Bagi Ibu Penggemar Kopi Ini Cara Aman Minum Kopi

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 31 Agustus 2017 | 07:30 WIB
Studi tahun 2009 terhadap 77.000 orang di Jepang yang berusia 40 sampai 79 tahun memperlihatkan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. (Santi Hartono)

Nakita.id.- Banyak dari kita menyukai kopi untuk memulai kegiatan. Selain karena rasanya yang unik, kopi dengan kafeinnya adalah stimulan bagi otak.

Selain kafein, kopi juga mengandung zat kimia lain yang memberi efek stimulan dengan meningkatkan produksi kortison dan adrenalin.

Sebetulnya, kedua hormon ini dihasilkan oleh tubuh sebagai reaksi terhadap stres: apakah akan terus fight (menghadapi masalah) atau justru flight (lari dari masalah)?

Cokelat dan kopi sama-sama mengandung kafein serta sederet nutrisi lainnya. Dalam kadar tertentu, kafein memberi efek positif, tetapi jika berlebih dapat membawa efek negatif.

Penyuka cokelat dan kopi sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 200 mg kafein sehari yang mungkin didapat dari berbagai minuman dan makanan seperti teh, kopi, cokelat, kola, dan energy drink.

Inilah jumlah kafein yang terdapat dalam makanan dan minuman berdasarkan takaran yang biasa kita pakai seperti dikutip dari situs prevention.com

- Satu mug kopi instan= 100 mg kafein  - Satu mug kopi saring = 140 mg kafein  - Satu mug teh = 75 mg kafein  - Satu kaleng minuman kola = 40 mg kafein  - Satu kaleng energy drink = mencapai 80 mg kafein - Satu batang cokelat 50 g = mencapai 50 mg kafein - Satu batang cokelat susu 50 g = mencapai 25 mg kafein

EFEK POSITIF KOPI

Mengurangi risiko gangguan kantung empedu dan terbentuknya batu empedu.

Dua studi yang dilakukan tim dari Harvard School of Public Health sudah membuktikan, terjadi  pengurangan risiko gangguan kantung empedu dan pembentukan batu empedu pada laki-laki dan perempuan peminum kopi.

Kafein memegang peranan pada penurunan risiko ini, karena studi terhadap peminum decaffeinated coffee (kopi yang dihilangkan kafeinnya) tidak menunjukkan hasil yang sama.

Mempertahankan performa kemampuan berpikir.

Kelompok peminum kopi mendapat hasil skor lebih baik dalam tes yang meliputi waktu bereaksi, waktu memilih, memori verbal insidental, dan pemahaman visuo-spasial.

Studi lain juga menunjukkan, perempuan-perempuan berusia di atas 80 tahun yang minum kopi secara rutin selama hidupnya memperlihatkan hasil yang lebih baik dalam tes kognitif. Hal ini diduga karena biji kopi panggang memiliki kandungan yang mampu melindungi sel-sel saraf utama dari kerusakan.

Melindungi  pembuluh darah jantung.

Menurut studi  yang dipublikasikan pada 2008, kopi yang diminum dalam jumlah moderat  menurunan tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular. Studi tahun 2009 terhadap 77.000 orang Jepang yang berusia 40 sampai 79 tahun juga memperlihatkan penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Memberi efek laksatif.

Kopi mampu menstimulasi gerak usus besar (peristaltis) hingga kadang dipakai untuk mencegah konstipasi/sembelit.  Efek ini ditemukan pada kopi berkafein dan tanpa kafein (decaffeinated coffee).  

Namun, seseorang harus minum kopi hingga 5 cangkir sehari (500 to 600 mg) untuk mendapat efek ini. Maka itu, jika ingin mencegah konstipasi lebih baik makan buah dan sayur daripada minum 5 cangkir kopi!

Sumber antioksidan.

Kopi mengandung polifenol yang memberi efek antioksidan dan mampu mereduksi kerusakan sel akibat oksidasi. Kopi dapat menghasilkan efek antikarsinogenik karena substansinya yang disebut  methylpyridinium

Namun, biji kopi harus dipanggang/disangrai dulu agar menghasilkan zat tersebut. Kopi instan dan kopi tanpa kafein tetap memiliki khasiat antioksidan ini. Penyeduhan kopi dengan mesin espresso menghasilkan antioksidan lebih tinggi daripada metode penyeduhan lainnya.

Menjaga tekanan darah.

Minum kopi dalam jumlah 4 cangkir  atau lebih sehari (moderat) menjauhkan risiko tekanan darah tinggi dan kelebihan trigliserida pada kaum pria di Jepang.  Demikian menurut sebuah studi tahun 2011. Namun demikian, efek yang sama tidak ditemukan pada kaum perempuan di Jepang.

EFEK NEGATIF KOPI

Namun begitu, kopi masih menjadi minuman yang kontroversial karena dapat menimbulkan efek seperti berikut:

- Kafein dapat meningkatkan tekanan darah pada peminum kopi yang tidak rutin. - Kafein menyebabkan menurunkan kontrol terhadap gerakan motorik halus (gemetaran pada tangan). - Kafein merangsang timbulnya keinginan berkemih lebih dari biasanya. - Kafein meningkatkan pengeluaran hormon kortisol (hormon stres). - Kafein memberi andil pada munculnya kebiasaan tidur telat hingga gangguan sulit tidur (insomnia). - Kafein bersifat adiktif. - Saat kecanduan kafein datang (caffeine withdrawal) akan timbul gejala sakit kepala, letih, dan menurunnya kesiagaan. - Kafein dosis tinggi (300 mg atau lebih) dapat menyebabkan kecemasan. - Konsumsi kafein dalam jumlah banyak mempercepat hilangnya kalsium tulang belakang pada perempuan setelah menopause. - Kopi tidak dianjurkan bagi ibu hamil, akan tetapi 2 cangkir kopi setiap hari terbilang aman bagi kehamilan.  (*)