5 Mitos Tentang Tabir Surya yang Dibantah Para Ahli, Moms Wajib Tahu!

By Fadhila Afifah, Senin, 10 Desember 2018 | 08:32 WIB
Mitos tentang sunscreen (Melpomenem / iStockphoto)

2. Kerusakan akibat sinar matahari hanya dapat terjadi pada hari yang panas terik dan cerah

Banyak yang percaya bahwa kerusakan yang ditimbulkan sinar UV terjadi saat matahari bersinar terik, namun nyatanya kerusakan kulit karena UV tidak bergantung pada suhu dan musim panas.

Kerusakan atau dampak penyakit akibat sinar matahari dapat terjadi bahkan pada hari-hari yang dingin dan berawan, saat sinar matahari hanya menembus awan.

Baca Juga : Terlalu Banyak Makan Buah Semangka, Waspada 6 Dampak Negatif Ini!

Jika Moms memiliki akses ke indeks UV di internet atau ramalan cuaca, perhatikan bahwa angka apa pun di atas 3 menunjukkan bahwa perlindungan matahari diperlukan.

3. Orang-orang dengan warna kulit yang lebih gelap secara alami dilindungi dari matahari

Melanin adalah pigmen alami yang memberi warna pada kulit dan biasanya diproduksi lebih banyak pada orang berkulit gelap.

Baca Juga : 10 Risiko Kesehatan yang Terjadi Jika Banyak Konsumsi Biji Ketumbar

Menurut Dr. Maritza Perez, profesor dermatologi klinis di Columbia University di New York City, pigmen memang menawarkan beberapa tingkat perlindungan.

Tetapi kulit gelap tidak menjamin perlindungan terhadap kerusakan akibat sinar matahari dan kanker kulit.

Dr. Perez menambahkan bahwa mitos ini berbahaya karena orang-orang yang memiliki kulit lebih gelap mungkin menganggap tabir surya tidaklah penting, membuat mereka jadi rentan terserang kanker.

"Jadi, sementara kanker kulit jauh lebih umum di antara orang-orang berkulit terang, itu cenderung menjadi lebih mematikan di antara orang kulit berwarna," katanya.

Baca Juga : Jadikan Bibir Sehat Merona Alami dengan 2 Masker Ini Saat Malam Hari