Perempuan Tergemuk Di Dunia Akhirnya Meninggal. Waspadai Dampak Dari Obesitas

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 4 Oktober 2017 | 05:00 WIB
Sebetulnya Eman sudah menjalani operasi bariatrik - prosedur bypass pada lambung untuk mengecilkan perut pada bulan Juni 2017. Operasi ini berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 100 kilogram di Rumah Sakit Saifee. (Santi Hartono)

Sekarang ini, banyak ditawarkan berbagai teknik pelangsingan tubuh, mulai dari jamu gendongan, terapi pelangsingan tubuh hingga operasi sedot lemak. Tetapi demikian, banyak juga yang tidak berhasil. Hal ini dikarenakan kegemukan merupakan masalah yang rumit.

Fenomena ini menunjukkan besarnya masalah kegemukan di masyarakat. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi kelebihan bobot badan, diantaranya pemanfaatan bahan kimia sintetik untuk meningkatkan kemampuan aktivitas tubuh, olahraga secara teratur, pengaturan makanan, dan pemanfaatan bahan alam dari tumbuh-tumbuhan. Pengaturan pola makan dapat menyingkirkan lemak sepanjang kita terus berusaha mempertahankannya.

Di samping mengatur pola makan, untuk menghilangkan kegemukan perlu ada aktivitas fisik yang memadai. Menurut penelitian terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), aktivitas fisik yang tidak memadai menyebabkan kematian 3,2 juta orang per tahun dan orang yang tidak aktif memiliki risiko kematian 20% sampai 30% lebih besar daripada orang yang aktif secara fisik.

Sema Attila, yang memiliki gelar Ph.D. dalam bidang Kedokteran dari Universitas Hacettepe, di Turki, mengatakan aktivitas fisik yang tidak memadai merupakan salah satu faktor risiko utama di antara penyebab kematian di dunia.

Baca juga: Komplikasi Obesitas Diabetes Sebabkan Austisme Cacat Intelektual

"Diperkirakan bahwa 21%  sampai 25%  kanker payudara dan usus besar, 27% diabetes dan 30% penyakit jantung iskemik disebabkan terutama karena tidak aktivitas fisik," katanya.

Seperti yang ditunjukkan oleh data WHO baru-baru ini, 23 % orang dewasa yang berusia di atas 18 tahun tidak cukup berolahraga. Padahal gaya hidup yang tidak aktif adalah masalah penting tidak hanya untuk kelompok usia dewasa tetapi juga untuk anak-anak dan remaja karena 81%  remaja berusia antara 11 dan 17 di dunia tidak cukup berolahraga. 

Namun, banyak hal bisa berubah dengan sedikit penyesuaian gaya hidup kita. (*)