Berdasarkan hasil studi ini, para ilmuwan mengadakan percobaan mutasi pada seekor tikus dengan bantuan teknik di bidang gen molekuler.
Mereka kemudian menilai perilaku tikus dalam beberapa hal, dan menunjukkan bahwa mutasi gen menyebabkan konsumsi nikotin pada rokok yang makin tinggi, dan kemungkinan kembali merokok setelah berhenti juga bertambah.
Baca Juga : Ingin Cepat Langsing Pasca Melahirkan? Manfaatkan Stroller Untuk Olahraga
"Studi ini memungkinkan kami menilai dampak mutasi gen atas sejumlah stadium ketergantungan pada nikotin dengan presisi tinggi.
Ini memberikan penjelasan pertama bagaimana berfungsinya mekanisme yang menyebabkan orang kembali merokok setelah berhenti", demikian dijelaskan penulis studi Benoit Forget.
Yang menarik, penelitian menunjukkan, efek ini berkaitan dengan berkurangnya aktivitas neuron di nucleus interpeduncularis, yaitu sebuah area di bagian tengah otak.
Bagian ini adalah struktur otak dengan konsentrasi terbesar dari apa yang disebut subunit reseptor α-Nikotin, atau reseptor nicotinic acetylcholine.
Berdasarkan hasil studi, kini para pakar kedokteran berusaha mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas reseptor nikotin subunit α, agar konsumsi tembakau berkurang dan kemungkinan orang kembali merokok juga berkurang. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | liputan 6,dw.com,Majalah Prevention Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR