Nakita.id - Ada salah satu variasi seks yang biasa dilakukan pasangan suami istri, yaitu oral seks.
Oral seks biasanya mengandalkan mulut untuk mengeksplorasi alat kelamin pasangannya.
Kegiatan ini dilakukan untuk merangsang gairah pasangan satu sama lain.
Baca Juga : Mama Jangan Paksa Suami Lakukan Kegiatan Seksual Secara Oral, Pria Lebih Rentan Kena Kanker
Apakah kegiatan seks oral diperbolehkan saat hamil?
Yang perlu diketahui, seks oral berisiko menjadi penyebaran penyakit.
Hal itu terjadi jika salah seorang pasangan memiliki luka di mulutnya, sehingga membuatnya lebih mudah untuk menderita penyakit menular seksual.
Bahkan tanpa luka pun, jika berhubungan seksual dengan cara oral masih mungkin untuk tertular penyakit menular seksual.
Infeksi menular seksual tertentu dapat secara khusus menginfeksi mulut, bibir, atau tenggorokan.
Penyakit menular seksual yang dapat menginfeksi daerah mulut tersebut seperti herpes (HSV-1), chlamydia, dan gonorrhea.
Perlu diperhatikan
Oral seks umumnya hanya dianggap "aman" selama kehamilan jika kedua pasangan telah dinyatakan bebas dari penyakit menular seksual.
Baca Juga : Moms Alami Lepuh atau Luka Bakar? Sembuhkan dengan Bahan Alami ini
Selama kehamilan terutama, saat berhubungan oral, pastikan pasangan laki laki tidak meniupkan udara ke lubang vagina, dan menyebabkan udara terperangkap di dalam vagina.
Ini karena gelembung udara dapat memasuki plasenta, yang dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan janin.
Selain itu, perbedaan tekanan yang disebabkan oleh udara yang terperangkap di vagina dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, menyebabkan bercak atau pendarahan.
Jika Moms memutuskan untuk terlibat dalam seks oral selama kehamilan, penting untuk menggunakan kondom untuk mengurangi peluang tertular PMS (penyakit menular seksual) melalui seks oral.
Pendapat ahli
Dilansir dari babycentre.co.uk, Fisioterapis kesehatan wanita, Alison Bourne mempunyai pendapat tersendiri tentang seks oral selama kehamilan.
Baca Juga : Catat Yuk 6 Cara Meningkatkan Imunitas Bagi Ibu Hamil, Mudah!
"Asalkan masing masing pasangan tidak memiliki infeksi menular seksual (IMS), seks oral seharusnya tidak membahayakan bagi ibu atau janin.
Bahkan, ini bisa menjadi alternatif yang bagus jika dokter atau bidan telah menyarankan untuk menghindari seks vaginal.
Seks vaginal biasanya tidak disarankan pada ibu hamil yang memiliki kelemahan serviks (leher rahim), atau plasenta rendah," jelasnya.
Namun, Alison juga menyampaikan bahwa oral seks selama hamil juga memiliki risiko tersendiri.
"Namun, ada satu risiko potensial yang harus diwaspadai.
Jika ibu hamil menerima seks oral, pasangan harus berhati-hati untuk tidak meniupkan udara ke dalam vagina.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Ini Tanda Awal Kanker Rahim yang Sering Diabaikan!
Ada kemungkinan gelembung udara menghalangi salah satu pembuluh darah.
Kondisi ini dikenal sebagai emboli udara, dan dapat berpotensi fatal bagi ibu dan janin.
Jadi mungkin lebih aman jika pasangan laki laki hanya mencium atau menjilati klitoris dan bibir di sekitar vagina (labia).
Menelan sperma juga tidak akan membahayakan," tambahnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | American Pregnancy Association. |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR