotensi menyebabkan sindrom floppy baby.
Faktor kedua adalah down syndrome.
Bayi yang lahir dengan down syndrome sering menderita tonus otot rendah saat lahir, sehingga akan berdampak pula membuat bayi mengalami sindrom floppy baby.
Baca Juga : Catat! Berikut Makanan yang Harus Dihindari Saat Hamil 4 Bulan
Faktor ketiga adalah cedera tulang belakang.
Karena sumsum tulang belakang adalah tempat semua saraf muncul, cedera apapun yang terjadi pada bagian ini dapat menyebabkan bayi mengembangkan hipotonia atau sindrom floppy baby.
Faktor keempat adalah cerebral palsy.
Cerebral palsy adalah kondisi umum yang menyebabkan gangguan koordinasi otot, yang menghasilkan tonus otot rendah.
Baca Juga : Hati-hati, Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin A Saat Hamil Berisiko Bayi Alami Cacat Lahir
Terlepas dari penyebab ini, beberapa infeksi di otak atau otot juga diketahui dapat menyebabkan hipotonia.
Ketika bayi terlahir dengan sindrom floppy baby, maka hingga usianya bertambah, kemungkinan akan terus mengembangkan kondisi ini.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | boldsky.com |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR