Nakita.id - Sadar atau tidak, Moms mungkin pernah memberikan label pada Si Kecil dalam kesehariannya.
Entah itu karena ia tak bisa diam, tidak mau menuruti apa kata Moms, dan masalah lainnya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Terlanjur Melakukan Labelling Pada Anak? Ini yang Harus Dilakukan
Mungkin saat Si Kecil berusia 3-4 tahun, Moms akan lebih sering memujinya ketika ia bisa melakukan sesuatu yang baru.
Namun, menginjak usia 5 tahun, pujian tersebut semakin berkurang, termasuk dalam memberikan motivasi kepada anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, HypnoTalk dengan Teknik Self Hipnosis, Agar Tidak Melakukan Labelling pada Anak!
Moms pun jadi cenderung memberikan sebutan yang buruk kepada Si Kecil.
"Labelling positif juga mudah sekali dilakukan, tetapi ketika masuk usia 4 menuju 5 tahun, mereka sudah mengenal teman, guru, dan orang dewasa lain.
Sehingga, nilai-nilai yang ditanamkan sehari-hari sudah mulai 'goyah', anak sudah mulai nakal, pintar membantah, pintar menjawab", jelas psikolog anak Erfianne S. Cicillia, S.Psi, di acara "Stop Labelling Pada Anak!" yang diselenggarakan Nakita.id pada Sabtu (3/11/2018) di Gedung Kompas Gramedia Majalah, Jakarta Barat.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Menjadi bagian dari orangtua milenial, Moms perlu mengetahui apa yang menjadi kekhawatiran orangtua yang pada akhirnya bisa memberikan label kepada anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Terlanjur Melakukan Labelling Pada Anak? Ini yang Harus Dilakukan
Erfianne alias Fifi, sapaan akrabnya, menjelaskan salah satunya adalah banyaknya urusan oleh orangtua zaman sekarang.
"Banyak urusan seperti obrolan lewat grup WhatsApp, kumpul kegiatan seperti arisan, yang juga bisa memberikan ragam informasi.
Kalau banyak informasi, berarti anak juga banyak bertanya.
Baca Juga : Kisah di Balik Pembuatan Gaun Pernikahan Maia Estianty, Desainernya Sampai Berkaca-kaca!
Pada kondisi seperti ini, dalam menanggapi anak bertanya bisa saja Moms jadi emosi, akhirnya tidak fokus, dan kurangnya waktu mengelola diri," jelasnya.
Untuk itu Fifi menjelaskan, agar bisa menahan diri dalam memberi label pada anak, penting memahami pribadi Si Kecil tersebut.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Perempuan Ini Rutin Minum Urine Anjing Agar Cantik, Ini Kata Dokter!
"Kalau ingin mengenal anak, butuh menyediakan waktu, tenaga, pikiran, hati.
Pertama kita perlu mengenal dulu, lalau pahami mereka. Kalau sudah, rasa sayang itu jadi lebih mudah dan lebih dipahami anak-anak," terang Fifi.
Ia juga menambahkan, kekhawatiran dalam memberi label pada anak karena cenderung orangtua berbicara dahulu, dan berpikir kemudian.
Baca Juga : Angel Lelga Sempat Disakiti Oleh Vicky Prasetyo, Kini Vicky lah yang Merasa Sakit Hati, Ada Apa?
"Labelling paling cepat dilakukan karena Moms berbicara dahulu. Padahal sebaiknya pikiran dulu yang diolah, baru berbicara kepada anak," papar Fifi dalam acara yang diikuti oleh banyak komunitas praenting dan didukung oleh Bento catering, Simply, dan juga Vicenza.
Nah, itu dia Moms kekhawatiran yang bisa Moms pahami, untuk mencegah agar tidak ada pemberian label untuk Si Kecil.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyakit Pada Anak Diabetes tipe-1 Biasanya Mulai Terdeteksi di Usia 10-14 tahun
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR