Curahan Hati Wanita Diceraikan Karena Tak Alami Pendarahan Saat Berhubungan Intim, Darah Jadi Tolok Ukur Keperawanan?

By Kirana Riyantika, Senin, 3 Desember 2018 | 12:26 WIB
Curahan hati istri dicerai usai tak keluarkan darah setelah berhubungan intim (Worldofbuzz/iStock)

Nakita.id - Setiap pasangan yang menikah tentu ingin rumah tangga yang bahagia selamanya.

Untuk memiliki hubungan rumah tangga yang harmonis dan langgeng tentu bukan perkara yang mudah, Moms.

Perlu kesabaran ekstra, hati yang lapang dada, serta sikap menerima satu sama lain.

Baru-baru ini, curahan hati seorang istri asal Malaysia menjadi viral.

Sebab, perempuan tersebut membagikan kisahnya yang langsung diceraikan suami dikarenakan dirinya tak mengalami pendarahan usai berhubungan badan.

Baca Juga : Jangan Berargumen dengan Zodiak Ini di Chatting, Bisa Bertengkar Hubungan Asmara Kandas

Begini penuturan perempuan tersebut yang menjadi perbincangan warganet:

Saya tidak mengalami pendarahan setelah pertama kali kami melakukan hubungan seks. Dia sangat kesal dan marah tentang hal itu.

Dia menuduh saya tidak perawan, tetapi ini pertama kalinya saya berhubungan seks.

Kami mencoba lagi selama beberapa minggu tetapi masih belum ada darah.

Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Tidak Ada Perdarahan Saat Pertama Kali Berhubungan Intim, Tanda Tidak Perawan?

Baca Juga : Berita Kesehatan Kehamilan: Atasi Mual Muntah Lewat Pola Makan & Susu

Setelah mencoba selama beberapa bulan, dia menceraikan saya setelah berhubungan seks karena masih belum ada darah.

Sekarang saya tidak tahu bagaimana memberi tahu keluarga saya alasan saya bercerai.”

Curahan hati perempuan tersebut sontak membuat kaget warganet. Sepicik itukah pemikiran sang suami mengenai keperawanan?

Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Olahraga Dapat Merusak 'Keperawanan'? Ini Penjelasan Dokter!

Banyak warganet yang mengomentari mengapa beberapa pria begitu terobsesi dengan keperawanan hingga mencari tahu keperawanan pasangannya dengan cara tradisional, yaitu dengan memastikan apakah pasangannya mengalami pendarahan usai berhubungan.

Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Adakah Risiko Jika Melakukan Peremajaan Vagina?

Benarkah setiap perempuan yang perawan selalu mengalami pendarahan usai berhubungan badan?

Ternyata, keperawanan seseorang tidak bisa dilihat dari tanda pendarahan usai berhubungan badan Moms.

Dikutip dari Kompas.com, Dr Budi ML, SpOG, dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Jatisampurna, menegaskan bahwa virginitas tak bisa diukur dari robeknya selaput dara.

Baca Juga : Mantan Suami Elly Sugigi Nikahi Perempuan Lebih Tua, Begini Potret Istri Baru Ferry Anggara

Tak bisa juga dilihat secara kasat mata melalui ciri-ciri fisik seperti payudara turun atau pinggul yang mengendur.

"Keperawanan harus dilihat dan diperiksa melalui tes medis yang dilakukan oleh dokter ahli. Tidak bisa dilihat dari fisik saja," ucapnya kepada GHS.

Memang masih terus beredar mitos di kalangan remaja maupun orang dewasa bahwa perempuan yang sudah tidak perawan dapat diketahui dari tanda-tanda fisiknya, seperti pantat turun, payudara mengendur, atau cara berjalan yang tidak lagi lurus.

Menurut Dr Budi, mitos tersebut sebenarnya keliru, tetapi karena telanjur diyakini oleh sebagian masyarakat, seolah-olah benar.

Begitu juga dengan mitos keperawanan yang diukur dari perdarahan yang timbul akibat pecahnya selaput dara.

 

"Selama ini masyarakat berpendapat bahwa keperawanan seseorang akan hilang ketika berhubungan seksual, yang menyebabkan pecahnya selaput dara. Padahal, selaput dara kondisinya berbeda antara satu wanita dengan lainnya," ujarnya.

Ada selaput dara yang tipis sehingga lebih mudah robek atau pecah. Ada pula selaput dara yang sangat kuat atau liat sehingga tidak mudah pecah.

Yang perlu dipahami juga, pecahnya selaput dara tidak harus melalui hubungan seksual saja.

"Aktivitas olahraga seperti senam, benturan karena jatuh, dan lainnya juga bisa menyebabkan selaput dara sobek," tuturnya.

Baca Juga : Mantan Suami Nikah, Elly Sugigi Geram Dibanding-bandingkan; 'Tetep Lebih Cantik Saya'

Penggunaan tampon saat menstruasi juga dapat menyebabkan selaput dara robek.

Selain itu, setiap perempuan memiliki elastisitas selaput dara yang berbeda. Ada yang mudah sobek karena olahraga atau berhubungan badan, ada juga yang sangat kuat sehingga tidak sobek meski sudah berhubungan badan berkali-kali.

Jadi, perdarahan pada saat hubungan seksual tidak bisa dijadikan tolok ukur menilai keperawanan seorang perempuan.

Justru perdarahan bisa saja terjadi karena pengencangan atau ketegangan pada vagina, yang sering disebut kelainan vaginismus, pada saat hubungan seksual.

Kondisi ini menandakan si perempuan tidak bisa menikmati hubungan intim, malah bisa saja ia merasa sakit dan tersiksa.