Tabloid-Nakita.com - Tak sedikit orangtua mengkhawatirkan buah hatinya akan jatuh sakit seusai bereksplorasi. Menurut Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) dalam seminar yang berlangsung di Crowne Plaza, Semarang (22/10), kerja sama DANCOW Parenting Center dan tabloid nakita, kekhawatiran orangtua sangatlah beralasan. Pasalnya, saat bereksplorasi, boleh jadi anak bersentuhan dengan benda atau lingkungan penuh kuman, sehingga rawan terkena penyakit, seperti flu, pilek, diare, dan penyakit lainnya.
Lantas, bagaimana mencegahnya agar si Kecil tak mudah sakit? “Bentengi tubuh anak dengan nutrisi lengkap, seimbang dan tepat, agar ia tidak mudah sakit. Nutrisi yang tidak tepat dan tidak lengkap merupakan sumber penyakit bagi anak,” ujar Dokter Spesialis Anak - Tumbuh Kembang yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ini,
Selain tak mudah sakit, nutrisi lengkap, seimbang dan tepat juga mendukung pertumbuhan otak anak berkembang optimal. “Konsumsilah makanan yang cukup mengandung karbohidrat, protein, minyak ikan, omega-3, omega-6, dan zat besi. Semua nutrisi itu dapat mempercepat komunikasi antar-sel di otak, membantu perkembangan, daya kerja, dan fungsi otak,” tambah dr. Hartono kepada sekitar 400-an peserta seminar yang berkumpul di ballroom dengan—hampir semuanya—mengenakan busana berwarna kuning.
Tak hanya itu, Bunda, dibutuhkan juga stimulasi yang tepat sesuai usia anak. Untuk itu, Vera Itabiliana, Psi, seorang psikolog, pada kesempatan yang sama, menyoroti pentingnya stimulasi serta cinta Bunda dan Ayah untuk tumbuh kembang optimal anak. “Cinta berarti memberikan apa yang terbaik yang dibutuhkan anak, bukan hanya yang dia suka. Sebab, apa-apa yang disukai belum tentu selalu baik dan dibutuhkan.” (atau cari bahasa lain dari sudut pandang lebih positif)
Memberikan cinta yang utuh kepada anak merupakan bagian dari pola asuh yang tepat, yaitu pola asuh yang mendukung eksplorasi si kecil sesuai kebutuhannya. “Ingat, di masa balita, pertumbuhan anak sedang pesat-pesatnya. Ia sedang aktif bergerak, sehingga senang menjelajah ke sana kemari. Rasa ingin tahunya juga sangat besar, sehingga senang mengamati, menyentuh, dan mencoba tentang hal-hal baru. Tugas orangtualah untuk mengakomodir perkembangan anak tersebut.”
Nah, menurut Vera, pola asuh yang sesuai adalah Bunda dan Ayah membebaskan anak untuk bereksplorasi disertai dengan batasan atau aturan tertentu. Contoh, si Kecil boleh main di lapangan, tetapi di jam tertentu harus pulang. Pola asuh ini juga bersifat menyenangkan dan mengajak, bukan memaksa. Kalau anak tidak mau mandi, misal, jangan dipaksa dengan mengatakan, “Mandi sekarang, ya!” Akan tetapi, katakan, “Mandinya mau sama mainan bebek apa ikan?” Kalau ditanya seperti itu, anak pasti mau dan bergegas untuk mandi.
Pembicara terakhir, Bunda Sari Sunda Bulan menekankan pentingnya kesehatan saluran cerna. Pasalnya, sekitar 80% sistem daya tahan tubuh anak ada di saluran cerna, sehingga kolonisasi bakteri baik penting untuk pematangan sistem daya tahan tubuh di saluran cerna. “Bakteri baik yang sudah terbukti membantu menurunkan risiko infeksi pada anak adalah Lactobacillus rhamnosus. Jangan lupakan juga pentingnya serat pangan, yaitu inulin, vitamin A, C, dan E, serta mineral selenium dan zink. Semuanya sangat baik untuk membantu memenuhi nutrisi untuk kesehatan si Kecil..”
Sebelum acara berakhir, peserta pun dimanjakan dengan aneka kuis dan pertanyaan bertabur hadiah. Acara Dancow Parenting Center dan nakita memang sangat seru, penuh ilmu, dan sangat menginspirasi!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR