#WelcomeMyLovelyBaby: Terlalu Sering Menggendong Bayi Bisa Menghambat Perkembangannya, Ini Penjelasannya!

By Finna Prima Handayani, Rabu, 5 Desember 2018 | 11:33 WIB
#WelcomeMyLovelyBaby: Terlalu Sering Menggendong Bayi Bisa Menghambat Perkembangannya, Ini Penjelasannya! (iStockphoto)

Nakita.id - Bayi sangat menyukai gendongan Moms, maka saat ia rewel dan menangis lalu Moms menggendongnya, dengan seketika bayi langsung terdiam.

Pasalnya bayi dapat merasakan rasa cinta dan aman yang secara tidak disadari bisa Moms transferkan kepadanya.

Ketika Moms sedang menggendong bayi, sebenarnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti posisi menggendong dan pemilihan bahan gendongan.

Seorang dokter spesialis anak, dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC, menyarankan agar bayi tidak digendong dengan posisi yang kendor.

Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Pentingnya Proses Inisiasi Menyusui Dini dan Kolostrum untuk Bayi Baru Lahir

“Bayi itu kalau digendong tidak boleh posisinya kendor, harus rapat ditubuh ibu,” ujar Wiyarni beberapa waktu lalu.

Tempatkan bayi dalam gendongan dengan posisi yang nyaman, terutama pada tulang punggung dan kaki.

“Jadi kalau dulu kita biasanya lihat posisinya tidur. Nah, lebih nyaman gendong seperti posisi menyusui,” kata Wiyarni.

“Kakinya berbentuk ‘M’, kakinya dibuka dan nempel ke ibu,” lanjutnya memberikan contoh.

Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Jangan Sepelekan, Ini Dampak Psikologis Si Kecil Jika Bonding Tak Terjalin Baik

Tak luput, bahan gendongan bayi pun harus Moms perhatikan, yang mana Moms bisa memilih bahan yang lembut dan tidak panas.

Dengan demikian, bayi akan merasa lebih nyaman saat berada di gendongan Moms.

Walaupun gendong bisa membuat bayi merasa lebih aman dan nyaman, tapi Moms harus ingat jika tidak boleh terlalu sering menggendong bayi.

Sebab, jika bayi terlalu sering digendong, nanti dia akan kehilangan waktu untuk stimulasi motorik.

Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Posisi yang Tepat dan Nyaman Menyusui Bayi Baru Lahir, Hingga Frekuensi Bayi Menyusu Setiap Harinya

Seiring bertambahnya usia bayi, tentu saja hal itu pun menuntut bayi untuk bisa melakukan beberapa tahapan gerakan yang menunjang perkembangannya.

“Seperti bayi umur 2-3 bulan, ia harus belajar tengkurap, lalu 4 bulan belajar berguling, 5 bulan belajar duduk, dan 6 bulan sudah bisa duduk,” jelas Wiyarni saat ditemui di Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanegara.

Apabila bayi terlalu sering digendong, ia berisiko mengalami perkembangan yang lambat dari bayi lainnya.

Begitu juga sebaliknya, apabila Moms jarang menggendong Si Kecil atau takut menggendong Si Kecil, hal itu jangan sampai terjadi.

Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Moms, Begini Aturan Memandikan Bayi Baru Lahir

“Kalau bayi dibiarkan saja, dia tidak akan mendapatkan skin to skin. Padahal skin to skin sangat dibutuhkan oleh bayi,” ungkap Wiyarni.

Nah, maka dari itu, menggendong bayi harus Moms lakukan, khususnya ketika bayi membutuhkan rasa aman dan nyaman.

Tapi, yang harus Moms garis bawahi adalah frekuensi menggendong bayi jangan terlalu sering, karena bayi juga butuh melakukan aktivitas stimulasi.