Berita Kesehatan Anak: Tips Mencegah Anak Sakit di Musim Hujan

By Fadhila Auliya Widiaputri, Senin, 19 November 2018 | 07:15 WIB
Tips mencegah anak sakit di musim hujan (Pixabay)

Nakita.id - Moms tentu ingin anak selalu sehat tidak sakit bahkan di musim hujan.  Ada beberapa 'penyakit musiman' yang terkenal kerap dialami oleh anak-anak. Beberapa 'penyakit musiman' ini kerap dikaitkan dengan masalah cuaca yang sulit diprediksi pada saat musim hujan. Seperti batuk pilek (bapil), demam, dan diare. Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: 3 'Penyakit Musiman' Anak Yang Perlu Diwaspadai Meskipun faktanya beberapa penyakit ini juga dapat terjadi kapan saja. Namun tidak ada salahnya bila Moms memahami terlebih dahulu beberapa penyakit ini. Sebelum memahami bagaimana cara mencegah dan mengatasinya. Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman

Bapil (Batuk Pilek) Batuk pilek atau yang akrab disapa bapil menjadi beberapa gejala umum yang kerap dialami anak. Menurut dr.  Rahmini Shabariah SpA., dari RS. Sentra Medika, Cibinong, Bogor, batuk pada anak pada umumnya merupakan cara tubuh mereka bertahan menghadapi masuknya benda asing ke saluran pernapasan. Baca Juga : Kenali Macam-macam Masalah Kesehatan Dari Warna dan Bentuk Feses Bayi

Adapun pilek disebabkan karena virus yang menginfeksi dan berkembang dalam faring atau yang biasa disebut sistem pernapasan.  Pilek berbeda dengan flu yang disebabkan akibat infeksi virus yang mengenai bagian-bagian tubuh seperti rongga tenggorokan dan paru-paru. Saat anak batuk pilek biasanya mereka akan memiliki lendir di hidung, bersin, pusing, gampang merasa lelah, terkadang demam, dan sakit tenggorokan. Dalam kasus tertentu, anak juga bisa mengalami diare dan muntah. Menurut dr. Natia Anjarsari Widyati, Sp.A., spesialis kesehatan anak dari Brawijaya Women and Children Hospital (BWCH), Jakarta, sebagian besar batuk tidak membutuhkan obat. Ada beberapa bahan alami yang bisa digunakan untuk mengatasi batuk pilek pada anak, seperti jahe, kencur, jeruk nipis, kencur, dan madu.Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Tanggapan Dokter Reisa Tentang Memotong Bulu Mata Bayi Agar Lentik

Namun perlu diketahui bahwa bahan-bahan ini sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak di bawah usia satu tahun. Sebab ada beberapa kandungan atau bakteri yang mungkin dapat membuat anak keracunan.

Demam Dr. Awaluddin Idris dari Rumah Sakit Yarsi mengatakan demam bukanlah suatu penyakit, melainkan sebuah proses mekanisme tubuh untuk melawan ‘benda-benda’ asing yang masuk ke dalam tubuh. Adanya ‘benda-benda’ asing ini kemudian membuat sistem pertahanan tubuh meningkatkan suhu tubuh untuk melakukan perlawanan. Seorang anak dinyatakan demam bila suhu tubuhnya telah mengalami peningkatan hingga lebih dari 37,5 derajat celcius. Sebab suhu normal anak berkisar antara 36,5 derajat celcius hingga 37,5 derajat celcius.

Baca Juga : Michelle Obama Ternyata Pernah Melakukan Program Bayi Tabung, Ini Kisahnya Saat demam biasanya anak akan berkeringat dingin, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan selera makan, dehidrasi, dan lemas. Dr. Awaluddin menegaskan untuk tidak langsung memberikan anak obat antipiretik saat dia demam. "Sebab penggunaan obat antipiretik (demam) dalam jangka panjang justru bisa menimbulkan toksik (racun) jika digunakan tanpa indikasi," tegasnya saat ditemui dibilangan Jakarta Selatan, pada Rabu (4/4). Dr. Awaluddin menyarankan untuk mengikuti beberapa tatalaksana berikut ini terlebih dahulu sebelum menggunakan bantuan medis. Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Kenali Demam Tanda Campak Pada Anak, Komplikasinya Bisa Mematikan! Pertama, saat anak demam biarkan dia melakukan istirahat total atau bed rest. Kedua, berikan anak konsumsi air putih yang banyak. Sebab selama demam, dia akan mengeluarkan cairan yang dapat membuatnya dehidrasi. Selain itu, mengonsumsi air putih yang banyak juga dapat melarutkan dan mengeluarkan ‘benda-benda’ asing dalam tubuh. Ketiga, jangan menutupi badan menggunakan selimut atau pakaian yang hangat dan tebal. Lebih baik gunakan pakaian yang tipis dan nyaman. “Pengunaan selimut atau pakaian yang tebal dalam penelitian tidak dibenarkan, karena saat demam suhu tubuh kita sudah panas. Jika diberikan selimut atau pakaian tebal lagi maka suhu tubuh justru akan semakin panas,” jelasnya. Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul

Keempat, basuh seluruh badan dengan air hangat sekitar 5-7 menit. “Ingat ya seluruh badan bukan hanya di bagian kepala saja, sebab hal itu tidak akan efektif,” ujar Awal. Selain itu penggunaan air dingin pun tidak dianjurkan karena justru dapat membuat tubuh anak lebih panas.

