Hamil Lima Bulan, Begini Cara Nabila Syakieb Jaga Kandungannya Sesuai Tradisi Leluhur

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 2 Oktober 2017 | 04:55 WIB
Hamil Lima Bulan, Begini Cara Nabila Syakieb Jaga Kandungannya Sesuai Tradisi Leluhur (Santi Hartono)

Nakita.id - Pesinetron Nabila Syakieb kini dikabarkan tengah berbahagia menikmati kehamilan pertamanya.

Kini, memasuki usia kandungan yang kelima bulan, Nabila mengungkapkan bahwa ia tak merasa rewel dan mengalami sindrom ibu hamil pada umumnya seperti mual dan muntah.

"Hamil lima bulan, didoain aja ya. Aku tuh alhamdulillah banget enggak muntah, enggak pusing, enggak ngidam. Alhamdulillah digampangin banget hamilnya. Aku malah hobi makan," tutur Nabila.

Walau terbilang banyak makan, perempuan 31 tahun ini cukup selektif memilih makanan-makanan sehat untuk asupannya sehari-hari.

"Cuma sekarang enggak bisa makan yang mentah-mentah kayak salad, aku suka banget. Kalau sushi harus yang matang. Yang penting disarankan dokter menurut aja, sama makan makanan sehat sih," ungkap Nabila

Tapi, kehamilan pertamanya ini memang baru diketahui setelah ia memberitahukan kepada publik saat usia kandungannya lebih dari empat bulan.

Baca juga : 5 Mitos Kehamilan yang Unik

Ternyata, istri dari Reshwara Argya Ardinal ini sengaja go public saat kandungannya sudah memasuki usia lebih dari 4 bulan.

"Katanya pamali persiapin perlengkapan cepat, katanya harus tujuh bulan, jadi aku belum persiapin apa-apa, nanti tunggu tujuh bulan," jelas mantan model tersebut.

Dirinya mengaku melakukannya lantaran mengikuti petuah dari para leluhur untuk menjaga kehamilan pertamanya itu.

Nabila memang percaya tradisi atau kebiasaan orangtua dulu. Bahkan, awalnya ia tak mau membicarakan kondisi kehamilannya secara terang-terangan.

"Kalau belum sampai 4 bulan katanya enggak boleh go public. Makanya aku baru go public setelah 4 bulan," tambahnya.

Untuk urusan menjaga kehamilan, Nabila juga sangat taat dengan tradisi para leluhur.

"Itu aja aku lumayan nurut sih sama tradisi orang dulu," terangnya.

Baca juga : 4 Ketakutan Ibu Hamil yang Ternyata Mitos Belaka

Meski demikian, ia juga tetap berkonsultasi kepada dokter kandungan agar kesehatan dirinya dan juga calon bayinya tetap terjaga sampai persalinan tiba.

"Yang pasti kalau ada apa-apa aku tanya ke dokter. Untungnya dokter aku informatif banget, jadi aku banyak nanya aja," tutupnya.

Berkaitan dengan kepercayaan orang dulu terkait dengan kehamilan, berikut empat mitos kehamilan yang perlu Ibu simak:

Mitos 1: Supaya hamil bayi kembar, makan singkong

Mitos kehamilan ini mulai muncul saat para peneliti berkunjung ke sebuah desa di Afrika bernama Igbo-Ora, salah satu daerah yang memiliki tingkat kelahiran kembar tertinggi di dunia.

Hasil pengamatan menunjukkan, kesukaan masyarakat Igbo-Ora mengonsumsi singkong bisa jadi pendorong tingginya kemungkinan lahir kembar.

Memang pernah ada satu penelitian yang mengaitkan singkong dengan kesuburan.

Akan tetapi, karena ini hanya hasil penelitian seorang mahasiswa dari Yale University yang belum dibuktikan secara resmi, maka untuk sementara singkong harus masuk kategori mitos.

Baca juga : Merasa Gerah dengan Mitos Kehamilan yang Salah, Ini Pandangan Sandra Dewi Tentang Ibu Hamil

Mitos 2: Menenggak sirup obat batuk bantu kehamilan

Mitos kehamilan ini sudah beredar luas sejak era ’80-an dan harus diakhiri sekarang. Teori di balik mitos ini ada hubungannya dengan salah satu bahan yang umum ditemukan dalam sirup obat batuk: guaifenesin.

Dalam sebuah penelitian tahun 1982, obat batuk dianggap pendorong kesuburan yang potensial karena kemampuannya menipiskan lendir serviks, sehingga memudahkan perjalanan sperma bertemu sel telur.

Namun, mengingat tak pernah ada penelitian yang bisa membuktikan teori di atas, sebaiknya Ibu tidak mengikuti saran aneh tersebut.

Faktanya, zat antihistamin dalam obat batuk memberi dampak buruk bagi kesuburan bila dikonsumsi dalam dosis berlebihan.

Mitos 3: Adopsi bayi, “pemancing” kehamilan.

Saran ini, walaupun tak pernah ada bukti ilmiahnya, terus menyebar dari waktu ke waktu. Banyak calon Ibu  menjadikannya pedoman karena melihat mitos kehamilan ini berhasil pada beberapa orang.

Mengadopsi anak tentu adalah hal yang baik. Akan tetapi, anggapan adopsi sebagai “pemancing” sebaiknya dianggap sebagai sebuah kebetulan saja dan jangan dijadikan ekspektasi untuk bisa hamil.

Baca juga : Catat! Ini 3 Mitos Melahirkan yang Ternyata Disalahkan Para Ahli

Mitos 4: Pil KB bikin susah hamil

Faktanya, pil KB tidak pernah memengaruhi kesuburan Ibu. Penelitian menunjukkan, saat Ibu berhenti mengonsumsi pil KB, ovulasi akan segera terjadi selang waktu tiga bulan, atau mungkin lebih cepat lagi.

Malahan, lebih lanjut dikatakan, pil KB bisa berperan sebagai pelindung rahim. Pil mampu memperlambat atau bahkan mencegah timbulnya kista rahim dan endometriosis.

Endometriosis adalah sebuah kondisi dimana jaringan rahim tumbuh di luar rahim, misalnya pada organ-organ lain seperti tuba falopi dan ovarium. Kista dan endometriosis ini dapat mengganggu ovulasi. (*)