Pelaku Pelecehan Seksual Anak Sulit Dideteksi, Lakukan ini Agar Anak Terlindungi!

By Amelia Puteri, Kamis, 29 Maret 2018 | 19:51 WIB
Pelaku kekerasan seksual pada anak sulit dideteksi ()

 

Nakita.id - Pola pengasuhan orangtua yang penuh akan kasih sayang kepada anak itu penting, agar anak terhindar dari bujukan pelaku kekerasan seksual pada anak.

Salah satunya, dengan tidak sering membujuk atau merayu Si Kecil, sehingga ketika ia mengenal dunia luar pun, ia juga tak mudah dibujuk dan dirayu orang lain.

Hal ini lantaran pelaku kekerasan seksual anak kebanyakan berasal dari orang-orang terdekat yang mengetahui situasi dan kondisi anak, termasuk kondisi keluarga anak.

BACA JUGA: Perempuan dengan 5 Zodiak Ini Pintar Curi Perhatian, Moms Termasuk?

Moms mungkin bertanya-tanya apakah ada cara untuk mengetahui, atau ciri khas seorang pelaku kekerasan seksual pada anak.

Diwawancarai oleh NakitaID pada Sabtu (24/3/2018) dalam acara "Stop Kekerasan Seksual Pada Anak" Retno menerangkan, untuk mendeteksi pelaku dari pengamatan visual, diakui memang agak sulit.

"Melakukan screening terhadap siapa yang berpotensi (melakukan pelecehan seksual anak) memang agak sulit, karena sebagai orangtua harus lebih sadar bagaimana anak menjalin relasi dengan orang lain, apakah di batas yang wajar atau tidak," jelasnya.

BACA JUGA: Waspada! Wajah Anak ini Melepuh Setelah Pakai Make Up Mainan

"Memang tidak ada karakteristik tertentu, karena pelaku kekerasan seksual rata-rata ramah pada anak, berpakaian rapi, bersih, dan menyenangkan, jadi anak tidak merasa terancam," tambahnya.

Supaya menghindari anak agar tak terpengaruh oleh rayuan pelaku kekerasan seksual, menurut Retno, orangtua harus menjalin komunikasi yang dekat dengan anak.

"Komunikasi antara orangtua dan anak itu harus. Penting sekali. Jadi, ketika ia mengalami sesuatu yang 'tidak beres' atau aneh, anak tidak sungkan untuk bercerita pada orangtua."

BACA JUGA: Jadi 'Rumah Kedua', Intip Kemewahan dan Canggihnya Bus Milik Para Artis Bollywood Ini

Komunikasi dan perhatian yang baik juga perlu dilakukan bahkan oleh orangtua yang sudah bercerai.

"Tidak ada perbedaan antara orangtua bercerai dengan orangtua yang masih utuh. Perbedaannya adalah mereka hidup terpisah," terangnya.

"Tetapi, perhatian pada anak mereka harus tetap utuh, harus tetap kompak, harus tetap sama. Jadi kalau misalnya perceraian dijadikan alasan keabsenan orangtua dalam memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian, yang perlu dievaluasi adalah orangtuanya, bukan anaknya," tegas Retno.

BACA JUGA: Sebut Perjuangan Setiap Ibu Berbeda, Ini Curhatan Winda Khair Jadi 'Stay at Home Moms'!

Komunikasi yang buruk dan orangtua yang sering menghakimi anak ketika ia mencoba untuk terbuka, dapat membuat dirinya merasa terancam.

"Kalau komunikasi tidak baik, lakukanlah langkah penerimaan. Ketika anak merasa dihakimi, ia merasa tidak aman. Ketika dia tidak aman, dia akan tertutup," jelasnya.

"Dan ia akan menutup semua cerita hidupnya dari orangtua, karena ia merasa orangtuanya sumber ketidakamanan bagi anak," tambah Retno.

Oleh karena itu, jalin komunikasi dengan anak tanpa ada rasa menghakimi agar ia menjadi lebih terbuka kepada Moms.