"Perjalanan seperti ini sudah biasa setiap hari," ungkap ibunda Adul, Pipin saat berbincang dengan Kompas.com di sela perjalanan pulang dari sekolah menuju rumahnya, Sabtu siang. Perjalanan naik turun di jalan setapak ini sudah rutin dilakukannya sejak Adul mulai duduk di bangku sekolah.
Bahkan saat awal masuk kelas 1 hingga kelas 2, Adul harus digendong.
Setelah masuk kelas tiga, Adul mulai terbiasa berjalan sendiri. Untuk mencapai sekolahnya, memang tidak dilakukan dengan terus dengan berjalan kaki.
Baca Juga : Asian Para Games 2018 Jadi Ajang Edukasi Difabel pada Anak, Catat Ini Cara yang Tepat
Karena, setelah mencapai jalan desa, bisa menumpang motor ojek sekitar 1 kilometer dengan ongkos Rp7.000 sekali jalan.
"Kalau ada uangnya kami pakai ojek. Tapi kalau lagi enggak ada uang ya terpaksa berjalan kaki sampai sekolah begitu juga pulangnya," aku Pipin.
Sebenarnya, lanjut dia, perjalanan dari rumah ke sekolah bila menggunakan jalan kampung yang utama harus ditempuh sekitar 5 kilometer.
Baca Juga : Salah Satu Sekolah Larang Murid Memakai Tas Karena Alasan Kesehatan, ini yang Dilakukan Para Murid!
Saat ini, perjalanan pergi ke sekolah begitu juga pulangnya sudah bisa dilakukan dengan cara melintasi bagian dalam kampus SMA Pesantren Unggul Al Bayan.
Sehingga, jarak tempuhnya menjadi lebih singkat, hanya sekitar 3 kilometer.
Headliners Hadirkan Chaos Lab, Playground Imersif Pertama di Indonesia yang Menggabungkan Sains Interaktif dan Edukasi
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR