Nakita.id - Keracunan makanan merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi pada semua orang. Terutama pada anak di bawah usia 5 tahun.
Keracunan makanan biasanya terjadi akibat adanya kontaminasi bakteri, virus, atau parasit yang ada di dalam makanan itu sendiri.
Sumber keracunan makanan yang paling umum berasal dari hewan, seperti daging, unggas (seperti ayam), telur, susu, dan seafood (seperti udang dan kerang).
Adapun beberapa bakteri yang paling umum menyebabkan keracunan adalah Salmonella, Listeria, Campylobacter dan E. coli.
Baca Juga : Akibat Beli Es Krim Seharga Rp 2 ribu, Anak-anak Kelas 4 SD Kutasari Keracunan
Dalam banyak kasus, keracunan makanan bisa terjadi dalam taraf ringan dan berlangsung hanya dalam waktu singkat.
Bahkan beberapa diantaranya tidak membutuhkan bantuan medis.
Namun sayangnya, dalam kasus tertentu keracunan makanan bisa menjadi masalah lebih serius.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk benar-benar memahami keracunan pada anak.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Seluk Beluk Leukemia, Penyakit Yang Menyerang Shakira Anak Denada
Biasanya gejala keracunan makanan akan terlihat dalam 30 menit hingga 2 hari.
Gejala keracunan biasanya meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, kram dan nyeri di perut, dan sakit kepala.
Baca Juga : Ashanty Akui Pernah Keracunan Makanan Saat Hamil, Kulkas Bisa Jadi Penyebab!
Saat anak keracunan makanan sebaiknya hindari memberinya susu, kafein, dan minuman bersoda.
Moms juga sebaiknya menghindarkan makanan untuk beberapa jam pertama sampai perut anak pulih.
Hindari pula memberikan anak obat untuk menghentikan diare, karena itu adalah cara tubuh mengeluarkan bakteri, virus, dan parasit yang menyebabkan keracunan makanan.
Obat diare juga dapat membuat gejala keracunan makanan bertahan lebih lama.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi Bisa Mematikan, Kenali dan Cegah Sekarang Juga!
Moms bisa memberikan anak yang keracunan makanan dengan air, jus, atau minuman beraroma lainnya.
Moms juga bisa memberikan anak makanan kecil hambar dan tidak berlemak seperti kerupuk, sereal, roti panggang, dan nasi saat perut anak memulih.
Untuk bayi, Moms bisa memberikan ia ASI atau susu formula.
Usahakan anak tetap memiliki cairan yang cukup selama mengalami gejala keracunan makanan.
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Tanggapan Dokter Reisa Tentang Memotong Bulu Mata Bayi Agar Lentik
Moms sebaiknya segera waspada bila anak mengalami gejala keracunan makanan hingga berhari-hari dan menunjukan tanda-tanda dehidrasi, seperti:
- Kebingungan
- Mulut kering atau lengket
- Haus ekstrim
- Mata yang terlihat cekung
- Sedikit atau tidak ada air mata saat menangis
- Tidak ada energi
- Buang air kecil jarang atau tidak sama sekali
- Detak jantung cepat
- Titik lunak di kepala bayi terlihat cekung
- Lemah, pusing, atau merasa pusing
Moms perlu membawa anak ke dokter. Selain untuk mendapatkan penanganan emergency, juga untuk dicari penyebabnya.
Sehingga bisa diketahui penanganan apa yang paling tepat untuk mengatasi kondisinya saat itu.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Zee Zee Shahab Alami Penyumbatan Plasenta Saat Hamil Anak Kedua, Apakah itu?
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | WebMD,stanfordchildrens.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR