Suara Keras TV Bisa Hambat Batita Belajar Bahasa

By Avrizella Quenda, Senin, 20 Februari 2017 | 18:30 WIB
Suara yang terlalu keras dari televisi bukanlah stimulasi yang baik. (Heni Wiradimaja)

Nakita.Id- Banyak orangtua membiarkan anak belajar dengan cara menonton program acara televisi yang dirasa mendidik dengan suara keras. Tapi bukan hanya dampak positif saja, ternyata studi baru menemukan bahwa suara TV yang bising dapat membuat anak sulit mempelajari bahasa berupa kata-kata baru. Ini hasil temuannya:

Penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Child Development. Temuan ini mungkin sangat relevan untuk keluarga yang berpendapatan rendah yang cenderung memiliki tingkat kebisingan lebih tinggi, kata para ilmuwan. Terbukti, suara keras dan bising dari TV bisa hambat  batita belajar bahasa.

Baca juga: Belajar Bahasa Ibu Dulu Bahasa Asing Kemudian

Untuk membantu perkembangan bahasa si batita, kita memang selayaknya memberikan stimulasi yang tepat. Sejumlah penelitian menunjukkan, anak-anak yang mempelajari kemampuan berbahasa isyarat sebenarnya dapat berbicara dan memahami bahasa dengan lebih baik daripada mereka yang tidak belajar bahasa isyarat.

Saat batita melakukan gerakan isyarat atau mengucapkan suatu kata meski belum jelas, maka isyarat atau ucapan iitu harus direspons. Demikian pula, isyarat yang diberikan orangtua disertai dengan penjelasan verbalnya merupa kan stimulus bagi perkembangan bahasa anak, sehingga dapat menguatkan kemampuan bahasanya.

Baca juga: Perkembangan Anak Usia 2 Hingga 3 Tahun Yang Normal Terjadi

Contoh lain, ketika memberikan instruksi pada batita untuk mengambil bola yang jatuh di kolong meja. Ucapkan instruksi mengambil bola tersebut dengan nada yang halus seperti, “Dek, tolong ambil bola (sambil membentuk lingkaran dengan kedua tangan) warna kuning di bawah meja (sambil menunjuk ke bawah meja).”

Ketika anak bergerak menuju meja, kita dapat memberikan penguatan, misalnya, “Iya, betul. Ada di bawah meja, Sayang.” Setelah anak berhasil mengambil bola tersebut, berikan pujian, “Nah, ini dia bolanya. Adek pintar, ya. Terima kasih (sambil berikan tatapan sayang dan mengelus pipi, kepala, atau punggungnya).” Atau, dengan mengacungkan ibu jari.

Baca juga: Stimulasi Bahasa Batita

Jadi, pastikan Mama selalu merespons bahasa anak, ya. Jangan ragu untuk “bawel” alias banyak bicara dan lebih ekspresif di hadapan anak, karena melalui kata-kata, gerakan, dan raut muka Ibu dan Ayahlah, si batita mengembangkan keterampilan berkomunikasi.

Narasumber: Weni Endahing Warni, MPsi, Psikolog Universitas Hang Tuah, Surabaya