Nakita.id - Masyarakat dihebohkan dengan berita meningggalnya satu keluarga di Palembang secara tidak wajar pada Rabu(24/10/2018).
Satu keluarga yang meninggal ini diketahui terdiri dari sepasang suami istri beserta dua orang anaknya.
Mereka adalah FX Ong (45) sebagai kepala rumah tangga, istri Margareth Lentin Liana (43) dan dua anak Rafael Fransiskus (18) dan Kathlyn Fransiskus (11).
Baca Juga : Tragedi Kematian Keluarga FX Ong di Palembang, Ini Alasan Seseorang Tega Bunuh Keluarganya!
Keempatnya ditemukan meninggal dengan kondisi luka tembak menggunakan senjata api jenis revolver di kepala.
Seolah meyakinkan bahwa itu adalah kasus bunuh diri, surat wasiat yang ditulis FX Ong pun menjadi bukti.
Tak hanya itu, kedua anjingnya juga ditemukan tewas dengan luka tembak.
Melansir dari Kompas.com, FX Ong nekat mengakhiri hidupnya berserta istri dan kedua anaknya dengan menembakkan kepala mereka sendiri.
Alasan di balik FX Ong mengajak anggota keluarganya untuk bunuh diri itu pun satu per satu mulai terungkap.
Salah satu motif kuat yang diduga menjadi penyebab satu keluarga bunuh diri karena adanya orang ketiga di dalam rumah tangga mereka.
Terlepas dari penyebab bunuh diri keluarga di Palembang, sebenarnya apa yang ada di otak orang yang berniat bunuh diri?
Melansir dari herway dan quora, inilah yang dipikirkan orang yang ingin mengakhiri hidupnya.
Baca Juga : Kenakan Rok Hingga Heels Saat Bertugas, Inilah Sosok Cantik Pengawal Pribadi Meghan Markle
Tidak ada lagi kebahagiaan
Keinginan itu biasanya dimulai dengan depresi.
Depresi adalah penyakit mental yang sangat umum yang menyebabkan orang melihat dunia dari sisi gelap.
Orang dengan depresi memiliki konsentrasi yang buruk, harga diri rendah, serta perasaan bersalah.
Depresi membuat mereka merasa tidak ada lagi kebahagiaan di dunia hingga akhir hidupnya nanti.
Bahkan kebahagiaan kecil seperti pelukan orang yang dicintai, nyanyian burung di pagi hari, kehangatan sinar matahari, dan lain-lain.
Hanya gelap yang bisa mereka lihat, untuk apa lagi menjalani hidup jika sudah tak lagi nikmat dan memberi rasa bahagia? Itulah yang mereka pikirkan.
Cameron Beck, yang menderita depresi selama beberapa dekade mengatakan bahwa berusaha bunuh diri adalah hal terbaik yang pernah terjadi padanya.
"Orang-orang melakukan bunuh diri karena mereka depresi dan berpikir bahwa sesuatu yang menakutkan dalam hidup mereka akan berlangsung selama sisa hidup mereka. Jadi mereka membuat sisa hidupnya singkat," tulis Beck.
Baca Juga : Dikenal Banyak Manfaat, Lada Hitam Berbahaya Bagi Orang dengan 4 Kondisi Ini
Kebebasan
Hidup terasa tidak mudah ketika kita mendengar suara-suara di kepala yang mengatakan bahwa kita tidak seharusnya berada di planet ini bersama orang-orang ini.
Pikiran beracun ini sebenarnya dapat disebabkan oleh hal-hal terkecil yang terjadi dalam kehidupan.
Misalnya ketika Moms membawa cucian dari satu kamar ke kamar lain, namun dalam perjalanan Moms tak sengaja menjatuhkan pakaian itu.
Untuk seseorang yang tidak memiliki keinginan bunuh diri, itu bukanlah suatu masalah.
Tetapi bagi seseorang yang memiliki pemikiran beracun, itu bukan sesuatu yang sepele.
Mereka akan berpikir, "Saya sangat tidak layak hidup jika saya tidak bisa melakukan ini dengan benar" atau "Saya bahkan tidak mampu melakukan ini" dan seterusnya.
Michael Fitzjohn, penulis untuk situs Quora yang sempat ingin bunuh diri pun membagikan ceritanya.
"Mengalah pada stres itu ada di dalam pikiran seseorang ketika mereka berpikir bunuh diri adalah ide yang bagus.
"Nyeri menyerang otak Anda. Anda ingin berhenti. Anda pikir orang-orang di sekitar akan lebih baik tanpa Anda. Seseorang yang berpikir jika bunuh diri ide bagus memiliki momen yang sangat tenang sebelum mereka mencoba bunuh diri." tuturnya.
Baca Juga : Dikira Kuburan Misterius, Warga Justru Tertawa Begitu Gundukan Tanah Itu Dibongkar Polisi
Orang dengan pikiran ingin bunuh diri cenderung melihat kebebasan saat membunuh diri mereka sendiri.
Mereka bebas dari kesepian, rasa sakit, juga pikiran-pikiran buruk yang terus menghantuinya.
Mereka tidak pernah tahu bahwa menjalani hidup sepenuh hati adalah hal yang membuat mereka benar-benar bebas.
Kehilangan kepercayaan
Kisah lain juga datang dari Sean Karp, seorang martial artist yang juga menulis di situs Quora.
Karp kemudian dikirim ke lembaga kesehatan mental, tetapi tidak membantu.
"Berada di lembaga kesehatan mental 'mengajarkan' saya untuk berbohong, untuk tetap menyembunyikan rasa sakit karena tidak ada yang ingin membantu Anda," tulisnya.
Ketika dewasa, Karp dikirim lagi ke lembaga kesehatan mental untuk menjaga dirinya tetap aman, dan kali ini ia kehilangan banyak barang miliknya.
Baca Juga : Dibelikan Handphone Berharga Fantastis, Nia Ramadhani Kesenengan Sampai Peluk Sang Mertua!
"Kondisi ini mengajari saya untuk tidak berbicara, tidak pernah curhat, tidak pernah membiarkan siapa pun tahu jika saya merasa ingin bunuh diri, karena apa pun solusi mereka untuk menghentikan saya bunuh diri, itu akan lebih buruk daripada kematian," tulisnya.
"(Orang yang hendak bunuh diri) tidak berbicara karena mereka tidak dapat mempercayai Anda atau siapa pun untuk tidak menghentikan mereka, karena kebutuhan dan rasa ketakutan Anda sendiri."
Source | : | nakita,quora |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR