Masyarakat Indonesia Darurat Sedentari, Cegah dengan Rutin Lakukan Aktivitas Fisik

By Finna Prima Handayani, Jumat, 7 Desember 2018 | 17:47 WIB
Mulai perbanyak aktivitas fisik untuk mengurangi gaya hidup sedentary (freepik)

Nakita.id - Gaya hidup sedentary atau kurang aktivitas fisik telah menjadi salah satu isu penting dalam dunia kesehatan Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk di atas 10 tahun yang menerapkan gaya hidup sedentary.

Yaitu dari 26,1% pada tahun 2013 menjadi 33,5% pada tahun 2018. Fakta ini memberikan risiko adanya peningkatan penyakit degeneratif pada masyarakat Indonesia akibat sedentary.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga melakukan kampanye 'Pentingnya Olahraga Bagi Kesehatan' untuk mengurangi sedentary.

Baca Juga : Lakukan Olahraga Kickboxing Saat Hamil, Amankah untuk Janin?

Kampanye tersebut mengajak masyarakat Indonesia rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.

Kampanye pun dilakukan sejalan dengan Global Action Plan for Physical Activity dari World Health Organization (WHO).

Yaitu peningkatan kebiasaan hidup sehat dengan aktif bergerak dan penekanan angka sedentary sebesar 10% di tahun 2025 hingga 15% di tahun 2030.

Menurut drg. Kartini Rustandi, M.Kes, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kemenkes RI, daripada menerapkan gaya hidup sedentary, aktivitas fisik lebih memiliki banyak manfaat untuk tubuh.

Baca Juga : Manfaat Kickboxing pada Ibu Hamil, Cocok untuk Persiapan Persalinan!

"Untuk mengatasi masalah ini (sedentary), pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang salah satu fokusnya adalah aktivitas fisik," ujar Kartini dalam acara media briefing Kampanye " Ayo Indonesia Bergerak" (07/12/2018), di kawasan Borobudur, Jakarta Pusat.

Kartini melanjutkan, Kemenkes RI juga berupaya untuk membangun 4 pilar sesuai dengan target Global Action Plan for Physical Activity dari WHO.

"Aksi ini ingin menciptakan individu aktif, masyarakat aktif, lingkungan aktif, dan sistem aktif. Salah satunya dengan simbolisasi pelemparan bola 'Ayo Indonesia Bergerak' pada perayaan Hari Kesehatan Nasional 2018 lalu," tambah Kartini.

Lalu, menurut dr. Michael Triangto, SpKO, aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh Moms dan Dads yaitu harus berprinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur).

Baca Juga : Kenali Gejala Stroke, Cegah dengan Hindari Olahraga yang Terlalu Keras

"Baik yaitu aktivitas fisik disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan. Benar yaitu aktivitas fisik dilakukan secara bertahap mulai dari pemanasan, latihan inti, dan pendinginan.

Terukur yaitu aktivitas fisik dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan. Serta teratur yaitu aktivitas fisik dilakukan teratur 3 hingga 5 kali dalam seminggu," jelas Michael pada kesempatan sama. 

Moms dan Dads sebenarnya dapat melakukan aktivitas fisik setiap hari walaupun sering disibukan dengan pekerjaan kantor.

"Sesungguhnya aktivitas fisik dapat dilakukan dengan mudah di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat umum.

Contoh mudahnya adalah memilih menggunakan tangga daripada lift, serta mengikuti kegiatan senam di kantor," ucap Michael. 

Acara media briefing 'Ayo Indonesia Bergerak' oleh Kemenkes RI

Baca Juga : Gemar Berolahraga, Anak Donna Agnesia Tumbuh sebagai Anak yang Aktif!

Apabila Moms dan Dads lebih sering melakukan aktivitas fisik, maka dapat membuat tubuh lebih bugar dan terhindar dari penyakit berbahaya seperti diabetes, jantung koroner, darah tinggi, dan lainnya. (*)