Yang Perlu Diketahui tentang Pemanis Buatan

By Dedeh Kurniasih, Rabu, 11 Januari 2017 | 04:00 WIB
Sakarin, aspartam, atau xylitol, hanya beberapa contoh pemanis buatan. (Dini Felicitas)

Asesulfame K Asesulfame K disetujui untuk dikonsumsi pada tahun 1988 dan baru pada tahun 2003 diperkenalkan sebagai pemanis intens. Asesulfame K tidak diolah oleh tubuh sehingga tidak ada kalori yang diserap oleh tubuh. Rasa manisnya 200 kali lebih manis dari gula biasa. Pemanis ini bersifat “Quick on-site” yaitu cepat terasa kemanisannya dan cepat menghilang pula. ADI untuk Asesulfame K yaitu 15 mg per kilogram berat badan.

• Sukralosa Pemanis intens ini merupakan pemanis nonkalori yang tidak dicerna tubuh sehingga tidak menambah kalori bagi tubuh. Sukralosa bisa digunakan untuk memasak. ADI untuk sukralosa yaitu 0-15 mg per kilogram berat badan.

• Siklamat Ditemukan pertama kali oleh Michael Sveda tahun 1937. Dikenal dengan nama dagang sodium atau biang gula. Siklamat sangat larut dalam air, stabil terhadap suhu tinggi, nonkalori, dan tidak memberikan aftertaste. Namun, siklamat dapat menurunkan kandungan vitamin B1, vitamin C, dan asam amino essensial. Nilai ADI pemanis ini 0-11 mg/kg berat badan.

• Gula poliol (sorbitol, manitol, laktitol, xilitol, eritritol, laktitol, isomalt, dan maltitol) Kelompok ini diizinkan pemakaiannya dalam bahan pangan. Tingkat kemanisan hampir sama atau lebih rendah dari pemanis konvensional. Gula-gula ini dikenal memiliki indeks glisemik dan insulemik jauh lebih rendah dari pada glukosa. Karena mempunyai sifat antikariogenik dan sekaligus memberikan efek “cooling” pada indra perasa, pemanis ini secara teknologi dapat dibuat permen.

Gula poliol yang diketahui memiliki sensasi dingin yang kuat adalah xilitol dan sorbitol. Konsumsi dalam jumlah banyak kemungkinan bisa menyebabkan diare. Golongan poliol selain sebagai pemanis juga dapat berperan sebagai flavour, penstabil, atau pengental. Sorbitol dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan permen (kadar maksimum 99%), permen karet (75%), selai dan jeli (kadar maksimum 30%).

Sakarin, aspartam, atau xylitol, hanya beberapa contoh pemanis buatan.

Narasumber: Prof. Dr. C. Hanny Wijaya, Ketua Program Studi Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.