Berita Kesehatan: Kisah Natarini Setianingsih Bukti Kanker Leukemia Bisa Disembuhkan

By Fadhila Auliya Widiaputri, Minggu, 18 November 2018 | 16:11 WIB
Natarini Setianingsih membuktikan bahwa kanker leukimia atau kanker darah bisa disembuhkan (Erinintyani Shabrina)

Nakita.id - Kisah Natarini Setianingsih membuktikan bahwa kanker leukemia atau kanker darah bisa disembuhkan.

Natarini Setianingsih harus menerima kenyataan pahit bahwa ia mengidap kanker leukemia di usia belia yakni 12 tahun.

Saat pertama kali dinyatakan mengidap kanker leukemia, Natarini Setianingsih baru saja menginjakan kakinya di bangku Sekolah Menegah Pertama (SMP).

Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Seluk Beluk Leukemia, Penyakit Yang Menyerang Shakira Anak Denada

"Awalnya waktu itu pucat, demam dan lemas seperti gejala typus.

Selain itu perut juga udah membuncit, karena hati udah membengkak," demikian Rini, sapaan akrabnya saat ditemui dalam Media Briefing 'Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak' di Kementerian Kesehatan RI, Selasa (16/10).

Sebelum didiagnosis kanker leukemia, dokter sempat mendiagnosis Rini terkena malaria.

 

Baca Juga : Berita Kesehatan: 9 Penyakit Penyebab Telapak Kaki Terasa Panas, Jangan Diabaikan!

Dokter juga sempat mendiagnosis Rini terkena masalah liver karena wajahnya yang menguning.

Namun sadar akan kondisi anaknya yang tidak biasa, orangtua Rini pun berinisiatif membawa putrinya tersebut ke dokter untuk mendapatkan pengobatan medis yang diperlukan.

Kala itu orangtuanya membawanya ke spesialis penyakit dalam, lalu diperiksa dengan Bone Marrow Puncture (BMP) untuk mengetahui adanya sel kanker dalam tubuh.

Saat Rini positif didiagnosis kanker leukemia, Rini mengaku tidak pernah menjalani perobatan secara alternatif.

Ia dengan sabar menjalani serangkaian protokol kemoterapi yang melelahkan.

Hal itu diakuinya adalah masa yang sangat berat, mengingat masa itu (1996) informasi mengenai penyakit kanker masih amat minim didapatkan.

“Satu kali protokol itu bisa lebih dari satu kali kemo. Saya menjalani sekitar enam protokol dan itu menghabiskan waktu 2 tahun,” ujar Rini.

Baca Juga : Agar Perkembangan Otak Anak Optimal, Ini Tips Memilih Mainan Ala Dokter Reisa

Selain kemoterapi, Rini juga menjalani terapi radiasi untuk membunuh sel kanker ganas yang ada dalam sel darahnya.

“Kemo terapi terus diradiasi juga di kepalanya, 11 kali, dan itu totalnya jadi 3 tahun,” lanjutnya.

Saat harus menjalani serangkaian pengobatan, Rini harus menempuh ratusan kilometer dari kediamannya di Pandeglang, Banten, menuju Rumah Sakit Kanker Dharmais menggunakan bus umum.

 

Baca Juga : Syarat Stimulasi Optimal, Kenali Dulu Perkembangan Motorik Si Bayi

Hal itu diakuinya sangat berat, apalagi setelahnya ia harus merasakan mual dan muntah karena efek kemoterapi yang didapat.

“Dulu saya dari Pandeglang naik bus dulu ke Kalideres jam 5 shubuh, terus nyambung lagi ke Dharmais, dan itu saya sama ibu berdua,” kenang Rini.

Meskipun berat tetapi Rini mengaku bangga dengan sang ibu yang selalu setia menemaninya menjalani serangkaian pengobatan.

“Kalau dulu saya lihat ibu saya itu beruntungnya orangnya kuat ya, enggak cengeng.

Beliau yang antarkan saya untuk berobat.

Bisa dibayangkan itu dulu orangtua saya dan saya harus pulang pergi pengobatan, kemoterapi, dengan kepala botak dulu yah, itu saya bareng-bareng dengan penumpang yang lain mungkin orang lain mikir 'duh ini anak kuat banget ya", jelas Rini.

Pada tahun 1999, Rini akhirnya dinyatakan bebas dari serangkaian pengobatan.

Meskipun begitu, Rini harus menunggu selama 5 tahun agar bisa dinyatakan sembuh total.

“Tahun 1999 berhenti pengobatan, 5 tahun kemudian, dihitung dan diperiksakan ulang jika sudah tak ada sel kanker, saya dinyatakan sembuh total,” terangnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul

Pernah mengalami kanker leukemia membuat Rini saat ini menjalani hidup yang lebih baik.

Rini lebih menjaga pola makan, beristirahat yang cukup, dan rutin berolahraga dengan melakukan senam dan bersepeda.

Rini juga lebih cermat memerhatikan asupan makanan dan rajin mengonsumsi sayuran, buah, serta menghindari makanan instan yang efeknya negatif untuk tubuh.

Kini, Rini pun bisa kembali menikmati kehidupannya dengan normal dan melakukan aktivitas favoritnya yaitu traveling.

Baca Juga : Kenali Macam-macam Masalah Kesehatan Dari Warna dan Bentuk Feses Bayi

Kini Rini bekerja di bagian publikasi jurnal ilmiah Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk lebih banyak mengedukasi masyarakat tentang penyakit kanker.

Belajar dari pengalamannya, Rini yakin bahwa kanker leukemia bisa disembuhkan.

"Memang setiap mendengar kata kanker itu menyeramkan ya, tetapi nyatanya ada kok yang bisa sembuh. Jika menjalani pengobatan dengan benar dan semangat kanker anak bisa kok disembuhkan," pungkas Rini.

Pendapat Rini tersebut sejalan dengan penjelasan Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K), MPH.

Dengan tegas Andon menyampaikan bahwa kanker leukemia bisa disembuhkan.

Selama kanker leukemia terdeteksi sejak dini dan segera diberikan kemoterapi.

"Angka harapan hidup di Indonesia untuk leukemia limfoblastik akut itu sudah 60-70%. Di luar negeri bahkan sudah 80-90%," ujarnya saat ditemui di Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia, Salemba, Kamis (11/10).

Perlu diketahui, kanker leukemia adalah kanker yang menyerang sel darah putih seseorang.

Andon menjelaskan, kanker leukemia membuat proses pembentukan sel darah putih seseorang berlangsung tidak normal. Dia berhenti pada satu titik. 

"Setelah berhenti dia tidak bisa melanjutkan jadi sel normal. Kemudian dia berkembang dengan sangat cepat memenuhi sumsum tulang belakang dan mengganggu proses pembentukan sel darah merah dan trombosit," jelasnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: 11 Penyakit Autoimun Yang Perlu Diwaspadai, Bisa Muncul Karena Stres!

Dari gangguan inilah muncul gejala-gejala leukemia, seperti:

A. Gejala kekurangan sel darah putih

- Infeksi

- Daya tahan tubuh lemah

- Demam berkepanjangan

 

Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi Bisa Mematikan, Kenali dan Cegah Sekarang Juga!

B. Gejala kekurangan sel darah merah

- Mudah lelah

- Selalu merasa dingin

- Pusing atau sakit kepala

- Sesak napas

- Kulit pucat

C. Gejala kekurangan trombosit

- Mudah memar atau lebam

- Mudah berdarah atau terluka

- Sering mimisan

- Gusi berdarah

- Nyeri di tulang atau di sendi

 

Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Bakteri Menyerang Perut Anak Nia Ramadhani, Makanan Sehat Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

Ada beberapa jenis leukemia yang biasa terjadi pada anak, yakni leukemia limfoblastik akut, leukemia mieloblastik akut, dan leukemia mielositik kronik

Perkumpulan dokter khusus hematologi onkologi diseluruh Indonesia menemukan jenis leukemia yang paling sering terjadi pada anak Indonesia ialah jenis leukemia limfoblastik akut.

Dengan angka kejadian leukemia limfoblastik akut 80%, leukemia mieloblastik akut 15%, dan leukimia mielositik kronik 5%.