Tabloid-Nakita.com - Keguguran pasti membuat Mama sedih. Ada keinginan untuk segera mencoba hamil lagi, tetapi juga ada rasa khawatir jika harus mengalami keguguran lagi. Namun, kapan boleh hamil lagi setelah keguguran?
Memang, banyak perempuan yang khawatir jika terlalu cepat mencoba hamil lagi. Mereka menginginkan penjelasan medis mengenai berapa lama harus menunda kehamilan setelah mengalami keguguran. Menurut World Health Organization, kaum perempuan bisa mencoba hamil lagi enam bulan setelah mengalami keguguran.
Bukti ilmiah menemukan bahwa perempuan yang mencoba hamil lagi enam bulan setelah keguguran akan mengurangi kemungkinan untuk keguguran lagi hingga seperlimanya. Mereka bukan saja punya kemungkinan lebih besar untuk punya anak, tetapi si bayi juga kecil kemungkinannya untuk lahir prematur.
Menurut Dr Sohinee Bhattacharya, peneliti dari University of Aberdeen, Inggris, menduga dorongan untuk hamil lagi enam bulan setelah keguguran ini ada kaitannya dengan usia.
"Kita tahu ibu yang usianya tidak muda lagi punya kemungkinan untuk mengalami keguguran, dan jika menunda kehamilan lebih lama lagi, Anda pun akan meningkatkan kemungkinan untuk keguguran lagi," katanya. Alasan lainnya, ketika perempuan baru mengalami keguguran, mereka cenderung akan lebih memerhatikan kesehatannya, lebih termotivasi, dan bahkan mungkin lebih subur.
Penemuan yang diterbitkan di jurnal Human Reproduction Update ini merupakan kesimpulan dari 16 studi yang melibatkan 1,04 juta perempuan, yang tujuannya mengetahui pengaruh jika hamil lagi dalam enam bulan setelah keguguran. Ternyata, peluang mengalami keguguran lagi menurun hingga 18% dalam periode enam bulan. Teori lainnya mengatakan, perempuan yang keguguran masih memiliki kadar asam folat yang tinggi dalam tubuhnya, sehingga bermanfaat bagi janin ketika mereka hamil lagi.
Fakta lainnya mengungkapkan, bayi yang lahir prematur juga menurun hingga 21%, sementara tingkat bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan bayi mati dalam kandungan (stillbirth) tidak ada bedanya dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang hamil lagi lebih dari enam bulan setelah keguguran. Para perempuan responden juga tidak memiliki peluang lebih besar untuk mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi saat hamil, yang bisa berbahaya bagi bayi.
Penemuan ini tentunya memberi dukungan bagi pasangan yang ingin mencoba hamil lagi segera setelah mengalami keguguran, dan juga meyakinkan mereka yang khawatir akan mengalami keguguran lagi jika terlalu cepat hamil lagi setelah keguguran. Yang lebih penting, sebenarnya penemuan ini memberi penguatan bagi pasangan untuk mencoba hamil lagi kapan pun mereka siap.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR