Hamil Lima Bulan, Begini Cara Nabila Syakieb Jaga Kandungannya Sesuai Tradisi Leluhur

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 2 Oktober 2017 | 04:55 WIB
Hamil Lima Bulan, Begini Cara Nabila Syakieb Jaga Kandungannya Sesuai Tradisi Leluhur (Santi Hartono)

Baca juga : Merasa Gerah dengan Mitos Kehamilan yang Salah, Ini Pandangan Sandra Dewi Tentang Ibu Hamil

Mitos 2: Menenggak sirup obat batuk bantu kehamilan

Mitos kehamilan ini sudah beredar luas sejak era ’80-an dan harus diakhiri sekarang. Teori di balik mitos ini ada hubungannya dengan salah satu bahan yang umum ditemukan dalam sirup obat batuk: guaifenesin.

Dalam sebuah penelitian tahun 1982, obat batuk dianggap pendorong kesuburan yang potensial karena kemampuannya menipiskan lendir serviks, sehingga memudahkan perjalanan sperma bertemu sel telur.

Namun, mengingat tak pernah ada penelitian yang bisa membuktikan teori di atas, sebaiknya Ibu tidak mengikuti saran aneh tersebut.

Faktanya, zat antihistamin dalam obat batuk memberi dampak buruk bagi kesuburan bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan.

Mitos 3: Adopsi bayi, “pemancing” kehamilan.

Saran ini, walaupun tak pernah ada bukti ilmiahnya, terus menyebar dari waktu ke waktu. Banyak calon Ibu  menjadikannya pedoman karena melihat mitos kehamilan ini berhasil pada beberapa orang.

Mengadopsi anak tentu adalah hal yang baik. Akan tetapi, anggapan adopsi sebagai “pemancing” sebaiknya dianggap sebagai sebuah kebetulan saja dan jangan dijadikan ekspektasi untuk bisa hamil.

Baca juga : Catat! Ini 3 Mitos Melahirkan yang Ternyata Disalahkan Para Ahli

Mitos 4: Pil KB bikin susah hamil

Faktanya, pil KB tidak pernah memengaruhi kesuburan Ibu. Penelitian menunjukkan, saat Ibu berhenti mengonsumsi pil KB, ovulasi akan segera terjadi selang waktu tiga bulan, atau mungkin lebih cepat lagi.

Malahan, lebih lanjut dikatakan, pil KB bisa berperan sebagai pelindung rahim. Pil mampu memperlambat atau bahkan mencegah timbulnya kista rahim dan endometriosis.

Endometriosis adalah sebuah kondisi dimana jaringan rahim tumbuh di luar rahim, misalnya pada organ-organ lain seperti tuba falopi dan ovarium. Kista dan endometriosis ini dapat mengganggu ovulasi. (*)