Mantan Puteri Indonesia Gugat Cerai Suaminya, Ini Alasan Umum Perempuan Ajukan Gugatan Cerai

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 17 Desember 2018 | 15:39 WIB
ilustrasi pasangan (pexels.com/Vera Arsic)

Nakita.id - Setelah kasus perceraian Gading Marten dan Gisella Anastasia, kini tengah bergulir pula proses perceraian mantan Puteri Indonesia 2002.

Mantan Puteri Indonesia 2002, Melanie Putria Dewita Sari, atau yang akrab dengan nama Melanie Putria dikabarkan menggugat cerai sang suami.

Melanie Putria menggugat cerai Angga Puradiredja, vokalis Maliq & D'Essentials.

Baca Juga : [VIDEO] Mom's Diary - Cerita Melanie Putria Kenapa Belum Membiarkan Si Kecil Tidur Sendirian

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Humas Pengadilan Agama Jakarta Barat, Abdul Hadi, melansir dari Kompas.com.

Melanie Putria Gugat Cerai Angga Vokalis Maliq & D'Essential

Memang betul (Melanie ajukan gugatan cerai), sidang pertama 8 Januari tahun depan," kata Abdul kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Senin (17/12/2018).

Dia mengatakan, Melanie mendaftarkan gugatan cerainya ke PA Jakarta Barat pada 23 November 2018 lalu melalui kuasa hukumnya, Indah Dewi Yani.

Gugatan tersebut sudah terdaftar dengan nomor perkara 3247/Pdt.G/2018/PA.JB.

Baca Juga : Gugat Cerai Gading Marten, 9 Bulan Lalu Gisel Curhat Suaminya Sudah Tak Romantis!

Namun, perihal alasan Melanie menggugat cerai Angga, Abdul tak dapat memberikan informasi tersebut.

"Alasannya (gugat cerai) saya belum baca (berkasnya), tapi memang benar ada gugatan," ucap Abdul.

Melanie Putria dan Angga Puradiredja melangsungkan pernikahan pada 7 Maret 2010 lalu.

Selama delapan tahun menikah, mereka dikaruniai seorang putra.

Kisah Gisel dan Melanie ini seolah menjadi pertanyaan masyarakat karena belakangan ini marak seorang istri yang menggugat cerai suaminya.

Baca Juga : Suami Shezy Ingin Cerai Sejak Setahun Nikah, Fenomena 'Ganjil' Usia Pernikahan Rentan Perceraian

Ada beberapa alasan yang mendasari gugatan cerai dari seorang istri.

Biasanya, alasan perselingkuhan dan perdebatan tanpa akhir menjadi penyebab utama.

Melansir dari Daily Mail, faktanya hanya 29,2 persen perempuan menceraikan suaminya karena perselingkuhan, 10,9 persen perempuan menceraikan karena pertengkaran.

Akan tetapi, menurut Christine Wilke, seorang ahli terapi perkawinan di Easton, Pennsylvania, mengungkap bahwa kadang perempuan tak menyadari masalah perkawinannya sehingga memutuskan bercerai.

"Itulah mengapa keterampilan komunikasi yang bik menjadi unsur kunci pernikahan yang sehat," ujar Wilke seperti yang dilansir dari HuffPost.

Baca Juga : Orangtuanya Bercerai Sejak Denny Sumargo dalam Kandungan, Begini Perjuangannya untuk Tumbuh Tanpa Sosok Ayah

Di bawah ini, Wilke mengelompokkan alasan umum seorang perempuan mengajukan gugatan cerainya.

1. Merasa adanya beban dalam perkawinan

Pernikahan yang sehat adalah ketika kedua belah pihak saling mendominasi.

Menurut Kristin Davin, seorang psikolog dan meditator idi New York City, tidak adanya pembagian dan hanya salah seorang yang dominan, menjadi salah satu alasan pasangan memutuskan bercerai.

"Wanita-wanita ini merasa mereka membawa beban hubungan, melakukan sebagian besar pekerjaannya sehingga menimbulkan emosi dan terus-menerus harus menemukan dan berusaha memperbaiki rumah tangga agar tetap hidup," ujar Dabin.

"Itu sebabnya ia akan frustasi dan tidak merasa adanya timbal-balik dari pasangan."

Baca Juga : Pernikahan Lindswel Kwok Terus Disoroti Publik, Perempuan Ini Bocorkan Sifat Asli Ratu Wushu

2. Memiliki argumen yang sama

Memiliki argumen yang sama dalam hubungan kerap kali dinilai sebagai suatu hal yang menyenangkan karena selalu cocok dan juga tak ada perbedaan.

Kenyataannya, hal tersebut justru akan mematikan perkawinan.

Memiliki kesamaan yang sama dalam berargumen membuat apsangan tidak memiliki perdebatan dan juga pemecahan masalah dalam komunikasi.

Sehingga, saat dihadapkan sebuah masalah, wanita merasa bahwa suaminya juga tak akan memiliki jalan keluar.

3. Ketidakpuasan seksual

Banyak pasangan, terutama wanita, menjadikan hubungan seksual menjadi barometer terbaik untuk kesehatan perkawinan mereka.

Ketika seorang wanita merasa bahwa kehidupan seksualnya memiliki masalah, di situlah masalah perkawinan akan muncul.

Baca Juga : Deretan Selebritis ini Tetap Setia Hingga Maut Memisahkan, Begini Kunci Rumah Tangga Harmonis Hingga Akhir Hayat yang Mudah Diterapkan!

"Para istri dalam pernikahan akan merasa frustasi saat kebutuhan seksual mereka seolah mengalami "kelaparan" dalam hal kepuasan," ujar Davin.

"Atau kadang masalahnya adalah, bisakah pasangan saling menyayangi, tanpa adanya hubungan seks yang berkualitas? Keintiman seksual dapat dengan mudah jadi masalah yang mendorong perceraian."

4. Tidak memiliki komunikasi emosional sebaik dulu

Banyak wanita yang sudah lama menikah didorong untuk bercerai karena mereka tidak lagi terikat secara emosional oleh pasangan mereka, kata Wilke.

"Bahkan, saya akan mengatakan itu adalah alasan nomor satu wanita mengakhiri pernikahan mereka," ujar Wilke.

"Masalah ini khususnya membuat pasangan yang tidak bahagia, lebih rentan berselingkuh dan memiliki koneksi lain di luar perkawinan."

5. Wanita melampaui pasangannya

Tak dapat dipungkiri bahwa seseorang akan tumbuh sebagai individu yang memiliki hambatan di sepanjang hidupnya.

Baca Juga : Diisukan Jadi Istri Kedua, Karir Aktris Ini Tetap Gemilang, Rumah Tangga Adem Ayem

Menurut Anne Crowley, psikolog di Austin, Texas, mengatakan bahwa adanya perubahan dalam perkawinan, baik komunikasi dan juga intensitas, dapat memicu perceraian.

"Seringkali sang istri sudah mencoba memperbaiki hubungan dengan menawarkan hal baru, tetapi suaminya menolak. Sehingga tidak adanya rasa dihargai dan tidak mau merasa kecewa dengan pola yang sama," ujar Crowley.

6. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan perkawinan

Kerap kali, masalah sudah berlangsung sejak lama, seperti memendam emosi, marah, kecemburuan, dan lain sebagainya yang sudah tak terkendali.

Menurut Winifred Reilly, ahli terapi perkawinan dan keluarga di Berkeley, California, "Apa yang saya dengar lagi dan lagi, adalah bahwa mereka lebih memilih mengakhiri pernikahan mereka daripada menghadapinya lagi, beberapa waktu ke depan dengan masalah yang tak kunjung selesai, atau membaik."

Setelah bertahan beebrapa lama, wanita menyadari bahwa mereka tak layak hidup bersama pasangannya karena selalu muncul ketegangan dan kekecewaan, hari demi hari.

Baca Juga : Dari Sule Hingga Lidya Kandou, Berbagai Fenomena Pernikahan Harmonis Tiba-tiba Cerai, Kenali CirinyaBaca Juga : Dari Sule Hingga Lidya Kandou, Berbagai Fenomena Pernikahan Harmonis Tiba-tiba Cerai, Kenali Cirinya

"Kadang-kadang, terlepas dari cinta, komitmen, dan upaya terbaik mereka untuk tetap menikah, orang hanya mencapai titik tanpa harapan dan memilih untuk berpisah," ujar Reilly.

Melansir dari Kompas.com, di tahun 2015 saja, peningkatan prosentase istri menceraikan suaminya lebih besar daripada suami menggugat istrinya.

2015 silam, ada 65 persen gugatan cerai datang dari pihak perempuan.

Tingginya perkara istri yang meminta cerai kepada suami ternyata juga terjadi ditahun 2016 ini. Bulan Januari 2016 saja pihaknya telah menangani 89 perkara perceraian.

"41 perkara sudah diputuskan dan 8 lapiran dicabut sementara sisanya masih proses. Nah khusus perkara cerai talak itu hanya 18 dan cerai gugat atau istri ceraikan suami jumlahnya sampai 55 perkara. Ini untuk bulan Januari 2016 saja," katanya.

Menurut dia, tingginya kasus istri menggugat cerai karena suami tidak mempunyai tanggung jawab.

"Ini yang jadi alasan utama dibanding faktor lain seperti KDRT dan adanya pihak ketiga," katanya.