Tabloid-Nakita.com - Persalinan tentu menjadi saat yang ditunggu-tunggu para ibu baru. Inilah momen di mana Mama dan Papa diliputi takjub dan rasa penuh syukur, bagaimana sesosok mahluk mungil tumbuh di dalam tubuh Mama, kini siap hadir di dunia.
Mama pun telah bersiap "menikmati" setiap prosesnya, dari nyeri kontraksi hingga mendengar tangisan si bayi ketika akhirnya berhasil dikeluarkan. Hal yang akan membuat dada Mama membuncah oleh kebahagiaan, dan tak sabar ingin segera memberinya luapan kasih sayang.
Melahirkan memang menjadi momen penuh keajaiban. Mama menyadari bagaimana tubuh perempuan dirancang untuk membawa janin dan tumbuh bersamanya selama sembilan bulan, dan kemudian secara alami mendorong si bayi keluar dari tubuh Mama pada waktunya. Bagaimana sebenarnya proses persalinan normal terjadi? Mama bisa melihat videonya dari BabyCenter di sini.
Proses persalinan normal (pervaginam) dikategorikan dalam tiga tahap persalinan: pemendekan dan pelebaran serviks, penurunan dan kelahiran bayi, dan pengeluaran plasenta.
Tahap Pertama: Fase Laten
Fase laten persalinan juga disebut fase diam, persalinan prodormal, atau pra-persalinan. Fase ini secara umum didefinisikan sebagai awal pada titik di mana calon ibu merasakan kontraksi rahim yang teratur. Pada saat itu terjadi pembukaan yang mencapai 3 cm, dan berlangsung hingga 8 jam.
Penipisan serviks, yang merupakan penipisan dan peregangan leher rahim, dan pelebaran serviks terjadi selama minggu penutupan kehamilan dan biasanya lengkap atau hampir lengkap, pada akhir fase laten.
Tahap aktif persalinan (atau "fase aktif tahap pertama" jika tahap sebelumnya disebut "fase laten tahap pertama") memiliki definisi geografis yang berbeda-beda. Di Amerika, definisi persalinan aktif diubah dari 3 sampai 4 cm, sampai 5 cm dari pelebaran serviks bagi ibu multipara (pernah melahirkan sebelumnya), dan pada 6 cm untuk ibu nulipara (belum pernah melahirkan sebelumnya).
Tahap Kedua: Pengeluaran Janin
Tahap pengeluaran dimulai ketika serviks sepenuhnya melebar, dan berakhir ketika bayi lahir. Pada awal tahap kedua yang normal, kepala sepenuhnya berada di panggul. Pengeluaran lengkap dari bayi menandakan penyelesaian tahap kedua persalinan.
Tahap Ketiga: Pengeluaran Plasenta
Periode setelah janin dikeluarkan sampai setelah plasenta dikeluarkan disebut tahap ketiga persalinan atau tahap involusi (tahap pengerutan rahim kembali ke kondisi sebelum hamil). Kontraksi-kontraksi kecil bisa saja terjadi. Hal ini menandakan plasenta terpisah dari dinding rahim dan siap dikeluarkan. Pengeluaran plasenta ini merupakan tahap terpendek, hanya memakan waktu sekitar 5 - 30 menit.
Tahap Keempat:
"Tahap persalinan keempat" adalah periode yang dimulai segera setelah kelahiran anak. Dokter akan memonitor selama beberapa jam setelah persalinan untuk memastikan rahim terus berkontraksi dan perdarahan yang terjadi tidak berlebihan.
Setelah mengetahui proses persalinan normal ini, semoga Mama jadi makin semangat menyambut kelahiran si bayi, ya.
Semaja Hadirkan Menu 'Eastern Heritage' Karya Chef Glenn Erari, Jelajah Ragam Cita Rasa dari Wilayah Timur Indonesia
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR