Nakita.id - Hingga saat ini banyak ditemukan orangtua yang memiliki keyakinan salah atau mitos mengenai demam.
Umumnya orangtua berpikiran jika demam akan menyakiti Si Kecil, sehingga membuat orangtua khawatir sampai kurang tidur saat Si Kecil demam.
Kekhawatirkan orangtua itu sering disebut dengan istilah demam fobia, padahal apa yang dipercaya selama ini hanyalah mitos.
Sebab, menurut informasi dari laman seattlechildrens.org, faktanya demam tidak berbahaya dan justru sering membantu.
Baca Juga : Waspada Demam Tinggi pada Si Kecil, Berisiko Alami Kerusakan Otak
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai mitos dan fakta terkait demam pada Si Kecil, berikut inilah contoh dan penjelasan mitos dan fakta demam.
Mitos pertama adalah karena demam tubuh Si Kecil akan terasa hangat.
Faktanya, tubuh Si Kecil menjadi panas dapat disebabkan oleh berbagai alasan, tidak hanya demam.
Misalnya karena menangis, keluar ke tempat yang hangat atau cuaca panas, serta aktif bermain.
Saat melakukan hal itu, tubuh Si Kecil akan 'melepaskan panas', lalu suhu tubuh mereka akan kembali normal dalam waktu sekitar 20 menit.
Jadi tunggulah untuk beberapa saat sampai Moms mengambil kesimpulan bahwa Si Kecil memang menderita demam.
Baca Juga : Pilek? Atasi dengan Konsumsi Makanan Lezat ini, Perut Kenyang, Penyakit Hilang!
Mitos kedua adalah semua demam berdampak buruk untuk Si Kecil.
Faktanya, demam justru mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, serta membantu tubuh melawan infeksi.
Secara normal, Si Kecil dapat dikatakan demam apabila suhu tubuhnya mencapai 37,8 hingga 40 derajat celcius.
Selanjutnya, mitos ketiga adalah demam di atas 40 derajat celcius berbahaya, dapat menyebabkan kerusakan otak.
Baca Juga : Cara Atasi Flu pada Si Kecil Tanpa Minum Obat Ala Dian Ayu Istri Omesh
Faktanya, hanya suhu tubuh di atas 42 derajat celcius yang dapat menyebabkan kerusakan otak, dan suhu ini jarang sekali ditemukan pada anak-anak.
Ukuran suhu tubuh ini hanya terjadi jika suhu udara sangat tinggi, misalnya ketika Si Kecil ditinggalkan di dalam mobil tertutup selama cuaca panas.
Mitos keempat adalah kejang yang dipicu oleh demam.
Padahal faktanya hanya terdapat 4% anak-anak yang mengalami kejang demam.
Baca Juga : Waspada Demam Scarlet, Bisa Berpengaruh pada Jantung dan Ginjal
Mitos kelima adalah kejang dengan demam berbahaya untuk Si Kecil.
Faktanya, kejang ini memang membuat panik, tapi Moms harus tahu jika kejang demam dapat berhenti dalam 5 menit.
Kejang demam pun tidak menyebabkan kerusakan permanen, tidak meningkatkan risiko keterlambatan bicara, dan masalah belajar, begitu juga Si Kecil bisa kejang meski tanpa demam.
Lalu mitos keenam adalah semua demam perlu diobati dengan obat demam.
Baca Juga : Moms Alami Jerawat Postpartum? Yuk Sembuhkan dengan Cara ini
Padahal faktanya demam hanya perlu diobati jika menyebabkan ketidaknyamanan seperti membuat kondisi Si Kecil memburuk.
Namun, kebanyakan demam tidak menyebabkan ketidaknyamanan sampai suhu di atas 39 hingga 39,5 derajat celcius.
Mitos ketujuh adalah tanpa perawatan, demam akan terus meningkat.
Faktanya itu adalah salah, karena otak Si Kecil mengetahui kapan tubuh terlalu panas.
Baca Juga : Kenali Penyebab Jerawat Postpartum, Salah Satunya Bisa Karena Sembelit
Kebanyakan demam akibat virus tidak akan melebihi 39,5 hingga 40 derajat celcius, serta jarang mencapai 40,6-41,1 derajat celcius.
Meskipun demam tinggi terjadi, hal itu pun tidak berbahaya.
Mitos kedelapan adalah dengan perawatan, maka demam akan hilang dan suhu tubuh kembali ke normal.
Faktanya, dengan perawatan, umumnya demam hanya durun 1 hingga 1,5 derajat celcius.
Baca Juga : Jangan Lewatkan Perawatan Payudara Saat Hamil, Bisa Memperlancar ASI
Nah, itulah beberapa mitos dan fakta yang terkait tentang demam pada Si Kecil.
Maka dari itu, Moms tidak perlu terlalu khawatir lagi jika Si Kecil sedang demam, karena kebanyakan anggapan yang muncul di publik tentang demam adalah salah. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | seattlechildrens.org |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR