#LovingNotLabelling: 4 Alasan Moms Harus Hindari Labelling pada Anak

By Ine Yulita Sari, Sabtu, 26 Januari 2019 | 19:47 WIB
Cara self hipnosis agar tidak melakukan labelling pada anak (iStock)

Nakita.id - Kita sebagai orang tua seringkali tidak menyadari ada ucapan atau tindakan diri kita yang bisa berdampak buruk terhadap perkembangan anak. 

Seperti memberi label negatif salah satu contohnya. 

Moms sebaiknya berhati-hati dalam memberi label atau cap kepada anak mengenai perilaku, sifat, atau bentuk fisiknya. 

Label negatif sendiri biasanya akan diberikan ketika anak dinilai bodoh, malas, nakal, gendut, dan lain sebagainya.

Padahal, label negatif itu bisa berdampak buruk terhadap rasa percaya diri anak lho Moms!

Bagaimana tidak, ketika anak mendapatkan label negatif dari orang tuanya, maka ia juga akan menilai dirinya sendiri seperti itu.

Setiap kali kita melakukannya, kita jatuh ke dalam jebakan label tanpa menyadari efek dan konsekuensinya yang terbatas. 

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak Terkena Labelling

Dilansir dari sleepingshouldbeeasy.com, berikut ini terdapat empat alasan Moms harus menghindari melabeli anak:

1. Anak akan sulit menunjukkan empati

Ketika berhadapan dengan anak yang menantang, berkemauan keras, melabelinya sebagai "pembuat onar" secara otomatis membuat kita sulit untuk menunjukkan empati dan menyelesaikan masalah. 

Pelabelan menciptakan jarak antara emosi kita dan anak.

Daripada terlibat dengan empati, menempatkan label itu akan menyebabkan hubungan Moms menjauh.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jangan Lagi Nilai Fisik Anak, Berisiko Membuat Depresi

Moms cenderung melihatnya sebagai anak yang sulit atau pembuat onar. 

2. Anak akan merasa buruk tentang dirinya

Anak-anak kita mendengar apa yang Moms katakan tentang mereka dalam percakapan dengan orang dewasa lainnya.

Ketika anak mendengar kita melabelinya dengan kata-kata seperti "gaduh dan ribut" atau "malu-malu dan pemalu," dia merasa sadar diri. 

Apa yang benar-benar dia dengar akan membuat dirinya berpikir "buruk."

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Coba Pahami Si Kecil Agar Tak Terjadi Labelling di Rumah

Dia akan mulai menerima apa yang dilabelkan pada dirinya dan itu akan terbawa sampai dirinya dewasa.

3. Label tidak akurat

Hampir setiap orang (baik kecil atau dewasa) berubah setiap hari! 

Anak-anak mungkin bertindak serius suatu hari dan lucu di hari berikutnya. 

Manusia mampu memiliki banyak emosi, reaksi, dan aspek kepribadian yang kompleks, termasuk anak-anak.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Hindari Labelling, Ibnu Jamil Pilih Berikan Motivasi pada Anak

Tidak mungkin memberi label pada seseorang dan memprediksi setiap tindakan yang akan mereka lakukan. 

4. Membuat lebih sulit untuk memperbaiki perilaku

Labelling memang sangat sulit dilepaskan dari diri. 

Ketika membuatnya disiplin, anak-anak percaya perasaan dan kata-kata negatif kita diarahkan pada mereka sebagai pribadi, bukan pada perilaku mereka.

Jika anak kita tahu bahwa memukul itu “salah,” maka lebih mudah untuk dikoreksi, terutama jika Moms meyakinkannya bahwa kita mencintainya apa pun yang terjadi.

Baca Juga : #Lovingnotlabelling: Usia 3-5 Tahun Si Kecil Sedang Membentuk Karakter, Jangan Diberi Label!