Nakita.id - Belum habis duka di negeri ini atas jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, kabar duka lain kembali datang.
Seorang penyelam yang menjadi relawan untuk evakuasi pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang dikabarkan meninggal dunia.
Adalah Syachrul Anto(48), salah satu bagian dari komunitas Diver Rescue Team, kumpulan penyelam yang sering membantu pemerintah untuk proses pencarian dan penyelamatan di laut.
Baca Juga : Baru Dua Hari Ikut Evakuasi Lion Air JT 610, Seorang Penyelam Meninggal Dunia, Ini Kabarnya!
Kabar gugurnya Anto berasal dari seorang pengguna Facebook yang diduga rekan penyelam tersebut, Yosep Safrudi, pada Sabtu (3/11) pukul 00.30 WIB dini hari.
Istri Anto, Lyan Kurniawati(39) terkejut ketika mendengar kabar dari Basarnas pada Jumat(2/11/2018) pukul 20.00 WIB bahwa suaminya telah tiada.
Melansir dari Antaranews, sang istri, Lyan sempat menceritakan firasat yang dirasakan sang suami sebelumnya.
Baca Juga : Terima Jenazah Sang Anak, Korban Jatuhnya Lion Air JT 610, Keluarga Korban Rasakan Keajaiban!
"Suami saya selalu menawarkan diri kalau ada musibah yang dia bisa bantu seperti relawan tetap. Waktu kejadian Air Asia dulu dia ikut evakuasi. Di Palu juga ikut bantu," kata Lyan dikutip dari Antaranews.
Lyan menceritakan bahwa suaminya sempat mengirim pesan yang menceritakan kesedihan hatinya melihat banyaknya korban meninggal akibat pesawat lion air JT 610 yang jatuh.
"Mungkin itu merupakan firasat dia ya. Bapak atau suami saya itu, untuk misi kemanusiaan meski berat dan dilarang tetap berangkat," lanjutnya.
Baca Juga : Cerita Pilu Haykal Kamil Tentang Sepupunya Korban Lion Air JT 610 Jatuh, Dua Anak Masih Nunggu Sang Ayah!
Saat berangkat ke Jakarta, Lyan turut mengantarkan sang suami sampai Bandara Jogja pada Rabu(31/10/2018).
Ia mengaku berat melepas kepergian sang suami kali ini.
"Saya berat sekali melepas dia. Tetapi suami saya tetap kekeuh, apalagi ini untuk kemanusiaan. Saya sudah tahu wataknya, jadi saya tidak melarang," ujar Lyan dikutip dari Kompas.com.
Ini bukanlah kali pertama Anto menjadi relawan penyelam.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, HypnoTalk dengan Teknik Self Hipnosis, Agar Tidak Melakukan Labelling pada Anak!
Sebelumnya, ia juga ikut misi mencari korban pesawat Air asia QZ8501 yang jatuh di selat Karimata pada 2015.
Jenazah Anto telah dibawa ke rumah duka di Surabaya sejak tadi pagi pukul 08.30 WIB dan disemayamkan di TPU Bendul Merisi pukul 11.30 WIB.
Baca Juga : Gelar Pengajian untuk Deryl Fida Korban Lion Air JT610, Keluarga Justru Alami Hal Janggal!
Meski pasangan ini sebenarnya tinggal di Makassar, namun atas pertimbangan keluarga almarhum dimakamkan di Surabaya.
Almarhum meninggalakan seorang istri dan seorang putri bernama Fia.
Baca Juga : Ingat Si Kecil Yuga di Sinetron Cinta Fitri? Sekarang Sudah Dewasa dan Sering Tampil Gondrong
Meninggalnya Anto tentu menyisakan duka mendalam bagi keluarganya, terutama sang istri.
Bahkan Lyan sempat mencurahkan isi hatinya melepas kepergian sang suami di Facebook.
"Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku,imamku....
Tunggu aku di jannahNya Insya Allah....terimakasih kasih sayang, bimbingan dan didikanmu. Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan
Laa khaula wala kuwwata Illa Billah ...
Innalilahi wainailaihi rojiun...Mohon dibukakan pintu maaf segala kesalahan almarhum," tulis Lyan Kurniawati di Facebook Syachrul Anto.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Kuku Sarang Penyakit, Ini Tips Kuku Cantik dan Sehat Juga Kuat
Melansir dari Kompas.com, penyebab gugurnya Anto diduga karena mengalami dekompresi.
Sebelumnya, Anto sempat dibawa ke RSUD Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Namun saat itu, ando sudah dalam kesadaan tidak sadarkan diri hingga tidak ada denyut nadi dan napas.
Selain itu, di seluruh leher, wajah, dada atas, serta punggung Anto sudah biru keunguan saat tiba di RSUD Koja.
Bahkan perut Anto terlihat membuncit hingga keluar cairan warna kuning dari hidungnya.
Baca Juga : Inginkan Bayi Laki-laki, Seorang Ayah Tega Lempar Bayi Perempuannya dari Puncak Bukit
Source | : | nakita,kompas,antaranews.com |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR