Selama perang, Miyako tinggal bersama sekelompok kerabat dan bekerja keras untuk membesarkan anak perempuannya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman
Miyako telah mempersiapkan diri untuk kejadian terburuk, kemungkinan bahwa Masao mungkin tidak akan kembali.
Tetapi pada akhirnya Masao bisa kembali ke keluarganya pada 1946.
Baca Juga : Tak Cuma Maia Estianty. Irwan Mussry juga Dapat Sambutan Meriah dari Karyawannya
Setelah kembali ke rumahnya yang menurut Miyako terlihat seperti "hanya dengan kulit dan tulang yang tersisa", Masao sangat gembira bisa bertemu kembali dengan keluarganya.
Setelah Masao kembali, pasangan itu memiliki tiga anak perempuan lagi.
Namun, lingkungan pasca-perang adalah waktu yang lebih menantang, karena keluarga berjuang untuk kebutuhan sehari-hari, seperti bahan pangan dan sandang.
Anak-anaknya ingat ketika mereka meminta boneka untuk Hinamatsuri (festival tradisional Jepang), tetapi justru ditolak dengan keras oleh Masao.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Atasi Sinus Dengan Metode 20 Detik, Begini Caranya!
Masao mendapatkan pekerjaan di sebuah pelabuhan, tetapi seringnya harus pindah ke daerah lain di Jepang, yang berarti keluarganya harus ikut.
Karena kelima putri mereka lahir dan dibesarkan di tempat yang berbeda, mereka tidak memiliki kenangan masa kecil yang sama.
Setelah putri mereka menikah dan memulai keluarga mereka sendiri, Masao dan Miyako dapat menikmati kehidupan pernikahan mereka dengan cara yang tidak dapat mereka lakukan sebelumnya, seperti berkeliling Jepang dan luar negeri bersama.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | guinnessworldrecords.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR