Bila Profesi Mama Menantang Maut, Ini 8 Hal yang Harus Ditanamkan pada Anak

By Maharani Wibowo, Senin, 27 Februari 2017 | 05:15 WIB
Jika pekerjaan mengharuskan Mama kerap keluar kota, ajarkan ini pada anak. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Setiap ibu tentu ingin menjadi yang terbaik bagi anak-anaknya. Selalu memperhatikan tumbuh dan kembang si balita, hingga menemaninya dalam kondisi apa pun. Namun profesi yang Mama pilih justru membuat pertemuan Mama dan si kecil menjadi jarang. Bagaimana agar Mama tetap dapat menjalani profesi sekaligus berperan jadi ibu yang baik bagi si kecil?

Percayalah, tidak ada satu manusia pun yang sempurna. Namun Mama masih bisa kok menjalani kedua profesi mulia ini. Nakita berikan kiat-kiatnya agar dengan profesi yang menantang Mama tetap dekat dengan anak. Simak, ya.

1. Kenalkan anak pada profesi Mama. Menjelaskan tentang pekerjaan Mama yang tidak biasa kepada balita memang bukan pekerjaan mudah. Berikan pemahaman tentang apa yang Mama kerjakan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Misalnya, jika ibu seorang polisi, pengacara, pramugari, atau reporter TV yang mengharuskan Mama kerap keluar kota, perbanyak cerita mengenai tugas-tugas profesi ini kepada anak. Lambat laun dia akan akrab dengan pekerjaan yang Mama geluti sehingga akan memaklumi jika sang ibu waktunya terbagi antara anak dan pekerjaan.

2. Curi waktu untuk berkomunikasi. Manfaatkan gadget canggih Mama untuk menghubungi si kecil kapan pun dan dimana pun Mama memiliki waktu luang. Meski hanya 5 menit, komunikasi ini akan begitu berarti buat mereka.

3. Punya anak yang selalu menangis saat ditinggal kerja? Biasanya Mama akan pergi dengan sembunyi-sembunyi. Hentikan cara ini sekarang juga. Tetap meminta izin darinya dan katakan jika Mama akan secepatnya pulang ketika pekerjaan sudah selesai. Tinggalkan dia meski tengah menangis keras. Hal ini akan membiasakan dirinya sehingga bila esok Mama berangkat kerja, dia akan bosan menangis karena sudah tahu ibunya pergi untuk mencari nafkah.

4. Jika diperbolehkan oleh atasan, sesekali ajaklah anak ke kantor tempat Mama bekerja. Kenalkan dia pada rekan seprofesi Mama, dan biarkan dia mengeksplorasi kantor Mama. Tetap perhatikan gerak-geriknya dan langsung bergerak jika dia menyentuh hal yang berbahaya atau dilarang. Jawab semua pertanyaan dia semampu Mama, dan jangan menyuruh anak hanya duduk manis. Libatkan dia di setiap acara kantor Mama supaya anak punya kedekatan batin dengan profesi ibunya.

5. Bila harus meninggalkan anak selama berhari-hari, mintalah izin pada atasan sehari sebelum pergi menunaikan tugas agar bisa bermain bersama anak. Jujurlah kepadanya bahwa Mama tidak akan pulang selama beberapa hari. Katakan juga bahwa Mama akan berkabar via telepon. Kalau perlu memakai fasilitas video call agar anak bisa melihat wajah Mama.

6. Bila mendapat libur dari atasan, entah satu atau dua hari, manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya untuk mengajarkan kemandirian pada si kecil. Jangan menuruti nafsu kelelahan dan hanya menghabiskan liburan untuk tidur. Jika Mama berdedikasi pada profesia, Mama juga harus mampu berdedikasi pada tugas sebagai ibu, ya.

7. Minta Papa untuk selalu memantau perkembangan si kecil saat Mama tidak ada, lalu berdiskusilah dengannya sehingga Mama mengetahui apa saja yang harus diajarkan pada anak. 

8. Hal terakhir yakni, ajarkan anak soal arti kehilangan seseorang. Profesi Mama yang menantang maut sudah pasti berisiko tinggi nyawa melayang. Selalu berikan pemahaman pada si kecil bahwa manusia sewaktu-waktu akan tiada, sesuai takdir Tuhan. Karenanya, persiapkan juga mental si kecil jika nanti kehilangan ibunya, agar tidak sedih berlarut-larut. Minta juga kepada Papa agar memberikan pengertian ini pada anak sehingga ia mampu melakukannya.

Ternyata, kunci menjalankan profesi dan peran sebagai ibu yang seimbang adalah kejujuran dan hadir sepenuhnya ketika sedang bersama anak. Niscaya anak akan selalu merasakan kehadiran Mama meskipun Mama sering harus keluar kota.