Lima Daftar "Silent Killer" yang Harus Diwaspadai Mulai Sekarang!

By Ida Rosdalina, Minggu, 30 Juli 2017 | 10:45 WIB
Apakah Penderita Endometriosis Harus Dikuret (Ipoel )

Beralihlah ke diet rendah sodium jika Ibu memiliki hipertensi. Penelitian telah menunjukkan bahwa kita dapat mengontrol tekanan darah tinggi dengan mempertahankan diet rendah garam.

(Baca juga : Hati-hati Hipertensi Bisa Menjadi Silent Killer)

3. Diabetes

Sekitar 1,5 juta orang meninggal dunia dalam kurun waktu setahun karena diabetes di seluruh dunia. Data ini cukup membuat kita sadar bahwa kondisi ini tidak bisa diremehkan begitu saja.

Diabetes tipe-2 sebenarnya adalah silent killer. Ada peningkatan gula dalam darah karena tubuh kita tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar untuk memproses gula dalam tubuh.

Diabetes tidak memiliki gejala awal. Kita hanya akan menyadari begitu gula dalam darah menyebabkan komplikasi parah, diantaranya:

Perlu diketahui pula bahwa diabetes adalah penyebab utama gagal ginjal, dan penyebab penyakit jantung dan stroke. Mulailah atur diet sehat, seperti melakukan aktivitas fisik ringan untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2.

4. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi penipisan dan melemahnya tulang sehingga mudah pecah. Hal ini lebih sering terjadi pada orangtua, namun tidak terbatas pada perempuan. Dalam banyak kasus, kita hanya mendapatkan diagnosis definitif setelah mengalami patah tulang.

Fraktur akibat osteoporosis biasanya terjadi pada pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Tidak mungkin bagi kita untuk menghindari osteoporosis, tapi Ibu bisa mencegah komplikasi dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak protein dan mineral, terutama pascamenopause sebanyak 1500 mg kalsium setiap hari.

(Baca juga : Keputihan Normal dan Tidak Normal, Ini Bedanya)

5. Susu

Susu bukanlah penyakit pembunuh, namun komunitas ilmiah sekarang percaya bahwa susu, selain ASI dapat menyebabkan penyakit pembunuh diam-diam. Fakta yang terbukti secara ilmiah bahwa kandungan magnesium dalam susu yang rendah tidak memungkinkan kalsium diserap dalam darah, sebaliknya, hal itu akan tersimpan dalam tubuh, sehingga menyebabkan beberapa masalah kesehatan di masa depan.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa asupan susu yang tinggi memiliki efek yang tidak diinginkan, karena merupakan sumber diet D-galaktosa yang dikenal sebagai pro-inflamasi.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal menemukan, bahwa perempuan yang mengonsumsi 3 gelas susu atau dua kali per hari berisiko mengalami kematian dibandingkan perempuan yang hanya minum segelas susu per hari serta memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi.

Demikian pula, penelitian lain menunjukkan bahwa protein susu sapi dapat menyebabkan diabetes tipe-1.