Nakita.id – Kalau kini si kecil jadi senang memukul, menendang, dan menggigit, padahal tadinya ia tidak seperti itu, tentu orangtua perlu bertanya-tanya. Mengapa anak yang tadinya manis kini melakukan hal-hal agresif seperti itu? Agar bisa mencegahnya, pertama-tama Ibu perlu mencari tahu mengapa perilaku anak berubah menjadi agresif.
Baca juga: Mengatasi batita yang mulai membangkang dan agresif
Psikolog Nuri Sadida, M.Psi., mengungkapkan perilaku agresif memang kerap muncul di usia batita sebagai bagian perkembangannya. “Namun, orangtua tetap perlu mencari tahu penyebab si batita sering bertindak agresif,” ujarnya dalam tabloid Nakita Edisi 881. Ibu bisa melihat dari orang-orang di lingkungan sekitar anak, apakah orang-orang di sekitarnya atau bahkan orangtua sendiri menyampaikan sesuatu dengan cara yang negatif? Tontonan anak dari televisi atau gadget juga turut memengaruhi bagaimana anak bersikap.
Baca juga: Anak sering menangis dan menjerit, salahkah saya mendidik?
Ya, karena anak batita adalah peniru ulung, Nuri menyarankan untuk memberi contoh perilaku yang diharapkan agar itulah yang ditiru anak sehari-hari. Meniru dari contoh adalah proses belajar yang paling efektif bagi anak. Kita mungkin tidak bisa menghindari adanya pengaruh buruk dari lingkungan dan media, tetapi teladan di rumah pada akhirnya akan memberi pengaruh terbesar. Selain itu, menurut Nuri, ada hal lain yang dapat jadi penyebab anak garesif. Misalnya, karena nalar anak belum berjalan sehingga ia cenderung bertindak secaara impulsif bahkan ketika tidak ada tekanan sekalipun.
Lalu, apa yang bisa Ibu lakukan dalam menghadapi kondisi ini? Pastinya Ibu harus menjauhkan hukuman, sebab hukuman bagi anak usia ini tidak akan membuatnya paham, malah sebaliknya ustru menimbulkan trauma. Maka penting bagi Ibu untuk memahami apa penyebab agresivitasnya. Jika ia mungkin terpapar tontonan kekerasan dari tayangan televisi maupun gadget, ada baiknya Ibu mengurangi paparan ini. Bahkan menurut American Academy of Pediatrics, anak sebaiknya tidak mendapatkan paparan gadget sebelum berusia dua tahun karena.
Baca juga; Pola makan saat hamil ini sebabkan anak jadi agresif
Energi anak yang sangat besar juga turut membuat ia kerap melakukan perilaku agresif. Untuk itu, Ibu perlu memberikan kegiatan yang bisa menyalurkan energinya. Bantu anak melepas energi agresifnya dengan kegiatan fisik aktif, misalnya berlari-lari di lapangan, menendang bola, atau main air di halaman rumah. Memperbanyak aktivitas di luar rumah dapat membantu anak menyalurkan energinya untuk hal yang lebih positif sekaligus melatih kemampuan motoriknya.