Mengenal Sindrom HELLP, Komplikasi Pada Ibu Hamil, Ini Gejalanya!

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Rabu, 21 November 2018 | 18:35 WIB
Waspada Sindrom HELLPpada ibu hamil, ini gejalanya! (iStockphoto)

 

Nakita.id - Pada masa kehamilan, semua ibu tentu ingin kehamilan dan janin dalam kandungan selalu sehat.

Namun, ada kalanya terhadap kondisi yang sebaiknya diwaspadai oleh Moms yang sedang mengandung salah satunya ialah Sindrom HELLP.

Sindrom HELLP.ialah salah satu komplikasi kehamilan yang paling ditakuti ibu hamil, disebabkan dapat mengancam jiwa ibu bahkan keselamatan janin.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu dan janin apabila tidak ditangani di waktu yang tepat.

Umumnya, Sindrom HELLP terjadi ketika usia kehamilan memasuki trimester akhir bahkan setelah melahirkan.

Sindrom ini sendiri ditemukan oleh Dr. Louis Weinstein pada 1982, yangmerupakan akronim dari kondisi utama sejak diagnosis awal.

Baca Juga : Jangan Kaget Moms, 6 Hal ini Akan Terjadi Pada Organ Intim Setelah Melahirkan

Yakni H (Hemolysis, yaitu hancurnya sel darah merah), EL (Elevated Liver-enzymes, yaitu peningkatan enzim hati), serta LP (Low Platelet –Count, yaitu trombosit rendah).

Hemolisis adalah kondisi di mana sel-sel darah merah memecah lebih cepat dari biasanya, sehingga dapat menyebabkan anemia.

Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Apakah Obat Keputihan di Pasaran Memang Ampuh?

Faktanya, angka kematian global akibat Sindrom HELLP telah mencapai 25% per tahunnya.

Oleh karena itu, penting bagi Moms menyadari gejala awal sindrom ini sehingga bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

Sindrom HELLP biasanya dikenal sebagai preeklamsia berat, ditandai dengan tekanan darah tinggi dan naiknya kadar protein dalam urin Ibu hamil.

Apalagi, jika seorang ibu hamil pernah mengalami Sindrom HELLP pada kehamilan awal maka tak menutup kemungkinan bisa mengalaminya lagi di kehamilan berikutnya.

Lalu, seperti apa gejala Sindrom HELLP?

Baca Juga : 8 Manfaat untuk Ibu Hamil dan Janin Jika Rutin Mengonsumsi Kurma

Sama seperti kehamilan, gejala HELLP yang dirasakan setiap ibu berbeda namun umumnya kerap samar dengan gejala flu.

Gejala umum yang ditunjukkan adalah sakit kepala , penglihatan buram, mual, pembengkakan pada tangan, kaki dan wajah, penambahan berat badan, dan nyeri di bagian atas perut.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyakit Toxoplasma pada Ibu Hamil, Apa Sebabnya?

Gejala lain yaitu mual, muntah, timbul rasa sakit setelah makan, pendarahan bahkan kejang jika tingkatnya sudah parah.

Seluruh ibu hamil memiliki risiko terkena Sindrom HELLP, namun ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, stroke dan gangguan hati akan lebih rentan menderita sindrom ini.

Karena tidak ada gejala utama yang eksklusif untuk sindrom HELLP, dokter mungkin akan menyarankan ibu hamil untuk melakukan tes darah dan hati yang ekstensif yang akan membantu mendiagnosis kondisi secara akurat.

Terlepas dari ini, tes urin juga direkomendasikan untuk keberadaan protein untuk meminimalkan efek yang timbul jika terjadi kerusakan hati.

Baca Juga : Ingin Berhubungan Intim Setelah Melahirkan, Dads Sebaiknya Perhatikan Hal Ini!

Namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilan dan janin:

- Menjaga kesehatan tubuh selama hamil dengan makanan yang sehat, mengurangi konsumsi garam serta makanan berlemak tinggi.

- Menjaga kesehatan fisik dengan banyak melakukan aktivitas fisik dan istirahat cukup

- Melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan

- Menginformasikan pada dokter tentang riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, HELLP, atau gangguan hipertensi lainnya.

- Mengenali gejala awal dan mengonsultasikan segera pada dokter kandungan.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Hamil Anggur, Inilah Penyebab dan Faktor Risikonya! 

- Percaya insting saat sesuatu yang tidak wajar dirasakan, misalnya jika ada gerakan janin yang tidak wajar.

Sindrom ini sebaiknya tidak diabaikan, karena Komplikasi ini dapat mengakibatkan kelahiran bayi prematur, gagal hati, dan gangguan pertumbuhan normal bayi di dalam rahim.