Di balik perceraian, pasti muncul berbagai alasan dan sebab yang menengarai perceraian tersebut terjadi.
Banyak pihak yang merasa dipojokkan dan disalahkan mantan pasangannya akibat ia dan pasangannya bercerai.
Akan tetapi, hal tersebut bukanlah langkah yang tepat untuk dapat cepat bangkit dari keterpurukan.
"Alasan itu adalah pernyataan kesalahan. Ketika seseorang menyalahkan mantan pasangannya, pasti ia membuat pernyataan bahwa 'ia selingkuh, tidak ada komunikasi), kemudian emosional. Atau ketika seseorang membuat pernyataan bahwa perceraian lantaran ketidaksiapan dalam brkomitmen, merupakan hal yang sangat klise. Ia tidak pernah merasa cukup, kemudian terus menyalahkan diri sendiri dan terpuruk dalam kesedihan," ujar Dr. Terri Orburch dalam penelitian Vanier Institute of the Family.
Bila alasan tersebut muncul dan akan selalu dibahas terus menerus, seseorang itu sebenarnya tidak sepenuhnya hadir dalam hubungan baru yang kemudian ia bina lagi.
Ia juga tidak dapat mengatasi bahkan menyesuaikan diri menjadi pihak yang lebih baik untuk pilihan barunya.
Menurut Orbuch, ia menemukan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan pandangan tentang pasangan mereka sebelumnya.
Perempuan biasanya cenderung lebih menyalahkan mantan pasangannya, yang kemudian memicu perceraian.
Akan tetapi di pihak laki-laki, mereka kerap menyalahkan diri mereka sendiri, meski tak menutup kemungkinan bahwa keduanya saling berkbalikan.
Meski tak mudah, ada beberapa tip yang bisa dipakai seseorang yang sudah bercerai dan kemudian akan menikah lagi dan membina rumah tangga yang tentram serta harmonis!
Baca Juga : Semula Diremehkan Jadi Wakil Wali Kota Palu, Pasha Ungu Tunjukkan Tindakan Nyata Bangkitkan Lagi Palu
1. Berhenti menyalahkan mantan pasangan dan diri sendiri
Source | : | Huffington Post,Liveabout,Nakita.ID |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR