Jangan Diabaikan, Diabetes Bisa Pengaruhi Kehidupan Seksual Pasangan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 5 Februari 2019 | 15:00 WIB
ilustrasi suami istri dan hubungan intim (iStock)

Nakita.id - Diabetes menjadi momok menakutkan bagi banyak orang karena berisiko bagi keselamatan diri sendiri.

Mengutip dari data WHO 2016, 70% dari total kematian di dunia dan lebih dari setengah beban penyakit. 90-95% dari kasus Diabetes adalah Diabetes Tipe 2 yang sebagian besar dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Selain itu, diabetes juga bisa berasal dari faktor keturunan dari orangtua yang menurun ke anaknya secara langsung.

Baca Juga : Kerap Diancam Kematian, Ini Tips Ampuh Panjang Umur untuk Penderita Diabetes

Depkes.go.id menyatakan bahwa Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan dunia.

International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bahwa epidemi Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat.

Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang.

Baca Juga : Awas, Liburan Bikin Kegemukan! Ini Cara Hindari Makan Berlebihan

Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Riskesdas juga menuturkan sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami diabetes tipe 2.

Tapi hanya 26 persen saja yang sudah terdiagnosis, sedangkan sisanya tidak menyadari dirinya mengidap diabetes tipe 2.

Menurut Federasi Diabetes Internasional pada 2015, jumlah diabetesi di Indonesia diperkirakan mencapai 10 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun.

Baca Juga : Imlek 2019, Begini Cara Veronica Tan Rayakan Imlek Bareng Anak-anak Tanpa BTP

Namun, hanya separuh dari mereka yang menyadari kondisinya. Angka ini bukanlah angka yang sedikit.

Diabetes Berpengaruh pada Kehidupan Seksual

Menurut dokter ahli endokrin Kevin Borst, pria penderita diabetes memiliki risiko hampir 50 persen mengalami disfungsi ereksi alias kesulitan mempertahankan ereksi untuk berhubungan seks.

Baca Juga : Imlek 2019, Begini Cara Veronica Tan Rayakan Imlek Bareng Anak-anak Tanpa BTP

Risikonya meningkat seiring usia bertambah. Disfungsi ereksi terjadi akibat rusaknya saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kontrol gula darah jangka panjang yang buruk.

Disfungsi ereksi juga terkait dengan kondisi lain yang umum di antara pria dengan diabetes, seperti tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner dan obesitas.

"Kadar glukosa darah yang meningkat, yang juga menyebabkan pembuluh darah dan kerusakan saraf di bagian lain dari tubuh, dapat menyebabkan masalah dengan aliran darah dan kerusakan saraf pada penis," ungkap Borst.

Baca Juga : Daftar Khasiat Kubis yang Tak Terduga Jika Sering Dikonsumsi

Lantas apa yang mesti dilakukan agar kehidupan seks kembali normal?

1. Mulailah konsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan dapat memberi informasi tentang pengobatan disfungsi ereksi lainnya.

2. Tanyakan apa yang perlu dilakukan untuk mengendalikan diabetes, karena mengelolanya dengan baik merupakan bagian penting dari proses pengobatan.

Baca Juga : Konsumsi Air Jeruk Nipis Ditambah Garam Tiap Bangun Tidur, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh!

"Kontrol gula darah yang hati-hati dapat mencegah kerusakan saraf dan pembuluh darah yang mengarah ke difsungsi ereksi," kata Borst.

3. Masalah kesehatan secara umum, seperti kolesterol tinggi, yang berkontribusi terhadap disfungsi ereksi, juga perlu diatasi.

4. Tanyakan obat apa pun yang diminum — termasuk antidepresan atau obat tekanan darah — yang bisa memperburuk masalah ereksi.

Dokter mungkin dapat mengganti resepnya.

5. Hindari pula faktor lain yang bisa memperburuk kualitas ereksi, seperti merokok dan stres berat.