Diare Sebenarnya, seperti halnya bapil dan demam, diare merupakan cara penolakan tubuh terhadap bakteri dan virus yang membahayakan saluran pencernaan. Diare juga bisa terjadi ketika anak keracunan makanan.

Baca Juga : Benarkan Suplemen DHA Bermanfaat Untuk Perkembangan Otak Anak? Anak dikatakan diare bila dia mengalami Buang Air Besar (BAB) dari 2-3 kali dalam 24 jam dengan kondisi feses yang lembek atau cair. Penting bagi Moms mengambil tindakan yang cerdas saat anak diare karena bisa saja dia dehidrasi dan kekurangan gizi. Selain itu, penelitian menunjukan anak yang sering terserang diare berisiko lebih pendek 3,6 cm ketika usia 7 tahun dan memiliki IQ yang lebih rendah.  Saat anak diare sebaiknya perhatikan seluruh makanan, minuman, dan lingkungan di sekitar anak. Moms harus segera membawa anak ke dokter jika menemukan kondisi seperti di bawah ini: - Bolak-balik mencret dalam tenggang waktu yang tak terlalu jauh dan sekali mencret volumenya banyak. Contoh, anak sudah 3 kali mencret dan sekali keluar sebanyak 1 gelas. - Diare disertai demam, darah, muntah, tak mau makan/ minum, sakit perut terus-menerus selama 6 jam atau lebih. - Terdapat tanda-tanda dehidrasi, seperti ubun-ubun bayi cekung, anak terlihat lesu dan kurang aktif, tidak pipis selama 4 jam atau lebih, warna urine lebih pekat, menangis tanpa air mata, bibir kering dan pecah-pecah, dan mata cekung

Adapun tips untuk mencegah anak sakit di saat musim hujan ialah: Baca Juga : Agar Perkembangan Otak Anak Optimal, Ini Tips Memilih Mainan Ala Dokter Reisa Memiliki cairan yang cukup Hal paling penting untuk menjaga tubuh anak agar tetap sehat ialah dengan memenuhi kebutuhan cairan anak. Cairan bisa membantu memelihara fungsi organ dalam tubuh agar tetap stabil. Cairan juga secara alami dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Oleh karena itu pastikan kebutuhan cairan harian anak selalu terpenuhi setiap hari. Caranya dengan membantu anak mengonsumsi setidaknya 8 gelas air mineral setiap hari. Olahraga rutin Olahraga sudah terbukti dapat menjaga kesehatan tubuh. Tidak hanya itu, olahraga juga dapat membuat mood lebih baik. Pastikan anak berolahraga minimal 150 menit per minggu agar tetap sehat bahkan di musim hujan.

Baca Juga : Berita Kesehatan: 9 Penyakit Penyebab Telapak Kaki Terasa Panas, Jangan Diabaikan!

Tidur malam efektif meningkatkan kekebalan tubuh Ketika tidur, tubuh kita akan mengeluarkan senyawa sitokin yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Jika senyawa ini tidak dimiliki secara cukup, maka tubuh akan lebih rentan terhadap penyakit. Jadi usahakan anak untuk selalu tidur minimal 7 jam sehari, agar dia bisa menghadapi pagi dengan lebih segar!

Makan lebih banyak sayur dan buah tinggi antioksidan “Kalau mau tetap sehat, jangan pernah ninggalin buah dan sayur yang kandungan antioksidannya tinggi, seperti brokoli, kale, jeruk, pepaya dan jambu biji,” ujar Rachel Olsen, Nutrition Expert YOUVIT. Rachel juga mengatakan bahwa antioksidan banyak ditemuan pada vitamin C & E yang mampu menangkal radikal bebas. “Usahakan tiap hari kita makan paling tidak 2 buah atau sayur,” tambahnya lagi. Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi Bisa Mematikan, Kenali dan Cegah Sekarang Juga!

Multivitamin penting untuk menyeimbangkan kebutuhan tubuh Masih banyak yang menjadikan multivitamin sebagai pengganti obat ketika sudah merasa tidak enak badan atau sakit. Padahal faktanya, multivitamin dapat berperan secara signifikan untuk tubuh jika kita mengonsumsinya setiap hari secara rutin dalam dosis yang seimbang. (*)