Berita Kesehatan Terbaru: Peremajaan Vagina, Ini Manfaatnya Menurut Dokter!

By Nia Lara Sari, Selasa, 27 November 2018 | 14:05 WIB
Berita Kesehatan Terbaru: Peremajaan Vagina, Ini Manfaatnya Menurut Dokter! (iStockphoto)

Nakita.id - Peremajan vagina (vaginal rejuvination) bukan sekadar sebuah tren. Karena hal ini bagi sebagian wanita telah menjadi suatu kebutuhan esensial.

Sebagai salah satu kemajuan di bidang ginekologi, peremajaan vagina merupakan kabar baik bagi perempuan yang membutuhkan perawatan vagina sebagai dampak perubahan anatomi dalam fase-fase kehidupan.

Tindakan peremajaan vagina baik secara non-invasif, semi-invasif, maupun invasif terbukti dapat memperbaiki jaringan vagina dan kelenturan dinding vagina.

Baca Juga : Catat, Hindari 7 Hal Ini Agar Vagina Selalu Bersih dan Bebas Infeksi

Selain itu, peremajaan vagina juga dapat meningkatkan sensasi saat bersetubuh, memperbaiki kulit labia yang mengendur dan tidak kenyal, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan.

Dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG(K), M.SC, CEO Bamed Healthcare Group dalam sambutannya pada Seminar Media Bamed Women's Clinic (27/11) mengemukakan, "Sebagai bagian dari Bamed Healthcare, Bamed Women's Clinic selalu berusaha berinovasi untuk memberikan layanan terbaik dalam rangka menunjang kualitas hidup perempuan Indonesia.

Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Vagina Perlu Dibersihkan, Berikut Alasan, Manfaat, dan Caranya

Layanan secara invasif (operasi), semi-invasif maupun non-invasif diberikan berdasarkan hasil diagnosis ahli serta kebutuhan pasien dan menjadi solusi bagi permasalahan kebidanan, kandungan dan vagina," ungkapnya.

Baca Juga : Vagina Terasa Nyeri Saat Hubungan Intim? Kenali Penyebabnya Moms!

Peremajaan vagina merupakan sebuah kebutuhan yang penting dilakukan terutama bagi perempuan yang sudah menikah dan melahirkan.

Perubahan fisik vagina seperti penampilan kulit labia yang terlihat mengendur dan berkurangnya kelenturan dinding vagina dapat menurunkan kepercayaan diri perempuan.

Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Vagina Perlu Dibersihkan, Berikut Alasan, Manfaat, dan Caranya

"Bamed menyediakan tenaga ahli, dan teknologi terdepan alam melakukan tindakan peremajaan vagina baik secara invasif, semi-invasif maupun non-invasif.

Kami melakukan edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang pentingnya melakukan peremajaan vagina serta manfaatnya dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidup," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, Sp.OG, ahli kebidanan dan kandungan yang berpengalaman dalam bidang ginekologi estetika, mengungkapkan tentang perubahan vagina wanita pada setiap fase hidup.

Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Nyeri Punggung Menjadi Berbahaya Jika Disertai 4 Gejala Berikut!

"Dari masa pubertas sampai dengan masa menopause, vagina mengalami beberapa fase yang dapat menurunkan elastisitasnya akibat perubahan hormon, kehamilan serta persalinan.

Perubahan vagina juga umum terjadi pasca melahirkan, yaitu jaringan di daerah vagina menjadi kendur, menciptakan rasa longgar, serta kepekaan vagina juga berkurang.

Baca Juga : Menjaga Kecantikan ala Mantan Puteri Indonesia Artika Sari Devi, Sederhana!

Akibatnya, wanita akan kesulitan untuk mengontrol urin, akibat hilangnya kekuatan di uretra struktur pendukung pelvis yang lemah.

Selain itu, pergeseran hormon yang terjadi karena menopause menyebabkan lapisan vagina kurang elastis dan meradang." Ungkapnya.

Karena perubahan vagina inilah, Yeni mengungkapkan pentingnya peremajaan vagina untuk mengembalikan kualitas hidup seorang wanita.

"Peremajaan vagina bukan hanya sekadar soal mencari kenikmatan seksual saja, tapi juga bertujuan untuk membantu meraih kematangan fisik sehingga pasien bisa semakin meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidupnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Jangan Abaikan Gejala Samar Kolesterol Pada Anak, Bisa Berakibat Fatal!

Peremajaan vagina bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan sehingga perempuan tidak usah malu untuk mengemukakan kebutuhannya dan mencari solusi akan hal ini," jelasnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Inilah Obat Anyang Anyangan, Catat Moms!

Tentang prosedur non-invasif, Yeni menjelaskan, "Prosedur non-invasif sifatnya tidak melukai permukaan kulit dan mukosa vagina.

Keunggulannya ialah tingkat kesulitannya yang lebih rendah serta dapat dilakukan secara sadar dan nyaman.

Selama tindakan berlangsung, pasien akan merasakan kenaikan temperatur yang menimbulkan rasa hangat di daerah vagina maupun labia.

Baca Juga : Mencuci Daging Ayam Kalkun Mentah Bisa Sebarkan Bakteri Berbahaya

Kenaikan temperatur tersebut dibutuhkan untuk memicu pengencangan di daerah vagina, durasinya sendiri hanya akan memakan waktu selama 20 menit.

Setelah tindakan non-invasif, pasien dizinkan untuk langsung pulang dan bisa beraktivitas seperti biasanya, seperti berolahraga bahkan pasien pun dapat langsung berhubungan intim dengan pasangan.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Anemia Bisa Kurangi Kecerdasan Anak, Atasi Dengan 20 Makanan Kaya Zat Besi Ini!

Namun demikian, prosedur non-invasif sebaiknya tidak dilakukan saat masa sindrom pramenstruasi (PMS) karena biasanya tubuh akan lebih sensitif, sehingga pengobatan ini akan terasa kurang nyaman dilakukan pada daerah sensitif.

Prosedur ini bersifat tidak permanen tetapi dapat dilakukan proses sentuhan secara berkala, yaitu antara 6 sampai 24 bulan tergantung kebutuhan.