Nakita.id - Secara sadar atau tak sadar setiap orangtua mungkin pernah melakukan labelling pada anak-anaknya.
"Gimana sih gini aja gak bisa?".
"Kamu gak bisa diem ya, petakilan!".
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Bisakah Moms Melakukan Labelling Untuk Memotivasi Anak?
Mungkin kurang lebih seperti itulah ucapan yang terlontar kala orangtua tengah merasa emosi atas perilaku anaknya.
Terkait dengan hal ini Psikolog anak Erfianne S. Cicilia, S. Psi, mengutarakannya beragam dampak serius terkait labelling pada 'Acara Stop Labelling Pada Anak' bersama Nakita.id pada 3 November 2018 di Jakarta, yang diselenggarakan di Ball Room lantai 8, Gedung Kompas Gramedia, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Disitu Psikolog yang akrab disapa Fifi ini memberikan solusi kepada kita semua jika terlanjur melakukan labelling pada anak.
Hal tersebut penting karena dampak labelling pada anak itu tidak bisa dianggap remeh!
Baca Juga : [GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling
Baca Juga : [VIDEO] Bolehkah Mengatakan 'Bodoh' Pada Anak? #LovingNotLabelling
Menurutnya beberapa dampak yang bisa terjadi antara lain :
- anak bisa mengikuti label yang disandangkan
- anak malas usaha
- anak kurang percaya diri alias PD
Baca Juga : Awas, Air Kelapa Justru Berbahaya Bila Diminum Orang-orang Ini
- anak mudah terpancing emosi
- anak memiliki konsep diri negatif
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Menyesal Sering Memuji Anaknya Pintar!
Namun Fifi pun menuturkan bahwa memang tidak akan pernah ada orangtua yang sempurna.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Tak Disangka, Ucapan Orangtua Seperti Ini Akan Membentuk Anak Jadi Sombong
"Hampir semua manusia pernah mengeluarkan kata-kata menyakitkan, saya pun pernah." ujarnya, dalam acara yang sponsori oleh Vizenza, Simply, juga Bento catering yang menyediakan makanan untuk acara anak-anak ditempat yang sama.
Namun menurutnya orangtua bijak bukanlah ia yang bebas dari kesalahan, melainkan orangtua yang senantiasa belajar dan memperbaiki kesalahannya.
Baca Juga : Informasi Awal Kehamilan: Cegah Autisme Bayi Sejak Dalam Kandungan
Sebaiknya orangtua tetap meminta maaf dan berkomitmen untuk tidak lagi melakukan tindakan tersebut.
Cepat memperbaiki menjadi kunci yang penting.
Hal itu penting digaris bawahi jika kita pernah memberikan labelling pada anak.
"Bicara dulu, berpikir kemudian, labelling paling cepat dilakukan karena kita lebih cepat ngomong dulu," ujarnya.
Baca Juga : Catat, Mengonsumsi Ini di Pagi Hari Bisa Menurunkan Risiko Kanker!
Moms pun sebaiknya harus lebih empati pada Si Kecil, ketika labelling yang dilakukan berdampak traumatis pada anak.
Misalnya saja ketika ada anak yang dimarahi ibunya karena muntah ketika makan saat merasakan sariawan. Sang anak akhirnya tak ingin makan karena takut ibunya marah.
Seharusnya sang ibu tidak langsung melabel anak atau memarahi spontan. Pahami kondisi anak terlebih dahulu Moms.
"Oh ada sariawan, coba liat pasti gak enak ya, makannya yang lembut-lembut ya. Mereka akan merasa dipahami jadi akan lebih mau. Tidak nyaman yang dirasakan, kita pahami untuk ngajak sesuatu," ujar Erfianne.
Nah Moms yuk lebih bijak lagi agar tidak melakukan perilaku labelling ini.
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR