Perbedaan paling kentara antara dua kecelakaan dua pesawat ini adalah pada jumlah korban jiwa.
Yusuf Latief, ketua Basarnas mengatakan bahwa mungkin tidak ada penumpang selamat dalam kecelakaan Lion Air JT610.
Ia juga menerangkan bahwa penyebab dari jatuhnya pesawat JT610 tersebut masih belum dapat diketahui.
Baca Juga : Informasi Kehamilan Sehat Bulan 2 : Kantong Kehamilan Sudah Mulai Terbentuk
Lion Air sendiri didirikan tahun 1999 dan sudah mengalami kecelakaan sebanyak puluhan kali sejak tahun 2002 seperti dilaporkan oleh Quartz. Mulai kecelakaan kecil yang mengganggu kenyamanan penumpang, hingga kecelakaan fatal yang merenggut nyawa.
Pesawat yang jatuh pada Senin pagi tersebut dikirim ke Jakarta pada bulan Agustus lalu.
Pesawat Lion Air JT610 dikatakan mengalami kesalahan teknis saat dibawa ke Jakarta yang kemudian dinyatakan sudah 'lolos prosedur' menurut Edward Sirait, CEO dari Lion Air Group.
Baca Juga : Catat! Jangan Lewatkan 5 Makanan Ini, dapat Menjaga Usus Tetap Sehat
Kejadian ini bahkan membuat Pemerintah Australia melarang warganya untuk terbang menggunakan maskapai berlambang singa merah tersebut.
"Bersangkutan dengan jatuhnya pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, pemerintah Australia, pejabat dan para kontraktor diperintahkan untuk tidak terbang menggunakan Lion Air.
Keputusan ini akan ditinjau kembali setelah penyelidikan penyebab pesawat jatuh sudah jelas," instruksi pemerintah Australia. (*)
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Business Insider,Quartz,tribunnews.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR