Ini Bu, Pentingnya Tahu Cara Memerah ASI yang Benar.

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 13 November 2017 | 03:30 WIB
Ini Kriteria Pompa ASI Terbaik (Saeful Imam)

Nakita.id - Momen setelah persalinan, setiap ibu dihimbau untuk terus melanjutkan ke iniasiasi menyusu dini (IMD). Tujuannya selain mendekatkan Ibu dengan bayi yang baru lahir lewat kontak kulit ke kulit, juga untuk merangsang agar ASI cepat keluar.

Sayangnya, tak semua ibu  sukses menyusui bayinya sejak awal. Ada yang membutuhkan waktu lebih lama agar pelekatan dan refleks mengisap bayi terjadi dengan tepat. Ada juga yang menganggap bahwa ASI mereka susah keluar, sehingga memutuskan untuk memberikan bayinya susu formula.

Hal ini membuat Bidan Ani Sriwedari dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tidak setuju. Ia menegaskan, “ASI itu tidak ada yang tidak keluar!”

Baca juga : 4 Penyebab Susu Formula Bisa Memicu Kegemukan pada Bayi

Bagaimana mekanismenya?

Pada saat bayi mengisap payudara, hal ini akan merangsang dasar otak ibu di bagian belakang atau istilah kedokterannya hipofisis posterior dan akan menghasilkan suatu hormon yang dinamakan hormon oksitosin, yang akan mengeluarkan ASI.

Jadi bila bayi benar dalam mengisap, pasti ASI-nya keluar. “Pada saat ASI keluar, gantian, ada rangsangan dasar bagian otak depan dan akan menghasilkan hormon yang berbeda, hormon prolaktin dan akan menggantikan ASI yang tadi keluar,” terang Bidan Ani.

Apabila saat Ibu memerah ASI bisa menghasilkan sebanyak 50 cc, nanti pada saat 1 jam kemudian, hasil perahan ASI juga akan sebanyak 50 cc.

Tapi ada kalanya ibu menyusui malas untuk memerah ASI, sehingga mereka akan berpikir, ‘Oh tunggu saja nanti tiga jam supaya penuh, supaya nanti dapatnya banyak’, tapi nyatanya hasil perahan ASI akan tetap sama, yakni 50 cc.

”Karena enggak akan diisi ASI-nya kalau belum dikeluarkan. Ini yang harus dipahami oleh ibu-ibu semua,” papar Bidan Ani.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap kandungan ASI yang masih diperoleh anak usia 2 tahun yang masih menyusu ibunya.

”Itu sudah kita lakukan penelitian bahwa ASI itu masih mengandung Vitamin C sebanyak 95 %, Vitamin A sebesar 45 %, energi 31 %, dan protein 38 %.”

Faktanya,  anak usia sampai 4 tahun masih boleh diberikan ASI, tetapi bukan menyusu langsung di payudara, melainkan di gelas. ”Kalau umurnya masih 1,5 tahun boleh juga (minum ASI) di botol,” tambah Bidan Ani.

Baca juga : 6 Kesalahan Fatal Saat Menyajikan Susu

Bagaimana cara tepat memerah ASI?

Setelah Ibu memerah ASI, simpanlah di suhu ruangan karena bisa bertahan selama 6-8 jam. Apabila Ibu menyimpan ASI di dalam termos es, maka ASI bisa bertahan sampai 24 jam dan tidak akan basi.

”Kalau di kulkas, kalau di rak-rak pinggirnya bisa 2x24 jam. Kalau disimpan di freezer, freezer ada dua macam,” ucap Bidan Ani.

“Kalau kulkasnya berpintu satu, meski disimpan di freezer hanya bisa bertahan 2 minggu. Tetapi kalau kulkas berpintu dua, artinya freezer punya pintu sendiri, maka ASI yang dibekukan di freezer bisa sampai 3 bulan,” lanjutnya.

Bagaimana cara memberikan kembali ASI perahan pada bayi?

Pertama-tama, keluarkan ASI yang disimpan di kulkas terlebih dahulu, kemudian panaskan dengan air termos, suhunya kurang lebih 70 derajat Celsius. ”Tidak boleh air mendidih karena nanti proteinnya rusak,” tutur Bidan Ani. (*)

Baca juga : 4 Tantangan yang Bikin Ibu Gagal Menyusui